pesonadieng.com

Demo Anti-Pariwisata di Barcelona, Massa Tembaki Wisatawan

Menjepret pusat kota Barcelona dengan kamera utama Zenfone 2 Laser, Februari 2016
Lihat Foto

— Para demonstran anti-pariwisata di Kota Barcelona, Spanyol, menembaki para wisatawan saat melakukan protes.

Namun, massa tidak menembak wisatawan dengan senjata api, melainkan menggunakan pistol air. Itu dilakukan sebagai bagian dari protes menentang pariwisata massal.

Para demonstran yang berbaris di kawasan populer pada hari Sabtu meneriakkan "wisatawan pulang" dan menyemprot mereka dengan pistol air. Sementara yang lain membawa tanda-tanda dengan slogan "Barcelona bukan untuk dijual."

Baca juga: Barcelona Akan Larang Penyewaan Apartemen untuk Wisatawan pada 2028

Aksi serupa juga berlangsung di Kepulauan Canary dan Mallorca baru-baru ini. Masyarakat mengecam dampak pariwisata terhadap biaya dan kualitas hidup bagi penduduk lokal.

Dilansir dari laman CNN Travel, Demonstrasi ini diatur oleh lebih dari 100 organisasi lokal yang dipimpin oleh Assemblea de Barris pel Decreixement Turístic (Majelis Lingkungan untuk Pengurangan Pariwisata).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)

Menurut angka resmi mereka, hampir 26 juta pengunjung bermalam di wilayah Barcelona pada tahun 2023, menghabiskan sekitar 13,8 miliar dollar AS atau kurang-lebih Rp 224,6 triliun.

Kenaikan harga properti dan kesenjangan

Meski pendapatannya besar, pihak Assemblea de Barris pel Decreixement Turístic menyatakan bahwa pariwisata meningkatkan harga properti dan keuntungan dari industri pariwisata tidak terdistribusi secara adil, sehingga meningkatkan ketidaksetaraan sosial.

Organisasi ini telah menerbitkan 13 proposal untuk mengurangi jumlah pengunjung dan mengalihkan kota ke model pariwisata baru, termasuk penutupan terminal kapal pesiar, lebih banyak regulasi terhadap akomodasi wisata, dan penghentian pengeluaran publik untuk promosi pariwisata.

Baca juga: Kota-kota di Eropa Berjuang Kurangi Kunjungan Kapal Pesiar, Dampak Pencemaran dan Overtourism

Pada hari Sabtu, Wali Kota Barcelona, Jaume Collboni, menyoroti serangkaian langkah yang baru-baru ini diumumkannya untuk mengurangi dampak pariwisata massal, termasuk meningkatkan pajak wisata malam menjadi Rp 70.000 dan membatasi jumlah penumpang kapal pesiar.

Pada akhir Juni, Collboni juga mengumumkan bahwa akan menghentikan penyewaan apartemen untuk wisatawan pada tahun 2028 dengan menghapus lisensi sewa jangka pendek untuk lebih dari 10.000 apartemen.

Tampilan udara kota Barcelona, Spanyol. Kota ini sukses menerapkan konsep compact city yang disebut superblock. Setiap superblock memiliki fasilitas publik dan area hijaunya masing-masingShutterstock Tampilan udara kota Barcelona, Spanyol. Kota ini sukses menerapkan konsep compact city yang disebut superblock. Setiap superblock memiliki fasilitas publik dan area hijaunya masing-masing

Langkah ini akan membantu membuat perumahan lebih terjangkau bagi penduduk. Menurut Collboni, saat ini biaya sewa apartemen telah naik 68 persen dalam 10 tahun terakhir dengan biaya rumah naik 38 persen.

Namun, Collboni telah dikritik karena mengizinkan acara seperti pertunjukan catwalk Louis Vuitton di Parc Güell karya arsitek Antoni Gaudí pada Mei 2024, serta kompetisi berlayar Piala Amerika yang akan datang.

Baca juga: Eropa Dilanda Musim Panas Ekstrem, Pariwisata Terdampak

Ketidakpuasan yang semakin meningkat di Barcelona mencerminkan protes serupa di bagian lain Spanyol.

Protes serupa di Kepulauan Canary

Pada April 2024, penduduk lokal di Kepulauan Canary memprotes pariwisata berlebihan, menyalahkan pengunjung atas meningkatnya harga rumah dan kerusakan lingkungan.

Ilustrasi Pantai Garachico di Pulau Tenerife yang jadi bagian dari Kepulauan Canary, Spanyol. Dok. Shutterstock/carlos castilla Ilustrasi Pantai Garachico di Pulau Tenerife yang jadi bagian dari Kepulauan Canary, Spanyol.

Keluhan ini umum di banyak tempat wisata di seluruh dunia dengan jumlah wisatawan yang memecahkan rekor saat industri perjalanan bangkit kembali usai pandemi.

Lonjakan ini mungkin manis untuk ekonomi lokal dan keuntungan bisnis perhotelan, tetapi juga datang dengan dampak negatif, seperti peningkatan kebisingan, polusi, macet, dan berkurangnya kesejahteraan penduduk.

Baca juga: Dampak Banyaknya Penginapan untuk Turis di Eropa, Harga Sewa Rumah Makin Mahal

Maka dari itu, banyak tempat mengeluarkan inisiatif dan pembatasan untuk memerangi pariwisata berlebihan, seperti menerapkan atau menaikkan pajak wisata, kampanye untuk mencegah pengunjung bermasalah, dan pembatasan jumlah wisatawan.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat