Yogyakarta Komik Week, Pamerkan Karya Komikus Legendaris Indonesia
YOGYAKARTA, - Yogyakarta Komik Week digelar 27 Oktober 2022 hingga 5 November 2022 di Jogja Nasional Museum (JNM). Acara ini memamerkan karya komikus legendaris Indonesia.
Kurator Pameran Yogyakarta Komik Week Terra Bajraghosa mengatakan, karya dua komikus legendaris Indonesia turut dipamerkan pada acara ini. Dua komikus itu adalah Jan Mitaraga dan DN Koestolo.
"Total seniman sebanyak 36 nama. Kami biasanya undang 2 tokoh legenda. Kali ini ada Jan Mintaraga yang membuat komik dari berbagai zaman dan DN Koestolo," kata dia kepada di Jogja Nasional Museum (JNM), Kamis (27/10/2022).
Baca juga: Sejarah Taman Sari Jogja, Taman Air Tempat Rekreasi Para Sultan
Ia melanjutkan, dunia komik di Indonesia pada tahun 90-an dibanjiri komik-komik dari Jepang dan negara-negara lainnya.
Pameran ini menunjukkan bahwa komikus Indonesia masih eksis dan masih bertahan hingga sekarang.
"Dengan pameran ini ketika mencari 30-an nama, ternyata masih bisa. Saat kita gali lagi ternyata bermacam-macam karya. Ada juga yang sudah termangakan sejak lahir ya sudah," kata dia.
Dia menyampaikan, pengaruh komik dari luar negeri memang tidak bisa dihindarkan. Contohnya komik Indonesia pada tahun 1970-an banyak dipengaruhi gaya komik dari Inggris.
Baca juga: Harga Tiket dan Jam Buka Obelix Hills Yogyakarta, Kini Buka Lebih Pagi
"Inggris pun pernah menginvasi awal-awal manga (komik jepang) dan sekarang bisa tumbuh besar sekali," kata dia.
Uniknya, komikus Indonesia banyak menggunakan media-media khusus untuk menggambar, seperti menggunakan kopi hingga batik.
"Memang komikus Indonesia tidak masuk ke pasar, tetapi dengan masuk ke dunia-dunia seni dan yang lain," ujar dia.
Media sosial mudahkan komikus
Perubahan zaman ke dunia digital seperti sekarang ini menurut dia memudahkan komikus Indonesia untuk memperkenalkan karyanya melalui media sosial.
"Mereka bisa memperkenalkan komik secara instan, ada komen ada view, dan itu sangat bagus. Di sisi lain, komikus yang masih mencetak secara fisik ada juga yang masih laris," ucapnya.
Menurut dia, seniman juga bisa memanfaatkan platform Patreon yang jika tidak berlengganan, seseorang hanya bisa membuka satu-dua halaman.
Baca juga: 9 Tempat Ngopi di Yogyakarta dengan Pemandangan yang Instagramable
Dari model berlangganan secara online itu, banyak komikus Indonesia yang bertahan. Sementara media sosial hanya untuk promosi.
Terkini Lainnya
- 4 Rekomendasi Destinasi Wisata untuk Liburan Hemat Akhir Tahun
- Jagat Satwa Nusantara TMII Gelar Kampanye Save Wildlife, Save The Future
- Candi Gedongsongo Semarang Jadi Favorit Turis Asing Penumpang Kapal Pesiar
- Jadwal DAMRI Bandara Kualanamu ke Medan Fair Terbaru, mulai 04.00 WIB
- Sejarah Reog Ponorogo yang Masuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- 4 Tips Cerdas Hemat Budget Liburan ke Luar Negeri
- Kebaya Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- 7 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Liburan ke Italia
- Fadli Zon Usulkan Ada "Omnibus Law" UU Kebudayaan
- 6 Tips Liburan Menyenangkan di Destinasi Wisata Alternatif
- 5 Tempat Wisata di Bandung saat Libur Natal dan Tahun Baru
- 5 Ide Liburan di Bogor saat Natal dan Tahun Baru
- Pergerakan Turis Domestik di Indonesia Capai 839 Juta hingga Oktober 2024
- Ada Pameran Wisata Golden Rama Extra 2024, Tawarkan Tur Destinasi Unik
- Reog Ponorogo Resmi Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- Gunung Tidar di Magelang Bukan Berarti Mati dan Modar, Ini Penjelasannya
- Hari Sumpah Pemuda, Catat Agenda di Museum Sumpah Pemuda Berikut
- Qatar Cabut Syarat Tes Covid-19 Sebelum Kedatangan Jelang Piala Dunia 2022
- Pelabuhan Benoa, Bali Sambut Kapal Pesiar Berisi Turis Asing Miliarder
- Bali PPKM Tanggal 12-17 November 2022, Lancarkan G20