Gedung Kuno Perpustakaan Daerah Bangka Tengah Ditetapkan Jadi Cagar Budaya
- Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan gedung perpustakaan daerah tersebut sebagai bangunan cagar budaya.
Seperti dikutip dari Antara, penetapan gedung kuno ini sebagai bangunan cagar budaya dilakukan agar terus dilestarikan dan berdiri kokoh seperti bentuk aslinya.
Baca juga:
- 9 Tempat Wisata di Bangka Tengah, Main ke Pantai dan Hutan Mangrove
- Pantai Tapak Hantu, Destinasi Wisata Unggulan di Bangka Tengah
Dengan begitu, gedung ini dapat dijadikan obyek edukasi sejarah dari generasi ke generasi.
"Dulu gedung perpustakaan itu sempat dijadikan kantor keresidenan pada zaman kolonial, itu bangunan bersejarah dan atas dasar itu pula kami tetapkan sebagai cagar budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata Bangka Tengah Zainal di Koba, Bangka Tengah, Minggu (4/6/2023), seperti dikutip dari Antara.
Dengan ditetapkannya bangunan Perpustakaan Daerah Bangka Tengah sebagai cagar budaya, Disbudporapar yang nantinya akan mengelola gedung tersebut akan melakukan pembenahan sehingga menjadi bangunan selayaknya cagar budaya.
"Dalam waktu dekat bangunan kuno yang saat ini menjadi gedung perpustakaan itu segera dibenahi, karena perpustakaan sudah memiliki kantor baru," ujarnya.
Berdiri sejak September 1913
Kepala Bidang Pariwisata Disbudparpora Bangka Tengah Budi Randa menjelaskan, berdasarkan sejarawan Bangka belotung Ahmad Elvian, gedung kuno yang digunakan untuk perpustakaan tersebut telah berdiri sejak 13 September 1913.
Lokasinya yang terletak di jantung kota juga membuatnya menjadi bangunan penting dan memiliki sejarah panjang.
"Sudah tepat gedung kuno itu dijadikan bangunan cagar budaya untuk menjaga keasliannya dan sebagai bukti sejarah untuk terus dilestarikan," kata Budi.
Lebih jauh, gedung tersebut juga sempat dijadikan kantor administrasi pemerintahan dan administrasi pertambangan di Keresidenan Bangka pada zaman kolonial, yang kantor keduanya disatukan di gedung perpustakaan ini.
"Memang gedung itu sarat dengan nilai sejarah karena pernah dijadikan kantor pada masa kolonial Belanda," tuturnya.
Terkini Lainnya
- 4 Aktivitas Seru di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, Bisa Belajar Bikin Gerabah
- Pengalaman Mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta, Serunya Belajar Bikin Gerabah
- Kisah Ruangan Khusus di Museum Sejarah Jakarta, Ternyata Tempat Pangeran Diponegoro Ditahan
- Wisata 4 Musim di Tottori, Jepang, Lihat Kunang-kunang di Hutan Liar Saat Musim Panas
- Lebih dari 32.000 Orang Serbu Dieng Banjarnegara Saat Long Weekend Maulid Nabi 2024
- Menengok Natsu Matsuri, Festival Budaya Jepang di Jakarta
- Mengapa Bali Sering Dipilih Jadi Lokasi Konferensi?
- Jalur ke Dieng Macet Parah Saat Long Weekend Maulid Nabi 2024
- Pengalaman Berkunjung ke Pasar Santa, Nikmatnya Kopi hingga Musik dari Piringan Hitam
- Rute ke Wisata Hiu Paus Botubarani di Gorontalo, 30 Menit dari Kota Gorontalo
- Kebumen Jadi Tuan Rumah Geofest ke-6 Tahun 2025, Targetkan 300 Peserta
- 5 Tips ke Wisata Hiu Paus Botubarani Gorontalo, Datang pada Waktu yang Tepat
- Mengulik Patung Hermes di Museum Fatahillah, Dulunya Sempat di Harmoni
- Pengalaman Ikut Pottery Class di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta
- Cerita Cosplayer di Jak-Japan Matsuri 2024, Modal Rp 1,5 Juta
- 4 Tips Wisata ke Edutainment Dirgantara Indonesia, Pesan Tiket Online
- Intip Detik-detik Pelepasan Lampion Waisak di Candi Borobudur
- Hari Terakhir INDOFEST 2023, Pengunjung Borong dan Antre Lama
- Meriahnya Pelaksanaan Sedekah Laut Sembonyo Di Trenggalek
- 6 Tempat Wisata Alam di Pangandaran, Selain Pantai