Sandiaga: Indonesia Belum Alami "Overtourism", tapi Perlu Antisipasi
- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, Indonesia saat ini belum mengalami overtourism atau kelebihan jumlah turis.
Hal ini diungkapkannya menanggapi fenomena overtourism di Benua Eropa dalam beberapa waktu terakhir.
Dilansir dari laman Arabian Business, misalnya, beberapa negara di Eropa saat ini tengah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi jumlah wisatawan.
Baca juga: Pemerintah Optimistis Target 8,5 juta Kunjungan Wisman Tercapai
Upaya tersebut termasuk penyesuaian biaya tiket masuk dan mendorong wisatawan berkunjung ke destinasi yang kurang populer.
"Kita belum mengalami permasalahan overtourism, tapi harus diantisipasi," kata Sandiaga dalam program The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Sandiaga mengatakan akan terus memantau data pertumbuhan wisatawan, khususnya di Bali agar tidak terjadi overtourism.
"Bali ialah daerah yang paling melihat sinyal pertama kali adanya risiko overtourism, karena saya melihat kunjungan terus meningkat lebih dari 80 persen year on year," papar Sandi.
Baca juga: Wisatawan Domestik Baru Capai 433 Juta Orang, Jauh dari Target 2023
Upaya antisipasi overtourism
Sandiaga menyebutkan, antisipasi yang dilakukan di Indonesia yakni fokus pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Dalam hal ini termasuk memastikan 8,5 juta target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2023 dialihkan ke kunjungan wisatawan dalam jangka waktu tinggal (lentgth of stay) yang lebih lama.
Tidak hanya itu, wisman juga diarahkan untuk berbelanja produk ekonomi kreatif lokal.
Baca juga: Indonesia Kejar Target 450.000 Turis India Selama 2023
Untuk diketahui beberapa negara di Eropa sudah memberlakukan kebijakan baru guna mengontrol arus masuk wisatawan mancanegara.
Seperti di Italia dan Yunani memberlakukan biaya masuk ke tempat-tempat wisata populer. Sementara kota-kota seperti Amsterdam telah melarang kapal pesiar memasuki pelabuhan utama.
View this post on InstagramA post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)
Tidak hanya itu, di Venesia, wisatawan diharuskan membayar biasa masuk sebesar tiga euro atau sekitar Rp 50.000 hingga 10 euro atau sekitar Rp 167.000 untuk akses ke kota dan pulau-pulau.
Selain itu, di Prancis telah diluncurkan kampanye untuk mendorong wisatawan mengunjungi destinasi wisata yang kurang populer.
Baca juga: Wisman India Ikut Tur Jalan Kaki di Jakarta, Cerita Ingin ke Monas
Kampanye ini diharapkan dapat membantu menyebarkan wisatawan dan mengurangi dampak overtourism di destinasi wisata populer.
Terkini Lainnya
- 4 Rekomendasi Destinasi Wisata untuk Liburan Hemat Akhir Tahun
- Jagat Satwa Nusantara TMII Gelar Kampanye Save Wildlife, Save The Future
- Candi Gedongsongo Semarang Jadi Favorit Turis Asing Penumpang Kapal Pesiar
- Jadwal DAMRI Bandara Kualanamu ke Medan Fair Terbaru, mulai 04.00 WIB
- Sejarah Reog Ponorogo yang Masuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- 4 Tips Cerdas Hemat Budget Liburan ke Luar Negeri
- Kebaya Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- 7 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Liburan ke Italia
- Fadli Zon Usulkan Ada "Omnibus Law" UU Kebudayaan
- 6 Tips Liburan Menyenangkan di Destinasi Wisata Alternatif
- 5 Tempat Wisata di Bandung saat Libur Natal dan Tahun Baru
- 5 Ide Liburan di Bogor saat Natal dan Tahun Baru
- Pergerakan Turis Domestik di Indonesia Capai 839 Juta hingga Oktober 2024
- Ada Pameran Wisata Golden Rama Extra 2024, Tawarkan Tur Destinasi Unik
- Reog Ponorogo Resmi Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- Cerita Penjual Kaset di Pasar Taman Puring, Bertahan 4 Dekade
- Wisatawan Domestik Baru Capai 433 Juta Orang, Jauh dari Target 2023
- Indonesia Kejar Target 450.000 Turis India Selama 2023
- Pemerintah Optimistis Target 8,5 juta Kunjungan Wisman Tercapai
- Potrobayan River Camp Yogyakarta, Spot Camping yang Syahdu di Tepi Sungai