Pertunjukan Wayang dan Pameran Baru Digelar di Museum MACAN 18 November 2023
- Museum MACAN menghadirkan penampilan perdana dari Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang, pertunjukan wayang terbaru oleh Jumaadi dan The Shadow Factory, dengan jadwal pertunjukan pada 18-26 November 2023.
Sang perupa, yakni Jumaadi yang lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, dan pindah ke Sydney, Australia, pada 1997 untuk belajar di National Art School, menjelaskan arti karya ini.
“Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang adalah suatu kisah tentang bertahan hidup–bagaimana seni dan keindahan menjadi penting bagi umat manusia," kata Jumaadi dalam keterangan tertulis kepada , Jumat (27/10/2023).
Baca juga: Ketika Sandal Jepit dan Selimut Jadi Bermakna di Pameran Baru Museum MACAN...
Pengunjung, kata dia, akan menyaksikan kisah akan migrasi dan perpindahan; gagasan-gagasan tentang keindahan dalam ketangguhan, menemukan keberanian, dan kebebasan berekspresi.
"Karya ini juga memunculkan pertanyaan tentang relevansi wayang di era digital ini. Selama 1,5 tahun terakhir mengembangkan proyek ini, kami telah mencoba menata ulang wayang dengan mengeksplorasi medium kertas, cerita, dan musik," imbuhnya.
Baca juga: Museum Macan Jakarta: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aturan berkunjung
Kemudian, kata Jumaadi, ia dan timnya dapat menyajikan pertunjukan langsung dengan ratusan guntingan kertas dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Tentang Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang
Pertunjukan wayang yang inovatif ini menampilkan ratusan wayang kertas dalam berbagai ukuran dan bentuk–setiap wayang kertas mewujudkan sebuah potongan peristiwa.
Selain itu, pertunjukan dimainkan secara terampil oleh dua orang pawang bayang-bayang di atas dua mesin OHP (overhead projector), diiringi musik eksperimental.
Karya tersebut dikomisi oleh Museum MACAN dan diadaptasi dari kisah 823 pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia yang diasingkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda ke Boven Digoel, Papua, pada 1926.
"Di tengah kesulitan yang melanda, para pejuang ini beralih pada musik dan seni untuk mempertahankan semangat hidup," kata Jumaadi.
Mereka menggunakan perkakas seadanya, seperti paku, bilah cangkul, kaleng kosong, rantang, dan peralatan makan untuk menciptakan seperangkat gamelan.
Baca juga: Alasan Museum Macan Angkat Isu Konservasi Laut dalam Pameran
Pada 1942, setelah Jepang mengambil alih Hindia Belanda, para pejuang ini dilarikan ke Australia dan memboyong gamelan ini ke sana.
Setelah kemerdekaan, sebagian dari para pejuang kembali ke tanah air. Namun, nasib sebagian besar dari mereka tidak diketahui karena kisahnya tidak banyak diceritakan lagi.
Terkini Lainnya
- Awas, Mengotori Seprai di Kamar Hotel Bisa Kena Denda
- 4 Promo Di Indonesia Aja Travel Fair 2024, Diskon Tiket KAI 20 Persen
- Cara ke Acara HUT TNI 2024 di Monas, Naik Transportasi Umum 1 Rupiah
- Daftar Kegiatan HUT Ke-79 TNI di Monas, Gratis untuk Masyarakat
- Lokasi Acara HUT Ke-79 TNI, Tarif MRT, LRT, Transjakarta Rp 1
- Puncak HUT Ke-79 TNI 5 Oktober 2024: Lokasi, Daftar Acara, Rekayasa Lalu Lintas
- Desa Wisata: Di Balik Pesona, Adakah Masa Depan Berkelanjutan?
- RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bisa Jadi Tujuan Health Tourism di Bogor
- Bikin Keributan di Pesawat, Penumpang Asal Australia Diminta Ganti Biaya Bahan Bakar
- Desa Samirono di Semarang Masuk 300 Desa Wisata Terbaik Indonesia, Kelola Biogas untuk Energi Terbarukan
- Pemda DIY Diminta Tegakkan Aturan Penjualan Miras untuk Pariwisata
- Apa Itu Penampahan Kuningan dalam Hari Raya Kuningan?
- Di Indonesia Aja Travel Fair 2024 Digelar 4 Oktober 2024 di Jakarta, Dorong Wisata Domestik
- Hari Raya Kuningan 2024: Kapan, Makna, dan Rangkaian
- 1,34 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia pada Agustus 2024
- Penumpang Kereta Cepat Whoosh Diimbau Tiba di Stasiun 30 Menit Sebelum Berangkat
- Wisata Agro Kaligua, Kebun Teh Legendaris di Brebes
- Bromo Siap Sambut Wisatawan Lagi, tapi Angka Kunjungan Belum Maksimal
- Pemda Didorong Gesit Tangani Isu-isu Pariwisata agar Tak Meluas
- Batik Air Terbang dari Denpsar ke Adelaide PP Mulai 10 November