Kisah Vila di Ubud Bali Tetap Bertahan Saat Pandemi, Ganti Target Tamu
BALI, - I Wayan Suartawan, General Manager Pramana Villas, mengaku tetap untung selama redupnya bisnis pariwisata saat pandemi Covid-19, empat tahun silam.
Pengelola Candy Villa di Ubud, Bali, ini sebenarnya tetap terdampak pandemi, tetapi bisnisnya stabil, bahkan bertambah banyak unit vilanya
"Waktu Covid-19, kami justru menambah unit vila dan kami senang, bisnis tetap stabil karena mengubah strategi," ujar Wayan Suartawan kepada media saat ditemui di Candy Villa Ubud, Selasa (11/6/2024).
Baca juga:
3 Perbedaan Minat Pemesanan Hotel dan Vila Bali di Tiket.com
Sebanyak empat unit vila resmi ditambahkan kala pandemi Covid-19 karena tingginya peminat yang ingin menginap.
Wayan Suartawan mengatakan, mereka sengaja mengubah target tamu, dari turis asing yang didominasi orang Eropa, menjadi turis domestik yang kebanyakan berasal dari Jakarta.
"Waktu itu, kami berpikir bahwa market pasti berubah dengan target dan cara yang berbeda. Tinggalkan 2019 dan buat cara baru," jelas Wayan Suartawan.
Baca juga: 3 Tips Memilih Vila di Bali di Tiket.com, Pesan Jauh Hari
Selain mengubah target pasarnya, Wayan Suartawan juga menurunkan tarif vilanya jauh di bawah harga normal.
"Mereka yang punya uang, mau sendiri, kami tawarkan harga Rp 30 juta untuk sebulan. Itu target kami yang kebanyakan datang dari Jakarta dan seluruh Indonesia," ungkap dia.
"Hasilnya, okupansi kami tetap stabil dan karyawan tetap mendapatkan gaji yang layak," tambahnya.
Situasi ini berjalan kurang lebih dua tahun lamanya, 2020-2022, kemudian perlahan kembali normal saat pemerintah membuka pintu pariwisata untuk turis asing masuk ke Indonesia.
"Pas Covid-19 itu, untungnya tidak banyak, tetapi tetap untung," kata Wayan Suartawan.
Cerita serupa datang dari vila lainnya, The Kayon Hotels and Resorts di Ubud, Bali.
Baca juga: Bali Jadi Destinasi Wisata dengan Paling Banyak Kegiatan 2024
Vila ternama di Bali ini juga merasakan dampak pandemi Covid-19 pada okupansinya, saat belum menemukan strategi baru.
I Wayan Sucitra, CEO The Kayon Hotels and Resorts, mengatakan, ia mengubah target tamu saat pandemi kala itu.
"Saya waktu itu jual (sewa) vila murah karena karyawan tetap bekerja dan harus maintenance," ujar Wayan Sucitra ketika ditemui media di The Kayon Valley Resort, Rabu (12/6/2024).
Tarifnya mulai Rp 1,5 jutaan dari harga normal Rp 7 jutaan.
Okupansi vila saat pintu pariwisata domestik pun mencapai 80 persen saat pandemi.
"Kemudian, pada April 2022 pas pintu internasional sudah dibuka, mulai kembali normal, turis asing berdatangan," kata dia.
Baca juga: Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju
View this post on InstagramA post shared by (@kompascom)
Terkini Lainnya
- Wujudkan Golo Mori Labuan Bajo yang Ramah Lingkungan, Sampah Jadi Fokus Utama
- Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih
- 15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan
- 15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif
- Rute Menuju ke Bukit AsLan Bandar Lampung
- Harga Tiket dan Paket di Bukit AsLan
- Kemenpar Promosikan Desa Wisata dalam Ajang Pariwisata Dunia di Vietnam
- Kabupaten Semarang Punya Desa Wisata Terbanyak di Jawa Tengah
- Menikmati Sunrise dan Sunset Spektakuler di Bukit AsLan
- Camping Seru di Bukit AsLan, Fasilitas Lengkap Paket Hemat
- Aston Kartika Grogol Hadirkan Promo untuk Sambut Natal dan Tahun Baru
- Menjelajahi Hutan dengan ATV Forest Adventure di Bukit AsLan
- Kesalahan Saat Pemeriksaan Keamanan Bandara, Awas Bisa Gagal Terbang
- Tarif Mendaki Gunung Fuji Akan Naik Dua Kali Lipat
- Tips Liburan Musim Dingin di Luar Negeri
- Tips Atasi Sakit Saat Penerbangan Panjang, Minum Obat Sebelumnya
- Taman Nukila Ternate: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
- Pemandian Air Panas Lejja: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka 2024
- Pantai Tanjung Bajau Singkawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
- 3 Perbedaan Minat Pemesanan Hotel dan Vila Bali di Tiket.com