7 Fakta Tradisi Meugang di Aceh Jelang Idul Adha
- Sebagai salah satu kota dengan mayoritas penduduk muslim, Aceh memiliki sejumlah tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Baca juga:
- 6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha
- Adakah Cuti Bersama Idul Adha 2023 supaya Bisa Libur Long Weekend?
Salah satunya adalah mak meugang atau meugang. Tradisi ini identik dengan masak dan makan daging.
Umat Islam di Aceh akan menggelar tradisi meugang jelang Hari Raya Idul Adha 2023, yang jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023 mendatang.
Ada sejumlah fakta menarik tradisi meugang yang menarik untuk diketahui, sebagai berikut.
1. Apa itu tradisi meugang?
Tradisi meugang bukanlah hal asing bagi masyarakat Aceh. Lantas, apa itu tradisi meugang Aceh?
Melansir dari laman Warisan Budaya TakBenda Indonesia Kemendikbud, meugang merupakan tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh.
Tradisi ini telah mengakar dalam masyarakat Aceh, sehingga hampir semua wilayah di Serambi Mekkah menggelar tradisi tersebut.
Meskipun daging sapi menjadi yang utama dalam tradisi meugang, namun ada juga masyarakat yang memasak daging kambing, kerbau, ayam, dan bebek.
2. Sejarah meugang Aceh
Tradisi meugang memiliki nilai historis yang berkaitan dengan penyebaran Islam di Aceh sekitar abad ke-14 masehi.
Melansir dari laman Pemerintah Kota Banda Aceh, tradisi ini sudah dimulai sejak masa Kerajaan Aceh Darussalam. Pihak Kerajaan Aceh Darussalam menggelar tradisi meugang yang dihadiri oleh sultan, menteri, pembesar kerajaan, serta ulama.
Pada hari itu, raja membagikan daging, pakaian, dan beras, kepada fakir miskin dan dhuafa.
Sumber lainnya menyatakan bahwa tradisi meugang berawal dari Sultan Iskandar Muda. Sebagai wujud rasa syukur menyambut Ramadhan, maka Sultan Iskandar Muda memotong lembu atau kerbau, kemudian dagingnya dibagikan kepada rakyat.
Setelah Kerajaan Aceh ditaklukan oleh Belanda pada 1873, tradisi ini tidak lagi dilaksanakan oleh raja. Namun, karena tradisi ini telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, sehingga meugang tetap dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini.
Baca juga:
- Mengenal Apitan, Tradisi Jelang Idul Adha di Jawa Tengah
- 30 Ucapan Selamat Idul Adha dalam Bahasa Inggris dan Artinya
3. Berbagai sebutan
Meskipun lebih dikenal dengan nama meugang, namun ternyata tradisi ini memiliki beberapa sebutan lainnya. Meskipun berbeda, namun masih merujuk pada tradisi yang sama.
Meugang juga dikenal dengan nama mak meugang, haghi mamagang, uroe meugang, atau uroe keuneukoh, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kota Banda Aceh.
Terkini Lainnya
- Taman Galuh Panorama Perbukitan Hijau di Bondowoso
- Pantai Porok Gunung Kidul, Keindahan Pantai yang Diapit 2 Bukit
- Pesawat "Delay" atau Batal Terbang, Ini 7 Hal yang Perlu Dilakukan
- Ke Mana Perginya Barang Sitaan yang Ada di Bandara?
- Pantai Porok Gunung Kidul: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka
- Berkunjung ke Taman BKT, Ini 4 Kegiatan yang Bisa Dilakukan
- Jadwal dan Tarif Damri Menuju Kepulauan Derawan
- Amaris Hotel Manado Baru Dibuka, Tarif Menginap Rp 490.000-an
- Mengenal Sejarah Hari Raya Kuningan, Turunnya Dewa dan Leluhur ke Bumi
- Cara ke Taman BKT di Jakarta Timur Naik JakLingko, Transjakarta, dan KRL
- Atraksi Budaya dan Alam Jadi Daya Tarik Pengunjung Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024
- 5 Hotel Murah di Bali Dekat Pantai Kuta, mulai Rp 150.000
- Bandara Ngurah Rai Bali Punya 90 "Autogate" Baru
- Rumah Pohon Inyiak Bukittinggi: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka
- Rumah Pohon Inyiak Spot Foto Instagenik di Bukittinggi
- Masjid Agung Madaniyah di Karanganyar yang Megah seperti Masjid Nabawi
- 4 Tips ke Pameran Perlengkapan Outdoor INDOFEST 2023, Datang Pagi Hari
- Syarat Naik Kapal Pelni per Juni 2023, Wajib Sudah Vaksin Booster
- Ramainya INDOFEST 2023, Pengunjung Sampai Harus Antre Masuk Toko
- Desa Wisata Kreatif Terong, Punya Tempat Wisata Bekas Tambang Timah