Danau Ubur-ubur di Pulau Kakaban Masih Ditutup, Kelestarian Jadi Prioritas
- Danau Ubur-ubur di Pulau Kakaban di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, masih ditutup untuk wisatawan sejak pertengahan Desember 2023.
Penutupan tersebut bertujuan memulihkan tempat wisata yang jadi habitat ubur-ubur tidak menyengat ini. Sebab, hewan invertebrata tersebut dilaporkan menghilang dalam enam bulan terakhir.
Baca juga: 6 Pertolongan Pertama Jika Disengat Ubur-ubur, Jangan Digaruk
Setelah meninjau Danau Ubur-ubur, Selasa (2/7/2024), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan, keberlanjutan habitat dan kelestarian ubur-ubur langka ini harus menjadi prioritas dan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.
"Ini mungkin diakibatkan atau hampir bisa dipastikan karena jumlah minat wisatawan yang tinggi, juga penggunaan zat kimia bagi yang berenang dengan menggunakan skincare atau body lotion, glowing namun destroying," kata Sandiaga lewat keterangan resmi, dikutip Jumat (5/7/2024).
Ia juga mengapresiasi pemerintah daerah yang menutup sementara Pulau Kakaban hingga ubur-ubur tidak menyengat kembali seperti semula.
Para ahli juga diundang untuk melakukan kajian atas peristiwa yang terjadi.
"Jadi untuk wisatawan mohon kerja samanya. Yang datang ke Kakaban Island hanya bisa menikmati dan tidak ikut berenang di danau. Mari kita hormati proses pemulihan alam ini. Karena masa depan pariwisata hijau untuk generasi selanjutnya," tutur dia.
Baca juga:
- Cara Mencegah Sengatan Ubur-ubur, Perhatikan Musim
- Itinerary 3 Hari 2 Malam di Derawan, Snorkeling Bareng Whale Shark dan Ubur-ubur
Kemungkinan peraturan ketika dibuka kembali
Jika Danau Ubur-ubur sudah pulih dan dibuka kembali untuk wisatawan, ada kemungkinan sejumlah peraturan akan diterapkan.
Peraturan tersebut, antara lain penerapan carrying capacity, larangan berenang untuk wisatawan, dan larangan melakukan aktivitas yang bisa membahayakan ekosistem di tempat wisata itu.
Adapun kemungkina peraturan tersebut masih dikaji.
"Pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Bukan hanya jumlah kunjungan tapi juga kualitas dari pariwisatanya, dari segi menjaga ekosistem pengelolaan alam dan kelestarian budaya, serta pembinaan masyarakat," jelas Sandiaga.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Promo Imlek 2025 di Swiss-Belinn Malang
- Tahun Baru Imlek 2025 di Royal Safari Garden, Ada Parade Barongsai
- Giring Bicara Capaian Kinerja 100 Hari, Bahas Repatriasi Objek Warisan Budaya
- Libur Imlek 2025 di Taman Safari Bogor, Ada Barong Liong Show
- Mengenal Sleep Tourism, Wisata Tidur yang Diprediksi Jadi Tren 2025
- 5 Tips Liburan Aman di Pantai agar Terhindar dari Bahaya
- Wisatawan Padati Pantai di Gunungkidul, Waspada Perubahan Cuaca
- Dari Bandung, Roots Social House Kini Hadir di Surabaya
- Naik Perahu Wisata di Lampion Imlek Pasar Gede Solo, Ini Harga Tiketnya
- Libur Imlek, Saatnya Jalan-jalan di Cinatown Jakarta Pantjoran PIK
- Pembentukan Dewan Pengawas Museum dan Cagar Budaya, Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Kebudayaan Dunia
- Banjir Grobogan, 15 Kereta Api Rute Semarang-Surabaya Harus Memutar Lewat Solo
- Sehari di Desa Asinan Kabupaten Semarang, Sunrise hingga Membuat Kompos
- Kereta Wisata Ambarawa Beroperasi Lima Hari Saat Libur Panjang Imlek
- Libur Panjang Imlek, Kunjungi UMKM Expo di Museum Kereta Ambarawa
- Kenalkan Budaya dan Keindahan Indonesia, KiN Space SCBD Hadirkan Ruang Belajar dan Bermain Interaktif
- Mengenal Festival Merah Putih, Perayaan Kemerdekaan RI di Kota Bogor
- Desa Wisata Pulau Derawan, Punya 1.051 Spesies Terumbu Karang
- Libur Sekolah di Bogor, Wisatawan Diimbau Naik Kendaraan Umum
- Tips Jaga Barang dari Pencopet Saat Travelling