Atraksi Wisata di Desa Wisata Bugisan Klaten Jawa Tengah
- Desa Wisata Bugisan berada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah merupakan salah satu desa wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Desa Wisata Bugisan populer dengan tujuan wisata Candi Plaosan atau Candi Kembar, namun tidak hanya itu saja.
Para wisatawan dapat menikmati berbagai macam wisata mulai dari wisata budaya, sejarah, dan edukasi.
Baca juga: Pendakian Gunung Bismo Tutup Selama Ramadhan 2024
Simak atraksi wisata di Desa Wisata Bugisan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berikut, dikutip dari laman Jadesta dan laman resmi Desa Bugisan.
View this post on InstagramA post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)
Atraksi wisata Desa Wisata Bugisan
Desa Wisata Bugisan salah satu desa wisata yang dapat wisatawan kunjungi untuk mengisi liburan.
Desa Wisata Bugisan selain mempunyai objek wisata Candi Plaosan juga akan mengajak pengunjung belajar kesenian tradisional.
Baca juga: Padusan, Tradisi Masyarakat Jawa Tengah Jelang Ramadhan
Kesenian Jatilan
Pengunjung dapat menyaksikan Kesenian Jatilan, sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis.
Jenis kesenian ini dimainkan bersama properti berupak kuda tiruan atau kuda lumping terbuat dari bambu atau anyaman bambu atau kepang.
Kesenian Jatilan ini sangat berhubungan dengan berdirinya Desa Bugisan.
Baca juga: Sejarah Museum Kretek di Kudus, Gagasan Gubernur Jawa Tengah Tahun 1980
Belajar hanacaraka
Selanjutnya para wisatawan dapat belajar hanacaraka, yaitu huruf jawa kuno. Wisatawan diajak mengenal, mempelajari, menulis, dan melestarikan huruf jawa kuno.
Hasil dari belajar hanacaraka ini dapat dijadikan souvenir seperti gantungan kunci.
Biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengikuti kelas ini cukup terjangkau, yaitu Rp 25.000.
Baca juga: Candi Mendut di Jawa Tengah: Lokasi dan Harga Tiket Masuk
Karawitan
Jika ingin belajar kesenian musik tradisional, wisatawan dapat mengikuti Kesenian Karawitan dengan biaya terjangkau per orang Rp 25.000.
Wisatawan diajak belajar dan menikmati gamelan secara langsung, terdapat niaga orang yang menabuh gamelan dan sindhen sebagai pengiring.
Terkini Lainnya
- 5 Tips Pendakian Tektok, Jangan Mendaki Tektok Sebelum Melakukan Ini
- Fasilitas Face Recognition Ada di 19 Stasiun Kereta, Ini Cara Daftarnya
- Pembahasan RUU Kepariwisataan Ditunda, Menparekraf: Tidak Ada yang Tidak Diajak Bicara
- Turis Indonesia Peringkat ke-12 Paling Banyak ke Jepang Tahun 2024
- Pemerintah Bentuk Satgas untuk Pantau Tarif Akomodasi Jelang MotoGP Indonesia 2024
- Pendakian Tektok Marak di Media Sosial, Apa Tidak Berbahaya?
- Roma Akan Batasi Jumlah Turis di Air Mancur Trevi yang Ikonis
- Jepang Belum Batasi Turis Asing, Imbas Monkeypox
- Sadranan Park, Wisata Baru untuk Keluarga di Gunungkidul
- Wahana Seru yang Ada di Sadranan Park, Bisa Naik Monorel
- Simak Rute Menuju ke Sadranan Park Gunungkidul
- Hotel Berbintang di Mandalika Penuh Jelang MotoGP 2024, Wisatawan Diarahkan Pesan di Mataram dan Senggigi
- Fasilitas Lengkap Berwisata di Sadranan Park Gunungkidul, Apa Saja?
- Harga Hotel di Mandalika Mahal Jelang MotoGP 2024, Sandiaga Ingatkan Ada Tarif Batas Atas
- Harga Tiket Masuk Sadranan Park 2024
- Daya Tarik Desa Wisata Bugisan, Terdapat Festival Candi Kembar
- Tradisi Unik Merayakan Ramadhan Negara Muslim di Dunia
- Usai Badai, 2 Jalur Pendakian Merbabu Ditutup Sebulan Mulai 11 Maret 2024
- Rekomendasi 6 Destinasi Wisata Dunia Selama Ramadhan untuk Umat Muslim
- 10 Festival Sepanjang Tahun di Taiwan, Lihat Uniknya Seni Ukir Pasir