Kejar Target Pergerakan Wisnus, Sandiaga Sebut Metode Perhitungan Akan Berubah
- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan, akan ada perubahan metode perhitungan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
"Target wisatawan nusantara ini kita akan mengejarnya, karena pertengahan tahun mencapai 433 juta, sementara tahun ini ditargetkan 1,2 sampai 1,4 miliar. Saya melihat akan ada kemungkinan perubahan metode perhitungan," kata dia.
Pernyataan itu Sandiaga sampaikan dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Baca juga: Wisatawan yang Snorkeling di Labuan Bajo Diimbau Lebih Peduli Terumbu Karang
Dalam hal ini, ia mengambil contoh wisnus asal Lombok Tengah yang menyaksikan acara MotoGP 2023 di Mandalika lebih dari enam jam.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Banyak pergerakan yang tidak tercatat
Menurut Sandi, kegiatan yang dilakukan oleh wisnus tersebut juga termasuk kegiatan berwisata.
Namun, hal ini tidak dihitung lantaran pergerakan yang dilakukan oleh wisnus tidak melintasi kabupaten asal.
Ia juga mencontohkan masyarakat Jakarta yang hendak berwisata ke Kebun Binatang Ragunan di Jakarta Selatan, ini juga termasuk melakukan pergerakan wisata.
"Itu kegiatan wisata, itu bergerak wisatawan nusantara, tapi tidak tercatat karena tidak melintasi kota dan tempat yang mereka tinggalkan," kata Sandi.
Maka dari itu, ia mengatakan bahwa perubahan metode perhitungan ini akan didalami dan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pada ahli dan Badan Pusat Statistika (BPS).
Baca juga: 4 Karakteristik Wisatawan Indonesia Saat Ini, Kejar Pengalaman
"Iya (metode perhitungan akan berubah), ini yang sedang dalam pembicaraan karena kalau di China itu (perhitungan pergerakan wisatawan) per kecamatan," terang Sandi.
Ia melanjutkan, jika melihat perhitungan negara lain, pegerakan wisatawan di lingkup kecamatan, seperti halnya China, sudah masuk ke dalam satu destinasi wisata, dan sudah termasuk kategori perjalanan wisata.
"Kita ingin definisi ini memberikan data yang tepat, karena kalau datanya tidak tepat nanti kebijakannya juga tidak tepat. Kita semua membuat kebijakan berbasis data," pungkas Sandi.
Terkini Lainnya
- Masuk Daftar Tempat Wisata Alam Terbaik di Dunia, Berikut 4 Rekomendasi Wisata di Lombok untuk Libur Akhir Tahun
- Libur Akhir Tahun di Borobudur, Ini Cara Beli Tiketnya
- Museum Nasional Indonesia Rayakan Hari Disabilitas Internasional dengan Kampanye Pekan Inklusivitas
- 5 Tempat Wisata untuk Libur Natal dan Tahun Baru di Bandung
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Bogor
- Bali Dipilih sebagai Tempat Favorit Wisatawan, Cocok Jadi Tempat Libur Akhir Tahun
- Pihak Berwenang Spanyol Ganggu Privasi Turis karena Ambil Data Pribadi
- 8 Etika Saat Liburan di Jepang yang Harus Diikuti
- Bingung Cari Destinasi Wisata Akhir Tahun? Coba Kunjungi Pantai Pasir Timbul Mansuar di Raja Ampat
- Australia Paling Diminati untuk Liburan Tahun 2024, Kenapa?
- Bali Destinasi Honeymoon Terbaik 2024, Tempat Tepat Pasutri Habiskan Libur Akhir Tahun
- Indonesia Usulkan Reog Ponorogo, Kebaya, dan Kolintang ke UNESCO
- Jangan Mendaki Tektok ke Gunung Slamet Saat Musim Hujan, Ini Alasannya
- Syarat Pendakian Tektok Gunung Slamet via Blambangan, Perhatikan Cuaca
- 11,5 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga Oktober 2024
- Lokasi dan Rute ke Bahari Waterpark Tegal, Cuma 8 Menit dari Alun-alun
- Pencuri iPad dan Laptop di KA Tawang Jaya Terancam Tak Bisa Naik Kereta Seumur Hidup
- Apakah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023 Termasuk Libur Nasional?
- Museum Tekstil Tutup mulai 20 Oktober 2023, Buka Lagi Akhir Tahun
- Harga Tiket Taman Safari Bali Terbaru dan Cara Belinya