Pantai Utara Flores di NTT mulai Dilirik Turis Asing dan Domestik
BORONG, – Bila bertandang ke Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempatkanlah menjelajahi wilayah pantai utara (pantura) pulau tersebut.
Panorama alam di sepanjang Jalan Raya Trans-Pantura dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, ke Labuan Bajo akan memanjakan mata. Jalan tersebut berdampingan dengan tepi pantai, alhasil wisatawan bisa melihat laut biru dan pulau-pulau kecil.
Baca juga:
- Jelajah Kampung Tradisional Wologai di NTT yang Usianya 900 Tahun
- Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta
Menurut pemandu Rofinus Leonardus Ansel, wilayah pantura Pulau Flores juga kerap dipilih wisatawan mancanegara (wisman), tidak hanya wisatawan nusantara (wisnus).
"Saya sering memandu tamu mancanegara dan nusantara, domestik yang mengelilingi pantai utara yang masih diperkenalkan kepada wisatawan dengan destinasi yang sangat berbeda," kata Leonardus, Jumat (13/10/2023).
Ia mencontohkan, waktu itu rombongannya terdiri dari wisman asal Jerman dan wisnus asal Jakarta.
Mereka berangkat dari Labuan Bajo dan mengunjungi sejumlah tempat wisata di Kota Ruteng, Manggarai Timur, Ngada, Ende, dan Moni, dengan memilih Jalan Trans-Flores bagian tengah dan selatan.
Baca juga: Wisatawan Domestik Dominasi Kunjungan ke Labuan Bajo NTT
Wisatawan, lanjutnya, tertarik akan kain tenun khas Pulau Flores dan keramahan masyarakat setempat.
"Saya mendengarkan cerita mereka (wisatawan) bahwa mereka sangat tertarik berwisata di destinasi tenun dengan berbagai motif tiap kabupaten di pulau yang dikenal dengan pulau bunga (ini)," tuturnya.
Bila menggemari kegiatan wisata alam, pelancong bisa juga menyelam, snorkeling, atau berenang di sejumlah pantai, antara lain Pantai Enabara dan Tanjung Mawar.
Baca juga:
- Kampung Adat Rangat Wisata di NTT, Pesonanya Mirip Wae Rebo
- Komodo Melintas di Wisata Golo Mori NTT, Jangan Berwisata Tanpa Pemandu
Potensial, walau jalannya belum mulus
Leonardus berpendapat, destinasi-destinasi yang ada di sisi utara Pulau Flores sangat potensial bagi pengembangan pariwisata setempat.
"Memang sebagian infrastruktur jalannya belum mulus. Tapi, beberapa bulan lalu, turis berwisata dengan sepeda gunung dari Sikka sampai Reo dan meneruskan perjalanan ke Kota Ruteng sebab, akses yang menembusi Labuan Bajo di sisi utara belum terhubung sampai di Labuan Bajo," jelasnya.
Baca juga: Desa Wisata Tebara di NTT, Punya Rumah Adat Menara dan Peninggalan Megalitikum
Terkini Lainnya
- Aktivitas di Menoreh View Kulon Progo, Kulineran hingga Gowes Tengah Sawah
- 6 Benda Cagar Budaya Dipulangkan ke Indonesia, Ada Arca Perunggu
- Tiket Kereta Pasar Senen-Purwosari Nataru 2024 Masih Bisa Dibeli
- Tiket Kereta Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi Nataru 2024 Masih Tersedia
- Jejak Zaman Purba di Geopark Galunggung, Wisata Baru di Tasikmalaya
- Desa Santa Claus di Finlandia Hadapi Masalah Overtourism
- Batik Shibori, Ide Oleh-oleh Khas Surabaya di Kampung Wisata Ketandan
- Bebas Ribet Urus Visa Traveling ke Luar Negeri dengan GoVisa
- Depok Punya Paspor, Berisi Rute Wisata dan Bisa Distempel
- Wujudkan Golo Mori Labuan Bajo yang Ramah Lingkungan, Sampah Jadi Fokus Utama
- Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih
- 15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan
- 15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif
- Rute Menuju ke Bukit AsLan Bandar Lampung
- Harga Tiket dan Paket di Bukit AsLan
- Balon Udara Akan Terbang di Bekasi, Catat Tanggal dan Tempatnya
- Savana Bromo Kembali Menghijau, Pelaku Wisata Diminta Disiplin
- Kejar Target Pergerakan Wisnus, Sandiaga Sebut Metode Perhitungan Akan Berubah
- Lokasi dan Rute ke Bahari Waterpark Tegal, Cuma 8 Menit dari Alun-alun
- Pencuri iPad dan Laptop di KA Tawang Jaya Terancam Tak Bisa Naik Kereta Seumur Hidup