5 Kebiasaan Baru Wisatawan Rencanakan Liburan, Cari Fleksibilitas
- Setelah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia, ada berbagai macam perubahan yang terjadi, tak terkecuali dari segi pariwisata.
"Kami lihat dari konsumen Traveloka, dari pandemi sampai sekarang ada perubahan kebutuhan dan mekanisme traveling-nya mereka," ujar Head of Corporate Partnership Traveloka Stevens Hendrajaya, dalam online talkshow Tren Traveling Lintas Negara untuk Healing Anti-Ribet: A Contactless Journey, Rabu (14/12/2022).
Baca juga:
- Tren Staycation Diprediksi Berlanjut pada 2023
- Tren Pariwisata Indonesia Menurut Google, Healing Jadi Kata Populer
Lebih lanjut, kata dia, hal itu juga dicerminkan dalam Visa Global Travel Intentions, sebuah studi mencakup kebiasaan Digital Traveler di dalam maupun di luar negeri.
Beberapa hal yang diteliti mulai dari intensi perjalanan, akomodasi favorit, preferensi masyarakat sat merencanakan perjalanan, dan destinasi wisata favorit baik di dalam maupun luar negeri.
Kebiasaan wisatawan saat akan berlibur pasca-pandemi
Menurut Visa Global Travel Intentions, ada beberapa kebiasaan yang diminati masyarakat saat merencanakan perjalanan pasca pandemi.
Salah satunya terlihat dari peningkatan keinginan untuk menjadi smart traveler (wisatawan cerdas) dalam merencanakan perjalanan sebesar 420 persen.
Baca juga: Refund Tiket Pesawat, Berapa Persen Uang Tiket Pesawat Dikembalikan?
Adapun studi ini mencakup penelusuran yang menunjukan minat dan preferensi perjalanan selama masa pasca pandemi dari Maret hingga Juli 2022, dibandingkan November 2021 hingga Februari 2022.
1. Mencari fleksibilitas perjalanan
Pertama, masyarakat cenderung mencari fleksibilitas atau angkanya mencapai 48 persen, baik dari segi tiket yang refundable atau dapat dikembalikan, penginapan bisa diganti, maupun perubahan destinasi.
Steven menjelaskan, ini terjadi karena kebiasaan yang sudah terbentuk kala pandemi. Dulu, peraturan sering berubah-ubah, sehingga menyebabkan wisatawan juga harus menyesuaikan kepergian mereka.
"Dulu karena ada pandemi, peraturan selalu berubah, kan. Itu sangat sulit konsumen untuk dapat informasi. Misalnya beli tiket, peraturannya apa, terus habis itu ganti. Jadi mereka (sampai sekarang) juga butuh fleksibilitas, itu nomor satu," katanya.
Baca juga: Simak Syarat Naik Pesawat untuk Libur Nataru
2. Mencari harga terbaik
Kebiasaan berikutnya adalah kecenderungan mencari harga terbaik dengan promo-promo menarik. Meski sudah tidak sabar pergi liburan, masyarakat umumnya tetap berburu penawaran yang terjangkau.
"Kedua tetap harga. Jadi adanya penawaran dan promo menarik, itu tetap jadi elemen penting," tutur dia.
Baca juga: 7 Tips Mencari Promo Hotel Agar Liburan Lebih Hemat
Terkini Lainnya
- Momen Langka, Kota Shimla di India Diselimuti Salju di Awal Desember
- 5 Etika yang Harus Diperhatikan Sebelum "Check-Out" Hotel
- Harga Tiket Masuk Kastil Himeji Naik hingga 200 Persen
- Ada Badai Saat Mendaki Gunung, Ini Saran dari Pemandu
- Ini 4 Persiapan Mendaki Saat Musim Hujan yang Wajib Diikuti
- 16 Wisata Keluarga di Bandung Saat Nataru, Seru untuk Semua Usia
- 15 Wisata Alam di Bandung Saat Nataru, Cocok untuk Healing
- Hotel Swiss-Belinn Indramayu Dibuka, Tarif Menginap mulai Rp 628.000
- Libur Nataru Wisatawan Bisa Keliling Kota Yogya Naik Becak Kayuh Tenaga Alternatif
- Harga Tiket dan Jam Buka di New Small World, Lengkap dengan Rute ke Lokasi
- Cuaca Buruk di Gunung Agung Bali, Pendaki Harus Patuhi Pemandu
- Keliling Dunia dalam Satu Hari di New Small World, Purwokerto
- 10 Spot Instagramable di New Small World, Cocok untuk Foto Kekinian
- Promo 12.12, Ada Diskon Tiket Kereta Api 20 Persen
- Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud Makan Korban, Wisatawan Diimbau Waspada Saat Cuaca Buruk
- Permudah Akses Tempat Wisata, Bantul Ajukan Tambah Rute Trans Jogja
- Tren Staycation Diprediksi Berlanjut pada 2023
- Hong Kong Hapus Syarat Masuk, tapi Tetap Syaratkan Tes Covid-19
- Kunjungan Wisata Belum Pulih, Bantul Tak Gelar Acara Tahun Baru
- Tamu Hotel Kapsul Tinggal Lebih Lama Saat Pandemi, Bisa hingga Berbulan-bulan