Visa Digital Nomad Masuk Tahap Akhir Pembahasan
- Pembahasan visa digital nomad untuk warga negara asing (WNA) yang ingin bekerja sembari liburan di Indonesia telah mencapai tahap akhir.
"Sudah sampai tahap akhir pembahasan, akan terus kami koordinasikan dengan teman-teman terkait, dan ini kami harapkan bisa menjadi salah satu terobosan dari regulasi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing yang digelar hybrid, Senin (27/6/2022).
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan segera memberikan update (info terbaru) terkait kepastian aturan visa digital nomad tersebut.
Adapun visa jenis baru, yang dibuat guna merespons arus digitalisasi dan pola perilaku pekerja jarak jauh (remote worker), ini rencananya dapat berlaku lima tahun.
Tujuannya, agar Indonesia dapat menarik lebih banyak wisatawan yang memiliki waktu tinggal atau length of stay yang panjang.
Baca juga:
- 10 Kota Paling Murah untuk Hidup sebagai Digital Nomad
- 15 Tempat Terbaik di Dunia untuk Digital Nomad, Ada Indonesia
Bali ditargetkan sebagai destinasi utama digital nomad
Menparekraf menyampaikan, fenomena work from anywhere (bekerja jarak jauh atau dari mana saja) ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga seluruh dunia.
Dari hasil survei terkait digital nomad, lanjutnya, tercatat sebanyak 95 persen menjadikan Indonesia, khususnya Bali, sebagai destinasi pertama bagi remote worker.
Ia menambahkan, kebijakan visa digital nomad juga selaras dengan upaya mencapai target 1,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) untuk berwisata di Bali.
Baca juga: 10 Taman Hiburan Terbaik Dunia 2022 Versi TripAdvisor, Ada Bali
Ia juga berharap kualitas kunjungan wisman ke Bali bisa mencapai antara 50 hingga 60 persen, dengan length of stay (lama tinggal) yang lebih panjang dan quality of spending (jumlah belanja) yang semakin tinggi.
Sehingga, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
“Kami akan terus melakukan orkestrasi dan sinkronisasi agar rencana promosi ke depan Bali menjadi top of mind dari wisatawan mancanegara. Kami juga akan terus menggelar event internasional serta mendukung Bali sebagai kawasan workcation (bekerja sambil berlibur) bagi para digital nomad dengan length of stay yang panjang dan berkualitas dengan kemudahan-kemudahan yang kami berikan,” pungkasnya.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Fasilitas Face Recognition Ada di 19 Stasiun Kereta, Ini Cara Daftarnya
- Pembahasan RUU Kepariwisataan Ditunda, Menparekraf: Tidak Ada yang Tidak Diajak Bicara
- Turis Indonesia Peringkat ke-12 Paling Banyak ke Jepang Tahun 2024
- Pemerintah Bentuk Satgas untuk Pantau Tarif Akomodasi Jelang MotoGP Indonesia 2024
- Pendakian Tektok Marak di Media Sosial, Apa Tidak Berbahaya?
- Roma Akan Batasi Jumlah Turis di Air Mancur Trevi yang Ikonis
- Jepang Belum Batasi Turis Asing, Imbas Monkeypox
- Sadranan Park, Wisata Baru untuk Keluarga di Gunungkidul
- Wahana Seru yang Ada di Sadranan Park, Bisa Naik Monorel
- Simak Rute Menuju ke Sadranan Park Gunungkidul
- Hotel Berbintang di Mandalika Penuh Jelang MotoGP 2024, Wisatawan Diarahkan Pesan di Mataram dan Senggigi
- Fasilitas Lengkap Berwisata di Sadranan Park Gunungkidul, Apa Saja?
- Harga Hotel di Mandalika Mahal Jelang MotoGP 2024, Sandiaga Ingatkan Ada Tarif Batas Atas
- Harga Tiket Masuk Sadranan Park 2024
- Jelang MotoGP Mandalika 2024, Pelita Air Akan Buka Rute Jakarta-Lombok mulai 19 September 2024
- 10 Wisata Subang untuk Anak dan Keluarga, Pas Buat Libur Sekolah
- Rute ke Bukit Paralayang Watugupit, Spot Sunset Indah di Gunungkidul
- Sandiaga: Storynomics Tourism Indonesia Ada di Film Ngeri-Ngeri Sedap
- Gunungkidul Kembangkan Wisata Kebugaran, Tingkatkan Kesehatan Turis
- 5 Wisata Gunungkidul Lantai Dua, Indahnya Alam Perbukitan