pesonadieng.com

Bagaimana Pandemi Covid-19 Mengubah Industri Pariwisata?

Ilustrasi Nusa Tenggara Timur - Bukit Cinta, Labuan Bajo.
Lihat Foto

JAKARTA, – Pandemi virus corona (Covid-19) menghentikan hampir seluruh kegiatan pariwisata dunia.

Kendati demikian, Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri, menuturkan bahwa pandemi membawa peluang untuk merubah industri pariwisata.

Baca juga: Indonesia-Malaysia Kerja Sama di Bidang Pariwisata untuk Dapatkan Kepercayaan Dunia

“Apa yang krisis ini ajarkan kepada kita adalah kemampuan untuk beradaptasi. Covid-19 mempercepat evolusi industri dan digitalisasi seluruh layanan,” kata Nancy dalam webinar berjudul “REset REstart REcover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020).

Pergerakkan masyarakat dibatasi ketika Movement Control Order (MCO) diberlakukan di Malaysia. Saat itu, jelas Nancy, warga Malaysia menggunakan media sosial untuk membaca berita seputar wabah, mengobrol dengan kerabat, dan produktif dalam pekerjaan.

Hal tersebut membuat teknologi digital dimanfaatkan secara masif oleh pelaku industri pariwisata di Malaysia selama pandemi berlangsung.

“Pemasaran digital sudah menjadi new normal. Terlebih dalam pemasaran produk dan layanan pariwisata,” ujar Nancy.

ILUSTRASI - Turis asing di Nusa Penida, Bali.Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf ILUSTRASI - Turis asing di Nusa Penida, Bali.

Melihat hal tersebut, pihaknya menganjurkan para pelaku di industri pariwisata untuk memanfaatkan teknologi digital semaksimal mungkin. Misalnya seperti menggunakan media sosial.

“Ini merupakan hal yang penting untuk memperkenalkan paket atau layanan baru kepada pasar yang lebih luas. Ini membuat industri pariwisata tetap segar dan relevan,” pungkas Nancy.

Baginya, mempelajari hal-hal baru yang ditawarkan oleh teknologi digital sangatlah penting dalam industri pariwisata.

Adapun hal baru yang dimaksud adalah berlangsungnya webinar, aplikasi e-commerce, serta para operator pariwisata yang menawarkan produk dan layanan mereka yang bisa dipesan secara daring.

Pemasaran produk pariwisata secara digital, tutur Nancy, lebih efektif dalam memberikan rasa percaya diri kepada pelanggan.

“Ini juga akan lebih hemat biaya untuk jangka panjang. Ini adalah tren yang baru, ini adalah new normal,” kata Nancy.

Baca juga: Pelancong Bisnis Diprediksi Bakal Memulai Pergerakan Pariwisata

Banyak bisnis pariwisata yang telah meningkatkan kehadiran mereka di dunia maya di tengah pandemi virus corona.

Melalui berbagai macam penawaran yang disampaikan secara daring, mereka tetap relevan di mata masyarakat.

“Alhasil, banyak dari mereka yang telah menemukan cara baru guna membuat portfolio mereka semakin beragam guna memasarkan kegiatan pariwisata ke pasar yang lebih luas,” ujar Nancy.

Wisatawan di kapal pesiar di Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung PutingDok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Wisatawan di kapal pesiar di Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung Puting

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat