pesonadieng.com

 - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengatakan adanya pembatalan sejumlah kamar hotel menyusul penyelenggaraan 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023 pada 5-12 Agustus yang batal dilaksanakan.

Adapun pengumuman resmi pembatalan tersebut disampaikan oleh Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Rabu (5/7/2023), seperti dikutip .

Kendati demikian, PHRI Bali belum dapat menyebutkan datanya.

“Sebenarnya ada beberapa yang sudah booking dari anggota kita tapi tiba-tiba sekarang ada pembatalan, itu yang terjadi di Bali, tapi belum saya data semua baru informasi dari beberapa anggota,” kata Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Denpasar, Rabu, seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Kronologi Bali Batal Gelar ANOC World Beach Games 2023: Anggaran Jadi Penyebab

Rai mengatakan, laporan pembatalan pemesanan hotel datang dari anggota PHRI Bali di Bali Selatan, seperti Canggu dan Kuta. Mereka yang melakukan pemesanan kebanyakan adalah panitia dan peserta ANOC World Beach Games yang akan datang Agustus mendatang.

Padahal, kata dia, perhelatan tersebut akan membawa banyak paritisipan dan meningkatkan perekonomian masyarakat, termasuk tingkat hunian hotel.

Dalam perhitungan PHRI, angkanya bisa mencapai 90 persen okupansi hotel.

“Tiba-tiba dibatalkan seperti itu, kita kan mengharapkan event ini terjadi karena AWBG ini membawa banyak partisipan, lumayan juga kan Agustus ini," ucapnya.

Baca juga: 20 Destinasi Musim Panas Terpopuler di Dunia 2023, Ada Bali

Agustus high season wisata Bali

Kendati perhelatan tersebut batal dilaksanakan, Rai bersyukur bahwa Agustus termasuk periode high season untuk pariwisata Bali.

Sehingga, batalnya perhelatan internasional tersebut dapat digantikan oleh wisatawan mancanegara lain.

“Batal AWBG kita harus masukkan grup lain. Saya yakin dan optimistis juga Agustus ini kami (Bali) bisa mencapai 80 persen walaupun tanpa AWBG,” ujar Rai.

Baca juga: 10 Pantai di Bali yang Terkenal untuk Liburan Sekolah 

Menurutnya, ANOC World Beach Games turut meninggalkan kesan negatif bagi Pulau Dewata, terutama dalam hal penyelenggaraan perhelatan internasional. Apalagi, ini adalah kedua kalinya perhelatan olahraga taraf internasional dibatalkan.

Meski demikian, PHRI Bali menyadari bahwa ini sepenuhnya merupakan domain pusat dan Bali hanya menyediakan lokasi penyelenggaraan.