Investasi Hijau dan Berkelanjutan Jadi Tren Pariwisata Tahun 2024
JAKARTA, - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan, khususnya dalam bidang investasi, harus memperhatikan isu-isu keberlanjutan lingkungan dalam konsep investasi hijau.
Ia menjelaskan, sejumlah lembaga internasional memprediksi berbagai tantangan di tingkat global yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sektoral, di antaranya kondisi geopolitik, gejolak perekonomian, dan krisis lingkungan.
Baca juga: 7 Wisata Hijau Bumi Journey, Tanam Mangrove dan Terumbu Karang
Isu perubahan iklim semakin menjadi kekhawatiran investor. Pada tahun ini, tingkat kekhawatiran meningkat 10 persen dibanding tahun 2022.
Dengan perhatian yang semakin besar terhadap isu perubahan iklim, ia menyebut kini saatnya berkomitmen terhadap pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Ada kekhawatiran tentang perubahan iklim sehingga fasilitas pariwisata seperti hotel dan pariwisata lainnya sudah seharusnya bisa mengacu kepada ekonomi hijau," kata Sandiaga dalam paparannya di "Indonesia Tourism Outlook 2024" di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Ia melanjutkan, Indonesia dengan berbagai potensi sumber daya alam dan keragaman budaya memiliki potensi yang tinggi dalam pengembangan pariwisata hijau.
Sektor energi terbarukan terbukti telah menarik total investasi modal tertinggi secara global dalam empat tahun terakhir.
"(Green tourism atau pariwisata hijau) Ini menjadi peluang dan daya tarik kita, dan memang harus ada komitmen pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," imbuhnya.
Baca juga:
- Tren Pariwisata 2024, Wisatawan Tertarik Kunjungi Lokasi Syuting Film
- Wisata Nostalgic Gateways Jadi Tren, Liburan sambil Kenang Masa Lalu
Dari desa wisata hingga jejak karbon
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dikatakan Sandiaga, dalam berbagai program yang dijalankan selalu mengacu pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Salah satunya melalui desa wisata, yang bertujuan untuk memastikan distribusi pariwisata yang merata serta membangkitkan perekonomian lokal.
"Di ajang World Travel Mart (WTM) London, program desa wisata mendapat banyak apresiasi. Mulai dari Anugerah Desa Wisata Indonesia, sertifikasi desa wisata berkelanjutan, juga kampanye sadar wisata 5.0," terangnya.
Puncaknya, ia melanjutkan, UNWTO menobatkan Desa Wisata Penglipuran sebagai Best Tourism Villages 2023 dan semakin dikenal di mata dunia.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Apa Itu Prasasti Pucangan dan Mengapa Begitu Penting bagi Indonesia?
- Kemenpar Mau Berantas Pungli di Tempat Wisata agar Wisatawan Nyaman
- 5 Wisata Ramah Anak Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- Tips Liburan di Puncak Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Bupati Semarang Gratiskan Anggota Korpri di Wisata yang Dikelola Pemkab
- Museum Sangiran, Menguak Sejarah Perkembangan Peradaban Manusia
- 5 Ide Aktivitas Libur Natal dan Tahun Baru di Jakarta
- 4 Aktivitas di Pertunjukan Stuntman Show di TMII, Bisa Kulineran
- 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Jakarta untuk Libur Sekolah, Bermain Sambil Belajar
- 6 Destinasi Wisata Mirip di Film Moana, Ada yang Versi Live Action
- 7 Taman untuk Piknik di Jakarta, Ada Area Bermain Anak dan Gratis
- Pajak Daerah Kota Batu Sektor Hotel, Restoran, dan Kafe Desember 2024 Diprediksi Capai Rp 25 Miliar
- 5 Tips Menonton Stuntman Show di TMII, Jangan Datang Terlambat
- Libur Akhir Tahun di TMII, Ada Indonesia International Stuntman Show
- 5 Wisata Waterpark di Batu, Rekomendasi Libur Nataru 2024
- 3 Tips Liburan ke Makau, Sesuaikan Bujet
- Turis Indonesia Peringkat 3 Terbanyak ke Makau hingga November 2023
- Tren Pariwisata 2024, Wisatawan Tertarik Kunjungi Lokasi Syuting Film
- Rute ke Candi Abang Sleman, Bisa Dilalui Mobil
- Tips Liburan Irit Bujet di Makau, Manfaatkan Fasilitas Gratis