Embung Nglanggeran di Yogyakarta Mengering, Wisatawan Menurun
YOGYAKARTA, - Air di Embung Nglanggeran di Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), surut dan nyaris mengering. Peristiwa tersebut mengakibatkan penurunan wisatawan hingga 50 persen.
Dari pengamatan di lokasi, air mengalami penyusutan cukup signifikan. Hanya tinggal beberapa sentimeter (cm) di dasar embung yang terbuat dari geomembran ini.
Baca juga: Hebohnya Sideface Selfie di Embung Nglanggeran
Salah seorang wisatawan nusantara asal Jakarta, Yosua Endrew mengatakan bahwa ia mampir ke Embung Nglanggeran saat melaksanakan kunjungan belajar di DIY. Menurutnya, suasana di lokasi yang sejuk membuatnya nyaman.
Namun, lanjutnya, kondisi air embung yang surut membuat pemandangan yang dilihatnya tidak seperti yang beredar di media sosial.
"Embung lagi agak surut, tidak bisa melihat penuhnya (air). Tidak terlalu kecewa karena untuk menikmati alam," kata Yosua kepada , Kamis (16/11/2023).
Baca juga:
- Berburu Matahari Terbit di Embung Nglanggeran
- Menikmati Syahdunya Petang di Embung Nglanggeran, Gunungkidul
Pengunjung kecewa
Salah seorang pengelola Embung Nglanggeran, Suwarno menyampaikan, air di Embung Nglanggeran sudah surut sejak dua bulan terakhir.
"Sekarang menyisakan air sekitar 20-30 cm," katanya.
Kondisi seperti ini, tambahnya, terjadi jika kemarau cukup panjang. Sebab, sumber air untuk mengisi embung sebagian besar berasal dari air hujan, ditambah sumber air.
Baca juga: Walau Embung Nglanggeran Kering, Tetap Asyik untuk Foto-foto
Air embung digunakan untuk mengairi lahan tanaman durian dan kelengkeng seluas sekitar 20 hektar. Mengeringnya air ini membuat pengunjung kecewa.
"Ada pengunjung yang kecew karena airnya surut. Penurunan (jumlah kunjungan wisatawan) sekitar 50 persen dibandingkan hari biasa sebelum surut," ucapnya.
Suwarno menambahkan, rata-rata saat air embung normal, jumlah kunjungan wisatawan pada hari biasa bisa mencapai 100-an wisatawan. Saat ini sekitar 40 sampai 50-an wisatawan per hari.
"Ada yang telepon dulu menanyakan kondisi embung, jadi ke sini tidak kecele," kata dia.
Adapun hujan yang sudah mulai mengguyur wilayah Gunungkidul pun menjadi harapan baru.
"Semoga hujan segera turun, karena tanaman buah juga perlu pengairan. Air embung sudah habis," kata dia.
Baca juga:
- Ngabuburit di Yogyakarta, Bisa ke Embung Nglanggeran dengan Panorama Indah
- 8 Hotel di Yogyakarta dengan View Pantai, Cocok buat Healing
Terkini Lainnya
- Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 Diharapkan Dongkrak Wisata dan Ekonomi
- Kereta Api yang Akan Lintasi Rel Layang Simpang Joglo Solo Saat Sudah Beroperasi
- Rute Kereta Bandara Adi Soemarmo Akan Diubah dari Klaten ke Madiun
- Menhub Sebut Rel Layang Simpang Joglo Solo Beroperasi 1 November 2024
- Grebeg Gunungan Sagara View, dari Hasil Bumi ke Destinasi Wisata Baru
- Palagan Night Carnival, Pesta Kostum Unik di Kabupaten Semarang
- Daftar 30 Kereta Api yang Berangkat dari Stasiun Gambir
- 5 Tempat Wisata Dekat Stasiun Gambir, Bisa Jalan Kaki
- Rail Transit Suite Gambir, Hotel di Dalam Stasiun Gambir
- Sedang di Stasiun Gambir, Ada Fasilitas untuk Mandi dan Titip Barang
- Januari-September 2024, Ada 24 Kapal Pesiar Angkut Turis Asing Masuk TN Komodo
- Rute dan Harga Tiket DAMRI ke Stasiun Gambir, Ada yang dari Bandara Soekarno Hatta
- Patih Gadjah Mada dan Pasukan Majapahit Akan Temui Wisatawan Saat Snorkeling di Bangsring Underwater Banyuwangi
- Cara Check-In Keberangkatan Kereta Api di Stasiun Gambir
- Beli Tiket Kapal Feri Banyuwangi-Bali, Tidak Bisa "Online" di Depan Pelabuhan
- 7 Wisata Dekat The Lawu Park Tawangmangu, Bisa Camping di Kaki Gunung
- Tak Jadi Sebulan, KMP Bahtera Nusantara 01 dan 03 Kembali Beroperasi Minggu Depan
- Makam Wali Depok, Cagar Budaya Baru di Demak
- Cara Naik Kereta Api Lokal ke Stasiun Merak untuk Pemula
- Sumbu Filosofi Yogyakarta Akan Dilengkapi Pemandu