Tragedi 9/11 Ubah Dunia Penerbangan, Langgar Privasi Berdalih Proteksi
- Pembajakan pesawat yang terjadi di New York pada 11 September 2001 (9/11) silam menjadi salah satu aksi teror yang menggemparkan dunia.
Dampaknya, tragedi tersebut mengubah berbagai hal, termasuk kebijakan keamanan penerbangan.
Dilansir AP News, teror tersebut membuat pihak bandara memperketat pengamanan. Berbagai pemeriksaan pun dilakukan untuk mencegah peristiwa itu kembali terulang.
Sebelum 9/11, petugas bandara melakukan pemeriksaan singkat pada penumpang. Pemeriksaan tersebut dilakukan tanpa mengganggu kenyamanan calon penumpang.
Baca juga: Syarat Terbaru Naik Pesawat ke Bandara Lombok NTB Mulai 2 September
Dulu penumpang juga tak perlu mengantre lama untuk melakukan pemeriksaan. Anggota keluarga juga bisa mengantar sampai ke dalam pintu masuk.
Akan tetapi sejak insiden tersebut, kebijakan keamanan penerbangan di seluruh dunia mengalami perubahan besar.
Bukan saja bagi pelaku industri, penumpang pun harus melakukan serangkaian panjang pemeriksaan sebelum masuk ke dalam pesawat.
Pembentukan TSA
Dua bulan usai insiden tersebut, Presiden AS saat itu George W Bush menandatangani persetujuan pembentukan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA).
Pasukan tersebut bertugas memastikan keamanan bandara, menggantikan perusahaan privat yang sebelumnya disewa oleh maskapai penerbangan.
Peraturan tersebut juga mencakup izin atas pemeriksaan tas, peningkatan keamanan pintu kokkpit, dan penambahan jumlah marsekal udara federal dalam penerbangan.
Peningkatan keamanan yang dilakukan menurunkan risiko pembajakan dan aksi teror di dalam pesawat. Namun, hal ini disebut membawa ancaman baru bagi penumpang berupa ancaman privasi.
Baca juga: Syarat Naik Pesawat Lion Air ke NTB Terbaru hingga 6 September 2021
Prosedur panjang yang merepotkan
Serangkaian prosedur keamanan membuat penumpang harus merelakan tas dan bawaannya diperiksa secara menyeluruh. Tak jarang, calon penumpang harus melepas ikat pinggang saat melewati detektor logam di bandara.
Banyak pelacong yang merasa bingung dengan beberapa aturan keamanan tersebut. Salah satunya adalah pembatasan cairan dalam barang bawaan penumpang.
Pembatasan tersebut diterapkan untuk menekan resiko pembuatan bom di dalam pesawat.
"Ini jauh lebih merepotkan dibandingkan dengan sebelum (tragedi) 9/11. Namun, kami mulai terbiasa melakukannya," kata salah satu pelancong yang kerap melakukan perjalanan udara bernama Ronald Briggs.
Baca juga: Syarat Naik Pesawat Rute Domestik Bandara AP II hingga 6 September
Terkini Lainnya
- 15 Cara Cegah Sakit Saat Liburan Nataru yang Masih Musim Hujan
- Apa Itu Prasasti Pucangan dan Mengapa Begitu Penting bagi Indonesia?
- Kemenpar Mau Berantas Pungli di Tempat Wisata agar Wisatawan Nyaman
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- Tips Liburan di Puncak Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Bupati Semarang Gratiskan Anggota Korpri di Wisata yang Dikelola Pemkab
- Museum Sangiran, Menguak Sejarah Perkembangan Peradaban Manusia
- 5 Ide Aktivitas Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- 4 Aktivitas di Pertunjukan Stuntman Show di TMII, Bisa Kulineran
- 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Jakarta untuk Libur Sekolah, Bermain Sambil Belajar
- 6 Destinasi Wisata Mirip di Film Moana, Ada yang Versi Live Action
- 7 Taman untuk Piknik di Jakarta, Ada Area Bermain Anak dan Gratis
- Pajak Daerah Kota Batu Sektor Hotel, Restoran, dan Kafe Desember 2024 Diprediksi Capai Rp 25 Miliar
- 5 Tips Menonton Stuntman Show di TMII, Jangan Datang Terlambat
- Libur Akhir Tahun di TMII, Ada Indonesia International Stuntman Show
- Koleksi Museum 9/11 AS, Bukti Pilu Selasa Kelabu di WTC
- TN Alas Purwo Buka Lagi untuk Wisatawan Berusia di Atas 12 Tahun
- 15 dari 64 Tempat Wisata di Banyuwangi Mulai Buka
- Viral Video TikTok Penumpukan Penumpang di Bandara Adi Soemarmo karena PeduliLindungi Eror
- 4 Pameran yang Bisa Disaksikan di Museum 9/11 World Trade Center, AS