Mengenal Mikoshi, Tradisi Arak Arakan Tandu di Jepang
- Masyarakat Jepang punya cara unik dalam memeriahkan suatu perayaan, salah satunya dengan melakukan arak-arakan sembari membawa tandu.
Tandu yang diarak tersebut bernilai religi, difungsikan sebagai tunggangan dewa. Orang Jepang menyebutnya Mikoshi.
"Mikoshi secara harfiah artinya kuil yang berjalan," kata koordinator Mikoshi, Ngurah Dwidharma saat ditemui pada acara Jak-Japan Matsuri 2023 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Minggu (19/11/2023).
Baca juga: 7 Tips ke Jak-Japan Matsuri 2023, Bawa Topi atau Payung
Dwi menjelaskan, masyarakat Jepang biasanya melaksanakan festival sebagai bentuk perayaan rasa syukur. Entah itu festival musim panen ataupun festival musim panas.
Masyarakat Jepang, katanya, melaksanakan perayaan tersebut dengan melibatkan para dewa.
Mengingat kuil di Jepang tidak bisa berpindah tempat, maka masyarakat Jepang membuat tandu sebagai pengganti kuil yang bisa berpindah tempat.
"Orang Jepang mau memberi tahu kepada dewa mereka, bahwa sang dewa bisa pindah ke Mikoshi, nanti dibawa keliling festival. Supaya dewa juga bisa merasakan festival, " kata Dwi.
Ia menambahkan, ada beberapa jenis Mikoshi yang digunakan dalam tradisi arak arakan. Ini mulai dari Mikoshi ukuran kecil yang dibawa oleh anak-anak, ukuran sedang dibawa oleh perempuan dan campuran, serta ukuran besar untuk pria dewasa.
Menurut Dwi, Mikoshi yang diarak tergolong berat, yakni lebih dari dua ton untuk ukuran paling besar.
"Rata-rata yang membawa satu tandu terdiri dari 30 sampai 50 orang, kalau tandu ukuran kecil biasanya sekitar 20 orang," ujar Dwi.
Baca juga: 7 Aktivitas di Jak-Japan Matsuri 2023, Belajar Budaya Jepang sampai Nonton Konser
Di Jepang, tandu ukuran kecil umumnya diarak oleh anak-anak karena para orang tua di Jepang memang mendukung sang anak untuk membawa Mikoshi.
Namun, mengingat di Indonesia tradisi Mikoshi tidak banyak dijumpai, maka tandu ukuran kecil juga dibantu untuk diarak oleh beberapa orang dewasa.
"Sebagai orang Indonesia yang ikut acara Mikoshi, saya tidak ada ikut ritualnya. Tapi pada hari pertama saya lihat ada ditaruh sesajen di tengah Mikoshi, seperti buah buahan. Sesajen tersebut ditaruh, dan mereka berdoa sekitar satu sampai dua menit, " katanya.
Baca juga: Tahun 2024, WNI yang Masuk Jepang Wajib Periksa TBC
Dwi menambahkan, khusus acara bertema Jepang yang diadakan di Indonesia, seperti acara Jak-Japan Matsuri ini, Mikoshi yang digunakan asli dan dibawa langsung dari Jepang.
Terkini Lainnya
- Jelajah Hutan Poco Ndeki sambil Amati Elang Flores di Manggarai Timur
- Bikin Perjalanan Makin Nyaman, Ini 3 Tip Sewa Mobil Aman Saat Liburan di Bali
- 6 Kesalahan Tamu Hotel Saat Menginap yang Sering Terjadi
- Bandara Internasional Komodo Terus Benahi Layanan untuk Kenyamanan Wisatawan
- Keseruan Bermain Air di Waterboom The Gondang Park
- Jam Buka dan Harga Tiket The Gondang Park Klaten
- Cara Menuju ke The Gondang Park
- Harga Tiket Masuk di HILLpark Sibolangit Sumatera Utara Terbaru
- Cegah Masuk Teroris, Jepang Akan Terapkan Sistem Otoritas Perjalanan Elektronik
- Berkunjung ke Pangkalpinang, Jangan Lupa Mampir ke Agrowisatanya
- Fasilitas dan Wahana di The Gondang Park Klaten
- The Gondang Park, Wisata Edukasi dan Sejarah Menarik di Klaten
- Merayakan Ulang Tahun Hu Chun, Panda Betina di Taman Safari Bogor
- Diakui Dunia, Geopark Kebumen Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
- Great Barrier Reef di Australia Berupaya Seimbangkan Pariwisata dan Ekologi
- Harga Tiket dan Jam Buka Pantai Pasir Padi di Pangkalpinang
- Pantai Pasir Padi Pangkalpinang, Bisa Lomba Masak Hingga Motor Cross
- 4 Perlengkapan yang Sebaiknya Dibawa Saat Snorkeling di Gili Trawangan
- Tahun 2024, WNI yang Masuk Jepang Wajib Periksa TBC
- Rute Bus Trans Metro Dewata, Keliling Bali Cuma Rp 4.400