Ditemukan, Surga Tersembunyi Penuh Bebatuan Prasejarah di Bangka
PANGKAL PINANG, - Destinasi wisata baru yang selama ini bagaikan surga tersembunyi ditemukan di daerah Belinyu, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Obyek wisata berupa pantai sepanjang hampir satu kilometer ini dipenuhi bebatuan metamorf yang usianya ditaksir mencapai ratusan juta tahun.
Perjalanan panjang harus dilewati untuk menjangkau kawasan pantai yang terletak di Desa Pejem, Kabupaten Bangka itu. Untuk mencapai lokasi, dibutuhkan sedikit kehati-hatian karena akses jalan yang belum memadai.
BACA: 5 Hidangan Khas Bangka Belitung, Daerah Asal Ahok
Tim perintis yang tergabung dalam Masyarakat Pecinta Alam (Maraspala) Indonesia yang dibagi dalam beberapa tim menyambangi lokasi tersebut. Mereka berjalan kaki serta menggunakan sepeda motor.
Tantangan medannya cukup memacu adrenalin seperti melewati jembatan kayu, menyusuri pantai, hingga melintasi titian kayu yang dibuat sederhana oleh nelayan setempat.
Kawasan pantai yang bahkan belum memiliki nama ini terpaut hampir satu jam perjalanan dari desa terdekat. Di kawasan pantai ini, hanya terdapat beberapa rumah kayu milik Suku Lum yang disebut-sebut sebagai suku asli Bangka.
Rombongan pun berkesempatan singgah di rumah warga yang seakan terkucil dari kehidupan luar tersebut. Sembari melepas penat, segarnya buah kelapa bisa dinikmati.
Perjalanan pun dilanjutkan. Sebuah perbukitan dengan pepohonan yang cukup lebat harus dilewati. Usai hill walking selama hampir setengah jam, rombongan akhirnya tiba di pantai penuh bebatuan metamorf.
Bebatuan metamorf diduga berasal dari perubahan suhu dan tekanan lapisan bumi yang berlangsung sejak jutaan tahun lalu.
“Keberadaan bebatuan ini diperkirakan sudah ada sebelum masa dinosaurus,” kata Sober, peneliti bebatuan yang tergabung dalam Maraspala Indonesia, Sabtu (2/9/2017).
BACA: Bukit Gebang, Tempat Foto Instagramable di Bangka Selatan
Ia menilai, bebatuan ini masuk dalam peta jalur Geologis Pemali dan sangat langka. Melalui bebatuan ini, bisa diukur usia dan proses terjadinya Pulau Bangka.
“Untuk pengembangan bisa dibuat konsep Geopark. Ini sangat bermanfaat bagi daerah termasuk masyarakat sekitar,” ujarnya.
Pemandangan alam yang memesona terhampar memanjakan mata. Gugusan bebatuan bertebaran di sepanjang pantai yang berhadapan langsung dengan laut China Selatan. Ukuran bebatuan bervariasi, mulai dari diameter lima puluh senti hingga gugusan batuan yang membentuk sebuah pulau.
Terkini Lainnya
- Wahana Seru yang Ada di Sadranan Park, Bisa Naik Monorel
- Simak Rute Menuju ke Sadranan Park Gunungkidul
- Hotel Berbintang di Mandalika Penuh Jelang MotoGP 2024, Wisatawan Diarahkan Pesan di Mataram dan Senggigi
- Fasilitas Lengkap Berwisata di Sadranan Park Gunungkidul, Apa Saja?
- Harga Hotel di Mandalika Mahal Jelang MotoGP 2024, Sandiaga Ingatkan Ada Tarif Batas Atas
- Harga Tiket Masuk Sadranan Park 2024
- Jelang MotoGP Mandalika 2024, Pelita Air Akan Buka Rute Jakarta-Lombok mulai 19 September 2024
- Gerbang Neraka di Turkmenistan, dari Kecelakaan Jadi Daya Tarik Wisata
- Dampak Kunjungan Paus Fransiskus, Okupansi Hotel Sekitar GBK Naik hingga 25 Persen
- Jelajah Hutan Poco Ndeki sambil Amati Elang Flores di Manggarai Timur
- Bikin Perjalanan Makin Nyaman, Ini 3 Tip Sewa Mobil Aman Saat Liburan di Bali
- 6 Kesalahan Tamu Hotel Saat Menginap yang Sering Terjadi
- Bandara Internasional Komodo Terus Benahi Layanan untuk Kenyamanan Wisatawan
- Keseruan Bermain Air di Waterboom The Gondang Park
- Jam Buka dan Harga Tiket The Gondang Park Klaten