Asal-usul Tradisi Bau Nyale, Putri Cantik yang Berubah Jadi Cacing Laut
- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah menggelar Festival Bau Nyale 2023.
Adapun kegiatan festival ini diselenggarakan mulai dari 4 Februari sampai dengan 1 Maret 2023.
- Baca juga: Pendakian Gunung Tambora di NTB Ditutup Sementara
- Baca juga: Warga Desa Sade NTB Akan Dapat Pelatihan Bahasa Inggris
"Malam Puncak Pesona Bau Nyale 2023 akan mengambil dua lokasi yakni Pantai Aan dan Pantai Seger, sebagai upaya memecah keramaian agar pelaksanaan acara dapat berjalan dengan kondusif," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin melalui keterangan tertulis, Jumat (10/2/2023).
Rangkaian acara Festival Bau Nyale ini di awali dengan Pemilihan Puteri Mandalika 2023 pada 4 Februari lalu.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan malam puncak Festival Pesona Bau Nyale yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari.
- Baca juga: 4 Fakta Tradisi Bau Nyale di Lombok, Berawal dari Putri Mandalika
- Baca juga: Nginap di Hotel Bintang 5 Pertama di Mandalika, Bisa Santai Nikmati Sunset
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengambilan cacing laut nyale pada 11 Februari 2023, besok.
Dari mana asal tradisi Bau Nyale?
Dikutip dari (17/2/2023), tradisi Bau Nyale berasal dari Suku Sasak di Lombok Selatan.
Adapun "Bau" artinya menangkap, dan "Nyale" adalah sejenis cacing laut yang muncul setahun sekali di beberapa lokasi tertentu di pantai selatan Lombok.
Masyarakat NTB banyak yang mengikuti tradisi ini karena nyale dipercaya dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan keburukan bagi orang yang meremehkannya.
Upacara Bau Nyale dilakukan pada tanggal 20 bulan ke-10 dan awal tahun Sasak. Waktu tersebut ditandai dengan terbitnya bintang "Rowot", yang dikaitkan dengan pertanian.
- Baca juga: Cara Mudah ke Pullman Mandalika Lombok Naik Kendaraan Pribadi atau Umum
- Baca juga: Usai Dipakai MotoGP, Sirkuit Mandalika Kini Bisa Dikunjungi Wisatawan
Adapun perhitungan suku Sasak untuk bulan ke-1 dimulai pada 25 Mei dan setiap bulan dihitung 30 hari. Dibandingkan dengan tahun Masehi, bulan ke-10 jatuh pada sekitar bulan Februari.
Sejarah Bau Nyale
Sejarah Bau Nyale berasal dari legenda bahwa dahulu terdapat putri Kerajaan Seger yang cantik jelita bernama Mandalika.
Kecantikan sang putri memikat hati banyak pangeran. Para pangeran kemudian melamarnya, tetapi semuanya ditolak. Putri Mandalika khawatir jika menerima salah satu lamaran, maka akan menimbulkan peperangan.
Namun, ada dua pangeran sangat bersikeras ingin meminangnya. Mereka mengancam akan menghancurkan kerajaan jika Putri Mandalika tidak menerima pinangannya.
Ia pun menjadi gundah dan memohon petunjuk pada Tuhan. Setelah mendapat petunjuk melalui mimpi, Sang Putri akhirnya memutuskan untuk menceburkan diri ke laut dan menjadi nyale.
Baca juga: Kisah di Balik Festival Bau Nyale Bisa Jadi Nilai Jual Pariwisata
Putri Mandalika menceburkan diri ke laut pada tanggal 20 bulan ke-10 tahun Sasak. Sesaat setelah Sang Putri menceburkan diri, konon muncul binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak, yang kini disebut sebagai nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut.
Mereka menduga bahwa binatang itu adalah jelmaan dari Sang Putri. Lalu beramai-ramai mereka berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih.
Terkini Lainnya
- Cocok untuk Libur Akhir Tahun, Pantai Kelingking Jadi Pantai Terbaik di Asia pada 2024
- Masuk Daftar Tempat Wisata Alam Terbaik di Dunia, Berikut 4 Rekomendasi Wisata di Lombok untuk Libur Akhir Tahun
- Libur Akhir Tahun di Borobudur, Ini Cara Beli Tiketnya
- Museum Nasional Indonesia Rayakan Hari Disabilitas Internasional dengan Kampanye Pekan Inklusivitas
- 5 Tempat Wisata untuk Libur Natal dan Tahun Baru di Bandung
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Bogor
- Bali Dipilih sebagai Tempat Favorit Wisatawan, Cocok Jadi Tempat Libur Akhir Tahun
- Pihak Berwenang Spanyol Ganggu Privasi Turis karena Ambil Data Pribadi
- 8 Etika Saat Liburan di Jepang yang Harus Diikuti
- Bingung Cari Destinasi Wisata Akhir Tahun? Coba Kunjungi Pantai Pasir Timbul Mansuar di Raja Ampat
- Australia Paling Diminati untuk Liburan Tahun 2024, Kenapa?
- Bali Destinasi Honeymoon Terbaik 2024, Tempat Tepat Pasutri Habiskan Libur Akhir Tahun
- Indonesia Usulkan Reog Ponorogo, Kebaya, dan Kolintang ke UNESCO
- Jangan Mendaki Tektok ke Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Ini Alasannya
- Syarat Pendakian Tektok Gunung Slamet via Blambangan, Perhatikan Cuaca
- Festival Pesona Bau Nyale 2023, Ada Tari Kolosal hingga Penobatan Putri Mandalika
- Visa Kunjungan Wisata ke Indonesia Tak Lagi Wajibkan Penjamin
- Terminal Tanjung Pinggir Diresmikan Jokowi, Ini 4 Wisata di Dekatnya
- 4 Fakta Tradisi Bau Nyale di Lombok, Berawal dari Putri Mandalika
- Katedral Notre Dame di Paris Bakal Dibuka Lagi Akhir 2024