pesonadieng.com

Teliti Laut Indonesia, Kapal Ekspedisi OceanXplorer Berlabuh di Tanjung Priok

Kapal OceanXplorer berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (8/7/2024).
Lihat Foto

-  Kapal ekspedisi OceanXplorer dari organisasi nirlaba eksplorasi kelautan Global, OceanX berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (8/7/2024). 

Berlabuhnya kapal OceanXplorer di Tanjung Priok Jakarta Utara merupakan salah satu rangkaian kegiatan "Misi Indonesia 2024", dalam rangka eksplorasi laut yang baru dilakukan pertama kali di Indonesia.

Baca juga:

Rangkaian kegiatan ini dilakukan OceanX bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Badan Riset dan Inovasi (BRIN), dan Tanoto Foundation.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

"Kami menyadari bahwa pemahaman mendalam tentang laut sangat penting untuk memitigasi perubahan iklim, memastikan kesehatan dan keberlanjutan lautan dunia," kata Co-CEO dan Chief Officer OceanX, Vincent Pieribone saat acara kunjungan media di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024).

Maka dari itu, kata Vincent, dilakukan kolaborasi antara peneliti dari Indonesia dan peneliti internasional untuk meneliti temuan yang ada di laut Indonesia.

Baca juga: Sejarah Kapal Legendaris KRI Dewaruci, Dibuat di Jerman Barat

Saat ini, ada 72 awak kapal yang terlibat dan ikut dalam misi eksplorasi laut Indonesia. Di antaranya ada 33 kru kapal, tim khusus, dilengkapi dua helikopter, 3 ROV (remotely operated underwater vehicle), empat orang peneliti ilmiah, dan sisanya merupakan ilmuan dari Indonesia.

Co-CEO dan Chief Officer OceanX, Vincent Pieribone saat menjelaskan perihal teknologi di kapal OceanXplorer, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024). / Suci Wulandari Putri Co-CEO dan Chief Officer OceanX, Vincent Pieribone saat menjelaskan perihal teknologi di kapal OceanXplorer, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024).

Vincent menambahkan, ilmuan asal Indonesia yang terlibat dalam ekspedisi ini diseleksi berdasarkan proposal riset mereka, yang dikolaborasikan dengan BRIN.

"Jadi semua penelitian yang dilakukan berdasarkan proposal penelitian dari Indonesia, tidak dari Amerika Serikat," katanya.

Vincent menuturkan bahwa OceanX merupakan lembaga non-profit, jadi tidak melakukan eksplorasi untuk kepentingan komersial.

Baca juga: Tur Kapal Pesiar Resorts World One, Ada Mushala dan Resto Halal

Penjelajahan laut yang dilakukan oleh OceanX ini dilakukan atas sponsor dari seorang filantropi di Amerika Serikat.

Co-CEO dan Chief Officer OceanX, Vincent Pieribone saat menjelaskan perihal teknologi di kapal OceanXplorer, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024). / Suci Wulandari Putri Co-CEO dan Chief Officer OceanX, Vincent Pieribone saat menjelaskan perihal teknologi di kapal OceanXplorer, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024).

Adapun alasan penelitian ini dilakukan di Indonesia karena pertimbangan kedalaman perairan Indonesia, serta keberagaman biodiversitas bawah laut.

Setelah melakukan ekspedisi sejak 8 Mei lalu dan telah mengarungi perairan Batam, Aceh, dan Padang, Vincent menilai perairan Indonesia saat ini sedang dalam tahap kritis.

Baca juga: Ingat, Tiket Kapal Ferry ASDP Sudah Tidak Bisa Dibeli di Pelabuhan 

"Saya rasa Indonesia perairannya sedang dalam tahapan kritis, karena berbagai alasan, Indonesia bergantung kepada laut, dan sepertinya hal yang sama juga terjadi di bagian dunia yang lain," katanya.

Ia menerangkan bahwa hasil temuan bawah laut yang diperoleh sejak ekspedisi dilakukan, tidak bisa langsung diinformasikan. Alasannya, hasil temuan tersebut harus dianalisis para peneliti dahulu sebelum dipublikasikan.

Kapal OceanXplorer berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (8/7/2024). / Suci Wulandari Putri Kapal OceanXplorer berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (8/7/2024).

Sayangnya, kata Vincent,  di dasar laut Indonesia masih ditemukan banyak sampah plastik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat