Kain Tenun Gringsing Bali Bakal Jadi Suvenir KTT G20
- Kain tenun gringsing khas Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali, disiapkan menjadi suvenir untuk kontingen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Dilansir dari , Selasa (14/9/2021), Indonesia akan berperan sebagai Presidensi perhelatan KTT G20 tahun 2022 di Bali.
Selain promosi, langkah tersebut diharapkan memberi manfaat dari segi ekonomi dan lapangan kerja untuk warga Desa Wisata Tenganan Pegringsingan.
"Nantinya kain-kain yang dihasilkan masyarakat akan dijadikan suvenir bagi kontingan atau peserta (KTT) G20. Diharapkan bisa membuka lapangan kerja bagi 400 orang masyarakat desa," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, melalui keterangan resmi yang terima, Sabtu (25/9/2021).
Baca juga:
- Menjumpai Sisi Lain Bali di Desa Adat Tenganan
- 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia
- Bali Bakal Buka untuk Turis Asing pada Oktober 2021?
Ia mengatakan hal itu saat mengunjungi Desa Wisata Tenganan Pegringsingan dalam rangka visitasi 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Jumat (24/9/2021).
Untuk diketahui, ADWI 2021 adalah ajang yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Saat ini pihak Kemenparekraf dan Dewan Juri tengah mengunjungi ke-50 desa wisata terpilih.
Proses pembuatan kain yang rumit
Kain tenun gringsing adalah salah satu warisan budaya yang masih bertahan hingga kini. Proses pembuatan kain tersebut dikenal rumit, sehingga harga jualnya cukup tinggi.
Proses pembuatan kain tenun gringsing cukup lama, yaitu sekitar dua bulan. Durasi pembuatan akan menjadi lebih lama untuk motif ikat ganda.
Sementara dalam proses pewarnaannya, kain tenun gringsing membutuhkan warna yang dihasilkan dari minyak kemiri agar tahan lama dan pekat.
Baca juga:
- Pesona 11 Tempat Wisata di Bali yang Sudah Buka Kembali
- Bali Hotels Association Luncurkan Situs Informasi tentang Bali
- 20 Oleh-oleh Populer Khas Bali, dari Kacang Disco hingga Kristal
Didorong sebagai warisan budaya tak benda UNESCO
Sandiaga menjelaskan, pihaknya dan kementerian/lembaga terkait akan mendorong kain tenun gringsing sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) UNESCO.
Pertimbangannya adalah, kain tenun tersebut merupakan satu-satunya tenun ikat ganda dari Indonesia.
"Karena kain ini sudah mendapat warisan budaya dari Kemendikbud Ristek, kita akan turunkan tim untuk mulai menata agar bisa didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO, jadi yang nasional sudah dan ini seiring dengan Desa Wisata Tenganan berkelas dunia," ujarnya.
Terkini Lainnya
- Jelajah Hutan Poco Ndeki sambil Amati Elang Flores di Manggarai Timur
- Bikin Perjalanan Makin Nyaman, Ini 3 Tip Sewa Mobil Aman Saat Liburan di Bali
- 6 Kesalahan Tamu Hotel Saat Menginap yang Sering Terjadi
- Bandara Internasional Komodo Terus Benahi Layanan untuk Kenyamanan Wisatawan
- Keseruan Bermain Air di Waterboom The Gondang Park
- Jam Buka dan Harga Tiket The Gondang Park Klaten
- Cara Menuju ke The Gondang Park
- Harga Tiket Masuk di HILLpark Sibolangit Sumatera Utara Terbaru
- Cegah Masuk Teroris, Jepang Akan Terapkan Sistem Otoritas Perjalanan Elektronik
- Berkunjung ke Pangkalpinang, Jangan Lupa Mampir ke Agrowisatanya
- Fasilitas dan Wahana di The Gondang Park Klaten
- The Gondang Park, Wisata Edukasi dan Sejarah Menarik di Klaten
- Merayakan Ulang Tahun Hu Chun, Panda Betina di Taman Safari Bogor
- Diakui Dunia, Geopark Kebumen Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
- Great Barrier Reef di Australia Berupaya Seimbangkan Pariwisata dan Ekologi
- Melihat Kerajinan Tas Aceh Bertahan di tahun Kedua Pandemi Covid-19
- 5 Atraksi Menarik di TMII, Anjungan Daerah sampai Taman Indah
- Bali Bukan Satu-satunya Surga Wisata Indonesia, Jelajahi Juga 5 Surga Destinasi Super Prioritas Ini
- Pandemi Covid, Perajin Bakpia Jogja Buat Berbagai Varian Rasa Baru
- Kawah Sikidang 2021, Jembatan Kayu Instagramable sampai Keluhan Wisatawan