Museum Kapal PLTD Apung di Banda Aceh, Saksi Bisu Tsunami Aceh
– Tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 adalah salah satu bencana alam yang mungkin masih sulit dilupakan oleh sebagian masyarakat lantaran memakan banyak korban.
Peristiwa yang menyapu pesisir Aceh tersebut terjadi pascagempa dangkal di dasar Samudera Hindia, dan disebut sebagai gempa terbesar kelima yang pernah terjadi dalam sejarah.
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung, yang menjadi saksi bisu peristiwa itu, kini merupakan sebuah tempat wisata berbasis edukasi bernama Museum Kapal PLTD Apung, dan berlokasi di Desa Punge, Blancut, Banda Aceh.
Baca juga:
- Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Peristiwa Tsunami Aceh 2004
- SBY Abadikan Pantai Lampuuk Aceh dalam Lukisan
- Cara Murah Jelajah Danau Laut Tawar di Aceh Tengah, Singgahi 3 Dermaga Sekaligus
- Itinerary 3 Hari 2 Malam di Banda Aceh, Wisata Sejarah di PLTD Apung
Saksi bisu tsunami Aceh
Mengutip keterangan pers dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Selasa (19/10/2021), kapal ini merupakan salah satu saksi bisu peristiwa tsunami Aceh.
Tepat 18 tahun pada hari ini, Kapal PLTD Apung tengah berada di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Namun saat gelombang setinggi sembilan meter menghantam, kapal terseret hingga lima kilometer ke pusat kota Banda Aceh.
Bermula dari kisah tersebut, kapal dengan panjang 63 meter dan berat 2.600 ton itu pun dijadikan sebagai museum oleh pemerintah.
Tempat wisata edukasi kebencanaan
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Kapal PLTD Apung akan disuguhi pemandangan sebuah monumen tsunami yang cukup besar.
Pada bagian atas monumen terdapat sebuah jam bundar yang menunjukkan waktu dan tanggal saat tsunami melanda Aceh, yakni pada 26 Desember 2004 pukul 07.55 WIB.
Baca juga:
- Mengenang 26 Desember 2004 di Museum Tsunami Aceh
- 18 Tahun Tsunami Aceh, Ini 7 Tempat untuk Mengenang Peristiwanya
Sementara pada bagian bawah monumen terdapat prasasti berisi nama-nama korban jiwa di lima dusun, yakni Dusun Tuan Balik Ayei dengan 171 jiwa dan Dusun Tuan Dipakeh dengan 212 jiwa.
Kemudian Dusun Tuan Dikandang dengan 350 jiwa, Dusun Lampih Lubhook dengan 276 jiwa, dan Dusun Krueng Doy dengan 68 jiwa.
Pada bagian belakang monumen adalah relief yang menggambarkan bagaimana Kapal PLTD Apung terdampar.
Terkini Lainnya
- Wisata Kebun Gowa: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk
- Cara Efektif Menghindari Mabuk Perjalanan saat Penerbangan
- Cara Aman Menyimpan Paspor agar Tidak Hilang Saat Bepergian
- Sempat Terlambat, Salju di Puncak Gunung Fuji Akhirnya Muncul
- Kenapa Industri Yacht Belum Populer di Indonesia?
- 5 Rekomendasi Wisata di Kyoto Saat Musim Dingin, Ada Kuil dan Onsen
- New York AS Bolehkan Wisatawan Menyeberang Sembarangan
- 10,3 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga September 2024
- 5 Rekomendasi Tempat Wisata Pantai di Lamongan
- Menko Airlangga Sebut Dana Pariwisata Masih Dikaji
- 5 Tempat Wisata di Lamongan Dekat Stasiun, mulai 1,2 Kilometer
- China Tambah 9 Negara Penerima Bebas Visa
- Jangan Salah, Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Beli Yacht untuk Pemula
- AquaBike Danau Toba 2024 Diharapkan Naikkan Kunjungan Wisatawan
- Menengok 4 Arca Kerajaan Singasari yang 3 Abad Berada di Belanda
- Desa Wisata Nusa Aceh, Desa Wisata Pertama Bertema Kebencanaan
- 4 Obyek Wisata di Sekitar Curug Cikuluwung, Ada Curug Lontar
- 3 Tempat Wisata di Jakarta yang Bisa Dikunjungi Anak Usia di Bawah 12 Tahun
- InterContinental Bandung Dago Pakar Jadi Hotel Terbaik di Indonesia 2021
- Pantai Jagu, Tempat Wisata Baru di Sudut Lhokseumawe Aceh