pesonadieng.com

Awas, Itinerary yang Terlalu Ketat Bisa Rusak Momen Liburan

Ilustrasi liburan terencana
Lihat Foto

- Membuat itinerary atau rencana perjalanan, merupakan cara untuk membuat liburan lebih tertata.

Namun membuat dan menerapkan itinerary, Anda sebaiknya tidak terlalu ketat dan malah lebih fleksibel saja.

Itinerary yang terlalu ketat malah akan menjadi sumber stres, sehingga liburan yang harusnya menyenangkan, menjadi sulit dinikmati. Itu karena Anda akan selalu tertekan untuk bisa mematuhi rencana perjalanan.

Baca juga: Itinerary Pendakian Puncak Sarah Klopo dan Penanggungan, Satu Gunung Dua Puncak

Berikut beberapa tanda itinerary terlalu ketat yang merusak kesenangan liburan, dilansir dari laman Huffington Post:

1. Sulit beradaptasi saat rencana berubah

Meski sudah direncanakan, bisa jadi liburan akan berjalan di luar daftar rencana. Hal ini tentu membutuhkan adaptasi.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

"Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, seorang perfeksionis (yang merasa harus benar-benar mengikuti itinerary) mungkin akan sangat kesulitan beradaptasi," kata terapis pernikahan dan keluarga berlisensi yang memiliki The Therapy Group di Pennsylvania dan co-host podcast ShrinkChicks, Jennifer Chaiken.

Misal rencana awal adalah mengunjungi air terjun, tetapi cuaca tidak bagus, mereka yang menghendaki perjalanan harus sesuai rencana, akan sulit beradaptasi.

Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Padahal, rencana dadakan untuk berpindah lokasi, bisa jadi akan menghadirkan pengalaman lebih menyenangkan, dibanding memaksa mengikuti rencana awal.

2. Saling menyalahkan saat perjalanan tidak sesuai rencana awal

Menurut Chaiken, baik konflik internal maupun eksternal adalah hal yang umum di kalangan perfeksionis.

Ilustrasi liburan ke luar negeri.SHUTTERSTOCK/TORWAISTUDIO Ilustrasi liburan ke luar negeri.

Namun, orang-orang yang terlalu patuh pada rencana perjalanan, bisa jadi sumber masalah ketika perjalanan tidak sesuai rencana awal.

Mereka yang terlalu kaku pada itinerary, cenderung menyalahkan diri sendiri atau orang lain daripada menerima bahwa beberapa hal berada di luar kendali mereka.

Baca juga: Itinerary Seharian di Danau Maninjau, Bisa ke Mana Saja?

Misal rencana awal adalah berkunjung ke museum, tetapi tutup karena suatu alasan, maka sebaiknya memang tidak perlu menyalahkan siapa pun. Lebih baik mengalihkan perjalanan ke tempat lain, meski di luar itinerary awal.

3. Malah takut liburan

Menurut konselor kesehatan mental berlisensi di Self Space di Seattle, AS Becca Trayner, mereka yang menginginkan segala sesuatunya berjalan sempurna, malah biasanya overthinking membayangkan hal terburuk.

Ilustrasi liburan ke Bangkok. Dok. Shutterstock Ilustrasi liburan ke Bangkok.

Misal rencana awal adalah menyeberang ke Bali naik kapal ferry, tetapi malah muncul pikiran akan datangnya badai yang menyebabkan perjalanan kapal disetop, sehingga membuat rencana berantakan.

Pikiran itu malah bisa jadi membuat Anda menjadi takut, sehingga malah memutuskan tidak jadi berangkat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat