pesonadieng.com

Tips Melakukan Solo Trekking, Jelajahi Alam Sendirian Tanpa Guide

Ilustrasi trekking.
Lihat Foto

– Menjajal trekking solo atau tanpa pendamping, terutama saat menjelajahi alam, dapat menjadi kegiatan yang penuh tantangan sekaligus menyenangkan bagi sebagian orang. 

Kelebihan trekking sendirian adalah bisa menyusun rencana perjalanan tanpa ada campur tangan orang lain. 

Terlebih akan ada banyak pengalaman baru yang bisa didapatkan, karena seseorang harus bisa menghadapi berbagai tantangan yang ditemui selama perjalanan secara mandiri.

Baca juga:

Meski terlihat seru, trekking sendiri tanpa adanya guide atau pemandu memiliki risiko tersendiri. 

Oleh karena itu, guna meminimalisasi terjadinya hal buruk saat melakukan solo trekking tanpa guide, rangkum beberapa tipsnya.

1. Lakukan pada pagi hari

Ketua Umum Gopala Valentara PMPA Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS), Toif Fadzoli, menyarankan agar memulai trekking pada pagi hari.

“Catatan penting kalau trekking solo lebih baik dilakukan pada pagi hari untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Toif kepada , Senin (24/5/2022). 

Seandainya tiba-tiba terjadi hal buruk dalam perjalanan, tim penolong bisa dengan cepat datang, karena untuk menuju lokasi masih mudah dan hari juga masih terang.

Jika malam hari, pencarian akan lebih sulit dan berbahaya karena terhalang kegelapan dan hanya bisa mengandalkan senter dan cahaya bulan. 

Baca juga: 5 Kafe Hits di Bangli Bali, Bisa Nikmati Pemandangan Gunung Batur

2. Membawa alat navigasi sendiri

Ilustrasi peta Pexels/Leah Kelley Ilustrasi peta

Sebelum berangkat, persiapkan alat navigasi, seperti peta ataupun Global Positioning System (GPS). 

Jangan sampai melupakan dua benda tersebut saat melakukan solo trekking, karena tanpanya seseorang bisa mudah tersesat. 

Selain membawa alat navigasi, pastikan juga sudah bisa membaca peta dan mengoperasikan GPS dengan baik. 

Akan sangat berisiko sekali, jika seseorang berani melakukan solo trekking tanpa guide, tapi buta arah dan juga tak menguasai navigasi. 

Baca juga: Wisata Alam Gunung Pancar di Sentul, Bisa Apa Saja?

3. Membawa alat komunikasi 

Selama trekking di alam bebas, pastinya akan sulit mendapatkan sinyal untuk berkomunikasi. 

Untuk tetap bisa berkomunikasi dengan orang lain, wajib membawa walkie talkie atau handy talkie (HT).

HT merupakan sebuah alat komunikasi yang bisa digunakan untuk berbicara dengan dua orang atau lebih dengan memanfaatkan gelombang radia. 

“Bawa juga Handy Talkie (HT) yang sudah terhubung sama pihak basecamp (BC),” ucap Toif. 

Membawa HT yang telah terhubung dengan basecamp di sekitar lokasi trekking, akan bermanfaat, apalagi jika terjadi hal yang tak diinginkan. Tim penyelamat bisa segera tahu dan datang untuk memberikan bantuan. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat