Bangsring Underwater Banyuwangi, Ekowisata Terumbu Karang Karya Nelayan Lokal
- Bangsring Underwater, atau dikenal dengan nama Bunder, merupakan ekowisata berbasis konservasi terumbu karang.
Obyek wisata ini menyajikan daya tarik alam bawah laut berupa terumbu karang yang tumbuh secara alami maupun buatan, sebagai habitat berbagai jenis ikan.
Berada di perairan Selat Bali, tepatnya di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pemandangan alam bawah laut Bangsring Underwater tidak perlu diragukan lagi.
Pendiri dan Pengelola Bangsring Underwater, Ikhwan, mengatakan bahwa obyek wisata ini merupakan wisata bahari yang berbasis edukasi dan konservasi. Menariknya, obyek wisata ini dikelola oleh kelompok nelayan lokal.
“Semua anggota tim yang terlibat adalah kelompok nelayan. Jadi, wisata ini merupakan hasil produk dari upaya konservasi yang dilakukan oleh kelompok nelayan,” terangnya saat dihubungi , Senin (23/5/2022).
Ia menuturkan, kelompok nelayan tersebut telah dibentuk sejak 2008 lalu. Namun, Bangsring Underwater secara resmi didirikan pada 2014.
Selain untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar yang mayoritas menggantungkan hidup dari laut, Bangsring Underwater juga bertujuan untuk menciptakan tempat wisata berbasis konservasi.
Pengunjung yang datang ke Bangsring Underwater, tidak hanya mendapatkan kebahagian dari keindahan alam. Lebih dari itu, pengunjung juga mendapatkan ilmu pengetahuan untuk menjaga alam tersebut.
Baca juga:
- Itinerary Sehari di Alas Purwo Banyuwangi, Lepas dari Kesan Mistis
- Taman Gandrung Terakota, Taman Unik Tempat 1.000 Penari di Banyuwangi
Pernah rusak karena bom ikan
Bangsring Underwater ternyata pernah memiliki cerita kelam. Berdasarkan informasi dari , Sabtu (28/8/2021), sebelum tahun 2008 ekosistem bawah laut kawasan ini sempat mengalami kerusakan parah.
Kala itu, nelayan lokal masih menggunkan bom ikan dan potas untuk menangkap ikan. Selain itu, pengambilan terumbu karang juga terus dilakukan.
Hingga pada tahun 2008, sekelompok nelayan mulai menyadari apa yang dilakukan selama ini salah. Alam rusak dan ikan pun menghilang.
Hal tersebut diperkuat dari informasi dalam situs Bangsring Underwater. Sebelumnya, banyak terumbu karang rusak karena bom ikan yang dipakai oleh nelayan.
Namun, setelah menyadari kesalahan tersebut serta berkat kerja keras dari nelayan, perairan yang berada di Desa Bangsring ini berhasil disulap menjadi kawasan konservasi laut yang dilindungi.
Bahkan, pada tahun 2017, obyek wisata ini mendapatkan penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Jadi, selama enam tahun (2008-2016) kami pakai kesempatan untuk memperbaiki, rehabilitasi, dan membuat konservasi. Setelah terumbu karangnya bagus, pantainya indah, baru kami kemas menjadi pariwisata yang berbasis edukasi dan konservasi,” jelas Ikhwan.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Kemenpar Mau Berantas Pungli di Tempat Wisata agar Wisatawan Nyaman
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- Tips Liburan di Puncak Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Bupati Semarang Gratiskan Anggota Korpri di Wisata yang Dikelola Pemkab
- Museum Sangiran, Menguak Sejarah Perkembangan Peradaban Manusia
- 5 Ide Aktivitas Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- 4 Aktivitas di Pertunjukan Stuntman Show di TMII, Bisa Kulineran
- 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Jakarta untuk Libur Sekolah, Bermain Sambil Belajar
- 6 Destinasi Wisata Mirip di Film Moana, Ada yang Versi Live Action
- 7 Taman untuk Piknik di Jakarta, Ada Area Bermain Anak dan Gratis
- Pajak Daerah Kota Batu Sektor Hotel, Restoran, dan Kafe Desember 2024 Diprediksi Capai Rp 25 Miliar
- 5 Tips Menonton Stuntman Show di TMII, Jangan Datang Terlambat
- Libur Akhir Tahun di TMII, Ada Indonesia International Stuntman Show
- 5 Wisata Waterpark di Batu, Rekomendasi Libur Nataru 2024
- Indonesia International Stuntman Show TMII: Lokasi, Jam Buka, dan Harga
- Sandiaga: Diharapkan Wisata Monas Buka Lagi 2 Minggu ke Depan
- Sandiaga Minta Tempat Wisata Wajibkan Pakai Masker Jika Ada Kerumunan
- Serunya Naik Bus Tingkat Wisata Jakarta Gratis, Lihat Panorama Kota dari Atas
- Tes Covid-19 Tak Lagi Jadi Syarat Perjalanan, Sandiaga Ingatkan Hal Ini
- Tiket Pesawat Mahal, Ini Solusi Menparekraf Sandiaga