Rawa Bento di TN Kerinci Seblat, Disebut Mirip Sungai Amazon
- Salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi saat ke Kerinci, Jambi, adalah Rawa Bento. Rawa tertinggi di Sumatera ini merupakan satu dari beberapa tempat wisata populer di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
"Selain Gunung Kerinci dan Danau Gunung Tujuh, obyek wisata yang sedang populer di Taman Nasional Kerinci Seblat saat ini adalah Rawa Bento," kata Pengendali Ekosistem Hutan Kerinci Dedi Raul saat ditemui di INDOFEST 2023, Kamis (1/6/2023).
Baca juga:
- 14 Syarat Pendakian Gunung Kerinci 2023, Bawa Kartu Identitas
- Harga Tiket Pendakian Gunung Kerinci dan Cara Belinya
Ia menjelaskan, aktivitas utama di Rawa Bento adalah menyusuri hutan rawa lebat dengan perahu tradisional.
"Wisata menyusuri Rawa Bento menggunakan perahu seperti menyusuri Sungai Amazon di Amerika Selatan," ujarnya.
Wisatawan bisa berangkat naik perahu dari Desa Jernih Jaya di Gunung Tujuh, dengan biaya Rp 500.000 per perahu yang berisi maksimal 10 orang.
Daya tarik Rawa Bento
Rawa Bento merupakan salah satu rawa tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 1.375 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kawasan hutan rawa air tawar ini memiliki luas kurang lebih 1.000 hektar, yang sebagian besar permukaannya ditumbuhi rumput Bento (Leesia Hexandra).
Selain itu, ekosistem Rawa Bento juga terdiri atas rumput rawa gambut, hutan rawa kerdil, serta danau rawa kecil, dilansir dari , Kamis (29/4/2021).
Baca juga:
- 6 Wisata di Jambi yang Terkenal, Ada Danau Sebening Kaca
- Gunung Kerinci Tutup Selama Lebaran, Ini 5 Wisata Alternatif Sekitar
Di bawah rawa, terdapat sungai yang mengalir yaitu Sungai Rumpun dan Sungai Sangir.
Rawa Bento dan sungainya juga menjadi habitat sejumlah ikan, seperti ikan semah, ikan pareh, ikan saluang, dan belut, dikutip dari booklet Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Tingginya kandungan ikan yang hidup di danau dan sungai Bento ini membuatnya menjadi sumber mata pencaharian utama bagi nelayan yang hidup di sekitar.
Terkini Lainnya
- Promo Imlek 2025 di Swiss-Belinn Malang
- Tahun Baru Imlek 2025 di Royal Safari Garden, Ada Parade Barongsai
- Giring Bicara Capaian Kinerja 100 Hari, Bahas Repatriasi Objek Warisan Budaya
- Libur Imlek 2025 di Taman Safari Bogor, Ada Barong Liong Show
- Mengenal Sleep Tourism, Wisata Tidur yang Diprediksi Jadi Tren 2025
- 5 Tips Liburan Aman di Pantai agar Terhindar dari Bahaya
- Wisatawan Padati Pantai di Gunungkidul, Waspada Perubahan Cuaca
- Dari Bandung, Roots Social House Kini Hadir di Surabaya
- Naik Perahu Wisata di Lampion Imlek Pasar Gede Solo, Ini Harga Tiketnya
- Libur Imlek, Saatnya Jalan-jalan di Cinatown Jakarta Pantjoran PIK
- Pembentukan Dewan Pengawas Museum dan Cagar Budaya, Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Kebudayaan Dunia
- Banjir Grobogan, 15 Kereta Api Rute Semarang-Surabaya Harus Memutar Lewat Solo
- Sehari di Desa Asinan Kabupaten Semarang, Sunrise hingga Membuat Kompos
- Kereta Wisata Ambarawa Beroperasi Lima Hari Saat Libur Panjang Imlek
- Libur Panjang Imlek, Kunjungi UMKM Expo di Museum Kereta Ambarawa
- Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023
- Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini
- 7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung
- Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di Belitung
- Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang