4 Beda Imlek dan Cap Go Meh, Jangan Sampai Keliru
- Tahun Baru China 2574 Kongzili atau Imlek 2023 jatuh pada Minggu (22/1/2023) besok. Warga keturunan Tionghoa merayakan Imlek selama 15 hari, kemudian ditutup dengan Cap Go Meh.
Kedua hari tersebut, merupakan hari penting bagi warga keturunan Tionghoa yang dirayakan setiap tahunnya.
Lantas, apa beda Imlek dan Cap Go Meh? Simak penjelasannya berikut ini seperti dirangkum .
Baca juga: Makna Barongsai, Selalu Muncul Saat Imlek
Baca juga: Beda Perayaan Tahun Baru Imlek di China dan Indonesia
1. Waktu
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Glenn Wijaya menjelaskan, Imlek merupakan rangkaian perayaan tahun baru China.
Sedangkan, Cap Go Meh merupakan akhir dari rangkaian perayaan Imlek, yakni pada hari ke-15 bulan pertama kalender Lunar.
“Imlek adalah rangkaian perayaan tahun baru, tetapi Cap Go Meh merupakan bagian dari Imlek itu sendiri. Sebab, Cap Go Meh menandakan akhir dari rangkaian perayaan, yakni hari ke-15,” terangnya kepada , Sabtu (21/1/2023).
Melansir dari China Highlights, Cap Go Meh selalu berada pada rentang tanggal 4 Februari hingga 6 Maret kalender masehi. Tahun ini, Cap Go Meh akan dirayakan pada 5 Februari 2023.
Baca juga: Makna Imlek bagi Orang Tionghoa, Lebih dari Sekadar Perayaan
2. Makna
Secara harfiah, Imlek dan Cap Go Meh memiliki makna yang berbeda. Glenn menuturkan Imlek bermakna kalender bulan atau kalender lunar. Sedangkan Cap Go Meh berarti malam ke-15.
“Makna Imlek secara harfiah adalah kalender bulan atau kalender lunar. Kalau Cap Go Meh, makna harfiahnya adalah malam ke-15,” terangnya.
Berdasarkan informasi dari (20/1/2023), kata Imlek berasal dari kata im yang berarti bulan dan lek bermakna penanggalan. Jadi, Imlek merujuk pada penanggalan bulan atau kalender lunar.
Mengutip (26/2/2021), kata cap artinya sepuluh, go berarti lima, dan meh maknanya malam. Jadi, Cap Go Meh berarti malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.
Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Menyapu Saat Imlek?
View this post on InstagramA post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)
Terkini Lainnya
- 4 Aktivitas Seru di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, Bisa Belajar Bikin Gerabah
- Pengalaman Mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta, Serunya Belajar Bikin Gerabah
- Kisah Ruangan Khusus di Museum Sejarah Jakarta, Ternyata Tempat Pangeran Diponegoro Ditahan
- Wisata 4 Musim di Tottori, Jepang, Lihat Kunang-kunang di Hutan Liar Saat Musim Panas
- Lebih dari 32.000 Orang Serbu Dieng Banjarnegara Saat Long Weekend Maulid Nabi 2024
- Menengok Natsu Matsuri, Festival Budaya Jepang di Jakarta
- Mengapa Bali Sering Dipilih Jadi Lokasi Konferensi?
- Jalur ke Dieng Macet Parah Saat Long Weekend Maulid Nabi 2024
- Pengalaman Berkunjung ke Pasar Santa, Nikmatnya Kopi hingga Musik dari Piringan Hitam
- Rute ke Wisata Hiu Paus Botubarani di Gorontalo, 30 Menit dari Kota Gorontalo
- Kebumen Jadi Tuan Rumah Geofest ke-6 Tahun 2025, Targetkan 300 Peserta
- 5 Tips ke Wisata Hiu Paus Botubarani Gorontalo, Datang pada Waktu yang Tepat
- Mengulik Patung Hermes di Museum Fatahillah, Dulunya Sempat di Harmoni
- Pengalaman Ikut Pottery Class di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta
- Cerita Cosplayer di Jak-Japan Matsuri 2024, Modal Rp 1,5 Juta
- Malam Imlek 2023 di Lampion Pasar Gede, Ada Pementasan dan Pesta Kembang Api
- Besok, Bali Sambut Kembali Wisatawan Asal China
- Makna Barongsai, Selalu Muncul Saat Imlek
- Kelenteng Sam Poo Kong Semarang Rayakan Imlek 3 Hari, Ada Apa Saja?
- 5 Tips Mampir ke Vihara Hok Tek Tjeng Sin, Jangan Andalkan Peta Digital