Populasi Komodo di Taman Nasional Komodo Bertambah pada 2023
LABUAN BAJO, - Balai Taman Nasional Komodo mencatat populasi komodo di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, meningkat pada 2023.
Kepala BTNK, Hendrikus Siga, mengatakan, populasi Komodo bertambah 240 ekor pada 2023 menjadi 3.396 ekor.
"Populasi Komodo tahun 2023 tertinggi dalam enam tahun terakhir. Jumlah Komodo terus meningkat sejak 2018 hingga 2021. Jumlahnya menurun pada 2022, tetapi kembali naik pada 2023," jelas Hendrikus Rabu siang
Ia membeberkan, pada 2018 populasi Komodo di TN Komodo ada 2.897. Populasinya bertambah pada 2019 menjadi 3.022 ekor, kemudian 2020 ada 3.163, PADA 2021 ada 3.303 dan pada 2022 ada 3.156.
Baca juga:
Kapal Wisata di Labuan Bajo Sudah Boleh Berlayar ke TN Komodo
15 Kapal Pesiar dari Luar Negeri Angkut 11.912 Pengunjung ke TN Komodo, Januari-Maret 2024
Ia menjelaskan, naik turunnya populasi Komodo adalah suatu hal yang wajar terjadi di alam liar.
"Selama tidak terjadi kenaikan drastis yang terjadi selama beberapa tahun berturut turut atau penurunan terus menerus, maka tidak perlu ada kekhawatiran ataupun euforia yang berlebihan," jelasnya.
Peningkatan populasi komodo karena banyak faktor
Hendrikus mengatakan, peningkatan jumlah populasi Komodo di Taman Nasional Komodo terjadi larena sejumlah faktor, antara lain banyak Komodo betina yang bereproduksi pada beberapa tahun sebelumnya. Selain itu, tingkat keberhasilan hidup anakan juga cukup tinggi.
Kemudian, faktor lainnya adalah ketersediaan hewan yang menjadi mangsanya.
"Tentunya juga bisa disebabkan oleh ketersediaan pakan yang memadai," terang Hendrikus.
Baca juga:
Bandara Komodo Akan Berkelas Internasional, Fasilitas Sudah Mendukung
Tak Cuma di Labuan Bajo, Wisata Komodo Juga Ada di Manggarai Timur
Ia menambahkan, untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi peningkatan populasi Komodo tentunya diperlukan penelitian yang intensif.
Namun karena sekarang ini tidak ada kondisi yang mengkhawatirkan, maka kajian tersebut belum menjadi prioritas.
Meskipun begitu, pemantauan rutin terkait kondisi pakan, aktifitas reproduksi betina tetap dilakukan oleh pihak Balai Taman Nasional secara rutin setiap tahunnya, sebagaimana merupakan kewajiban dan tanggung jawab Balai Taman Nasional Komodo.
Hal itu, disebutkan Hendrikus sebagai upaya antisipasi jika terjadi hal-hal yang perlu mendapat perhatian dengan segera.
Terkini Lainnya
- Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih
- 15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan
- 15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif
- Rute Menuju ke Bukit AsLan Bandar Lampung
- Harga Tiket dan Paket di Bukit AsLan
- Kemenpar Promosikan Desa Wisata dalam Ajang Pariwisata Dunia di Vietnam
- Kabupaten Semarang Punya Desa Wisata Terbanyak di Jawa Tengah
- Menikmati Sunrise dan Sunset Spektakuler di Bukit AsLan
- Camping Seru di Bukit AsLan, Fasilitas Lengkap Paket Hemat
- Aston Kartika Grogol Hadirkan Promo untuk Sambut Natal dan Tahun Baru
- Menjelajahi Hutan dengan ATV Forest Adventure di Bukit AsLan
- Kesalahan Saat Pemeriksaan Keamanan Bandara, Awas Bisa Gagal Terbang
- Tarif Mendaki Gunung Fuji Akan Naik Dua Kali Lipat
- Tips Liburan Musim Dingin di Luar Negeri
- 5 Etika Penting Saat Kursi Tengah Kosong di Pesawat
- 10 Tips Packing dengan Koper untuk Mudik Lebaran
- 7 Tips Mudik Naik Pesawat agar Nyaman dan Tidak Ketinggalan
- 7 Tips Packing agar Tidak Kelebihan Bagasi Pesawat
- Cara Menuju ke Taman Bunga Nusantara, Libur Lebaran di Cianjur
- Masjid Jami' An Nawier Pekojan, Masjid Bersejarah Terbesar di Jakarta Barat