Festival Budaya di Manggarai Timur NTT, Utamakan Wisata Budaya dan Religi
BORONG, - Paroki ST Hubertus Sok, Kevikepan Borong, Keuskupan Ruteng menggelar festival budaya dan pameran ekonomi kreatif yang dipadukan dengan prosesi Arca Bunda Maria, bertempat di Pantai Ligota, 5 sampai 6 Juli 2022.
Festival menampilkan atraksi khas adat Manggarai Timur seperti Sanda, Mbata, Main Mangka, musik tradisional seperti Tinding, Gambus, juga beberapa tarian kreasi dari umat setempat.
Pelaksanaan festival budaya ini merupakan penerapan dari ditetapkannya tahun 2022 sebagai Pastoral Pariwisata Holistis oleh Keuskupan Ruteng dengan mengusung tema Berpartisipasi, Berbudaya, Berkelanjutan.
Baca juga: 400 Orang Ikuti Festival Budaya Parade Songke di Manggarai Timur, NTT
Panitia festival Pantai Ligota, Desa Compang Ndejing, Agustinus Harum dalam laporannya mengatakan, pariwisata holistis mencakupi berbagai aspek kesejahteraan masyarakat dan terintegrasi dengan kebutuhan ciptaan Tuhan.
Konsep ini kemudian oleh Paroki Sok diwujudkan dalam sebuah aksi nyata dengan melibatkan partisipasi umat atau warga, berkolaborasi dengan aksi dengan pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dengan mengedepankan pariwisata budaya dan religi
"Bangun pariwisata tidak cukup hanya destinasinya saja tepat juga manusi serta budayanya" kata Harum
Festival dibuka oleh Sekretaris Daerah Manggarai Timur Bonifasius Hasudungan. Ia menjelaskan, tempat ini ke depannya akan menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan.
Baca juga: Berburu Matahari Terbit di Pesisir Selatan Manggarai Timur NTT
Maka dari itu, peluang ini mesti ditangkap warga dengan memaksimalkan potensi yang ada, sehingga memberikan dampak bagi peningkatan ekonominya.
Festival Budaya diawali dengan perayaan ekaristi kudus berupa misa Inkulturasi dalam bahasa Manggarai.
Selain atraksi budaya, para penjual dari warga setempat dengan menu pangan lokal yaitu pisang, sorghum, jagung, umbi-umbian, jantung pisang yang dikelola menjadi kerupuk dan makanan ringan.
Baca juga: Bukit Tuwit Manggarai Timur, NTT, Mistisnya Kampung Adat Masa Lalu
Seluruh rangkaian Festival Budaya dan Pameran Ekraf ditutup dengan Misa Inkulturasi yang dipimpin oleh Vikaris Keuskupan Borong, Romo Simon Nama, Selasa (6/7/2022) pukul 16.00 Wita.
Terkini Lainnya
- Janji-janji Maskapai Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik
- 2 Bayi Harimau, 1 Bayi Owa, dan 2 Bayi Penguin Lahir di Taman Safari Indonesia
- Wisata Gratis di Yogya, Indahnya Hamparan Sawah Berlatar Perbukitan Menoreh
- 15 Cara Cegah Sakit Saat Liburan Nataru yang Masih Musim Hujan
- Apa Itu Prasasti Pucangan dan Mengapa Begitu Penting bagi Indonesia?
- Kemenpar Mau Berantas Pungli di Tempat Wisata agar Wisatawan Nyaman
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- Tips Liburan di Puncak Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Bupati Semarang Gratiskan Anggota Korpri di Wisata yang Dikelola Pemkab
- Museum Sangiran, Menguak Sejarah Perkembangan Peradaban Manusia
- 5 Ide Aktivitas Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- 4 Aktivitas di Pertunjukan Stuntman Show di TMII, Bisa Kulineran
- 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Jakarta untuk Libur Sekolah, Bermain Sambil Belajar
- 6 Destinasi Wisata Mirip di Film Moana, Ada yang Versi Live Action
- 7 Taman untuk Piknik di Jakarta, Ada Area Bermain Anak dan Gratis
- Wisata di Jembatan Surabaya Buka Malam Hari pada Akhir Pekan
- Mercusuar Pulau Lengkuas, Pengawas Lalu Lintas Pelayaran sejak 1882
- 15 Kosakata Bahasa Sunda Dasar untuk Traveler
- Jelajahi Gugusan Pulau di Belitung, Lihat Bintang Laut dan Mercusuar
- Kapal Pesiar dari Singapura Kembali Berlayar ke Kepulauan Riau