Wisata Air dan Pesawat Amfibi
BELAKANGAN ini Indonesia tengah menggalakkan pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial.
Wisata air mulai menjadi pilihan sejak semakin tingginya minat para turis yang datang ke Indonesia.
Sebagai negara tropis tentu saja wisata air di Indonesia menjadi sangat menarik. Setidaknya sudah ada lebih dari lima destinasi wisata air di Indonesia yang sudah mulai dikenal luas di dunia.
Mulai dari Nusa Dua di Bali, Pantai Parai Tenggiri di Bangka Belitung, Bunaken di Sulawesi Utara, Pulau Derawan di Kalimantan, Gili Trawangan di NTB, Raja Ampat di Papua, Wakatobi di Sulawesi, dan masih banyak lagi lainnya.
Sayangnya adalah di kawasan wisata air tersebut belum terlihat penggunaan pesawat amfibi atau seaplane yang digunakan.
Padahal di banyak kawasan wisata air di seluruh dunia penggunaan pesawat amfibi atau telah menjadi motor penggerak yang sangat efektif bagi kunjungan wisatawan.
Hal ini tentu saja mengundang pertanyaan besar dari berbagai pihak, tentang mengapa di Indonesia penggunaan pesawat amfibi tidak populer terutama dalam hal melayani turis yang berkunjung di kawasan wisata air.
Lokasi wisata air di Indonesia yang beraneka ragam keidahannya sangat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas logikanya penggunaan pesawat amfibi akan menjadi sarana yang sangat membantu dalam jejaring perhubungan antarpulau.
Kenyataannya tidak demikian adanya. Pesawat amfibi di Indonesia nyaris tidak atau kurang dikenal.
Walaupun sebenarnya di zaman Hindia Belanda sampai beberapa tahun pada awal kemerdekaan penggunaan pesawat amfibi cukup banyak populasinya.
Pemerintah Hindia Belanda banyak menggunakan pesawat amfibi bagi perhubungan antarpulau di Indonesia.
Sampai tahun 1950-an dan awal tahun 1960, masih banyak terlihat penggunaan pesawat amfibi oleh pihak penerbangan sipil dan juga militer. Sayangnya tahun 1980-an, sudah tidak terlihat lagi pesawat amfibi terbang di Indonesia.
Pesawat amfibi tidak sepenuhnya menghilang, karena terdapat satu dua investor asing pada beberapa tempat tertentu masih menggunakan pesawat amfibi bagi kebutuhan perhubungan antarpulau terpencil di daerah.
Sekali lagi mengapa penggunaan pesawat amfibi di Indonesia tidak berkembang dengan baik, perlu dicari apa gerangan yang menyebabkannya. Apabila dilihat sebagai negara kepulauan maka penggunaan pesawat amfibi pasti dibutuhkan.
Terkini Lainnya
- Pura Hindu Pertama di Belanda Diresmikan, Seperti Apa?
- Nikmati Liburan Akhir Tahun di Berbagai Destinasi Wisata Gratis Kota Paris Van Java
- Masuk Daftar Kota Terbaik Dikunjungi 2024, Jakarta Punya Destinasi Menarik untuk Libur Akhir Tahun
- Sumba Jadi Destinasi Terbaik Dikunjungi 2024, Tempat Tepat untuk Libur Akhir Tahun
- Dulu Viral karena Keindahannya, Pantai Wonogoro Malang Kini Rusak akibat Banjir
- Daya Tarik Wisata dan Budaya Polinesia, Jadi Inspirasi Latar Film Moana
- Janji-janji Maskapai Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik
- 2 Bayi Harimau, 1 Bayi Owa, dan 2 Bayi Penguin Lahir di Taman Safari Indonesia
- Wisata Gratis di Yogya, Indahnya Hamparan Sawah Berlatar Perbukitan Menoreh
- 15 Cara Cegah Sakit Saat Liburan Nataru yang Masih Musim Hujan
- Apa Itu Prasasti Pucangan dan Mengapa Begitu Penting bagi Indonesia?
- Kemenpar Mau Berantas Pungli di Tempat Wisata agar Wisatawan Nyaman
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- Tips Liburan di Puncak Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Bupati Semarang Gratiskan Anggota Korpri di Wisata yang Dikelola Pemkab
- PPKM di Bali Saat KTT G20, Catat Jalur yang Terdampak
- Gunung Tidar di Magelang Bukan Berarti Mati dan Modar, Ini Penjelasannya
- Hari Sumpah Pemuda, Catat Agenda di Museum Sumpah Pemuda Berikut
- Qatar Cabut Syarat Tes Covid-19 Sebelum Kedatangan Jelang Piala Dunia 2022
- Pelabuhan Benoa, Bali Sambut Kapal Pesiar Berisi Turis Asing Miliarder