Sambut Imlek, Kelenteng Tjoe Tik Kiong Jalani Ritual Ganti Baju Dewa
- Jelang Tahun Baru Imlek, Selasa (01/02/2022), sejumlah kelenteng mulai bersolek dan melakukan sejumlah persiapan.
Hal itu juga dilakukan di Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Jawa Timur.
Melansir Antara, pada Minggu (23/01/2022) siang, dewa utama di kelenteng tersebut, Mak Co, dimandikan dalam sebuah ritual ganti baju menyambut Tahun Baru Imlek.
Prosesi pemandian dan penggantian baju dilakukan secara tertutup dan melibatkan sejumlah bio ma (pelayan) kelenteng yang terletak di tengah jantung Kota Tulungagung itu.
Bagi warga Tionghoa penganut Tri Dharma di wilayah Tulungagung dan sekitarnya, Mak Co diidentikkan sebagai dewa penguasa laut yang menjadi penguasa di kelenteng tersebut.
Karenanya, patung Mak Co dibuat paling besar dibanding yang lain dan menempati singgasana di altar utama persembahyangan yang ada di dalam kelenteng.
"Sebagai dewa perempuan, Yang Mulia maunya dimandikan oleh perempuan yang belum atau tidak bersuami. Bisa perawan bisa janda, pokoknya yang tidak bersuami," kata Tjio Jin Jin, seperti dilansir Antara.
Baca juga:
- Asal-usul Imlek dan Tujuan Perayaannya, Penting Diketahui
- 20 Ucapan Imlek 2022 dalam Bahasa Inggris, Lengkap dengan Artinya
Di Kelenteng Tjoe Tik Kiong, ritual ganti baju dewa dilakukan secara rutin. Namun, ritual ini sebetulnya tak selalu dilakukan di setiap kelenteng.
Alasannya, setiap kelenteng punya pakem berbeda. Selain itu, ritual juga dilakukan atas permintaan dewa.
"Baju yang sebelumnya berwarna kuning diganti dengan warna merah. Warna merah identik dengan Imlek. Warna yang melambangkan kebahagiaan," kata Jin Jin.
Ritual baru dibuka setelah prosesi memandikan selesai dan Mak Co pun dipasangi baju kebesaran dewa dengan corak dominan merah.
Setelah itu, ruang utama kelenteng yang semula tertutup pun dibuka. Ritual dilanjutkan dengan membersihkan 17 patung dewa lain yang ada di Kelenteng Tjoe Tik Kiong.
Setelah penggantian baju, Kelenteng Tjoe Tik Kiong menggelr sembahyang dewa naik dan ayak abu.
Sembahyang dewa naik dilaksanakan pada 26 Januari, disusul ayak abu sehari kemudian. Sembahyang dewa naik adalah kenaikan Dewa Dapur atau Dewa Cao Kun Kong.
Sang dewa naik membawa catatan manusia selama satu tahun, meliputi perbuatan baik dan buruk.
"Ayak abu ini mengayak abu hio dari depan sampai belakang. Supaya saat Imlek nanti tidak ada benda-benda lain di dalamnya," tutur Jin Jin.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Wisata ke Taman Bukit Baru Pangkalpinang, Bisa Ajak Anak Mengenal Pohon
- Emirates Larang Pager dan Walkie-Talkie Selama Penerbangan, Kenapa?
- 7 Tips Memaksimalkan Hari Terakhir Liburan, Pilih Aktivitas Santai
- Itinerary Wisata Seharian di Jakarta Barat, Banyak Tempat Bersejarah
- Dirjen Imigrasi Belum Berencana Buka Immigration Lounge di Bali
- Kemenparekraf Dorong Dana Kreator Konten, Apa Itu?
- Museum Nintendo Pertama Resmi Dibuka di Jepang, Ada Koleksi Langka
- Sejumlah Destinasi Wisata di Amerika Serikat Ditutup akibat Badai Helene
- Bali Masuk Daftar Pulau Terbaik di Asia 2024 Versi Condé Nast Traveler
- Pemegang Izin Tinggal Singapura Bisa Bebas Visa ke Batam dan Bintan
- LRT Bali Diharapkan Bisa Atasi Kemacetan di Pulau Dewata
- 3 Immigration Lounge di Jakarta, Bisa Urus Paspor di PIM 3
- Immigration Lounge Buka di Mal Taman Anggrek, Layani 100 E-Paspor Tiap Hari
- 5 Hotel Murah di Bogor Dekat Stasiun, Mulai Rp 92.000 Per Malam
- Patung Yesus Akan Dibuat di Labuan Bajo, Jadi Identitas Wisata Religi dan Kearifan Lokal
- Jam Buka dan Harga Tiket Bukit Kayoe Putih Mojokerto
- Bali Destinasi Terpopuler Asia dan Keempat Dunia Versi TripAdvisor
- Jarang Disadari, 5 Etika Saat Duduk di Pesawat
- 8 Rekomendasi Wisata Bandung, Cocok Dikunjungi bersama Keluarga
- 15 Hotel Dekat Malioboro, Instagramable dan Nyaman buat Nginap