Benteng Tempilang di Bangka Barat, Bermula Dari Kontrak Timah dengan Belanda
BANGKA, - Hamparan rerumputan hijau menyambut kedatangan pengunjung di Benteng Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
Tempat pertahanan yang dibangun pada abad ke-18 itu kini menyisakan sebagian dinding dan reruntuhan.
Berbeda dengan kebanyakan benteng yang dibangun di pesisir pantai, maka Benteng Tempilang berlokasi agak jauh ke pedalaman.
Baca juga: 17 Tempat Wisata di Bangka Belitung Dilengkapi WiFi Gratis
Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit perjalanan menggunakan minibus dari Pangkalpinang atau sekitar 60 menit dari Mentok, Bangka Barat.
Kawasan benteng yang terlihat saat ini, berukuran kira-kira sebesar lapangan sepakbola. Sebagian dinding dalam benteng masih berdiri. Kemudian ada juga sebagian dinding yang menyerupai tembok pagar.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Pada bagian belakang benteng terdapat perbukitan kecil yang memiliki banyak sisa reruntuhan.
Pembangunan benteng tak lepas dari komoditas timah yang dihasilkan daerah Tempilang sejak berabad lampau. Maka tidak mengherankan, desain benteng tidak hanya sebagai pertahanan tapi juga berfungsi sebagai gudang.
Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, benteng berfungsi untuk mengamankan parit-parit tambang timah dari penjarahan Bajak Laut dari Siak, Lanun atau Irranun dari Lanoa Mindanau, dan Johor Lingga.
Baca juga: Pantai Turun Aban, Surga Tersembunyi di Bangka Belitung
"Pembangunan benteng dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Palembang Ahmad Najamuddin 1 Adikesumo pada periode 1757-1776 Masehi. Tumenggung Abang Pahang Dita Menggala meminta izin kepada sultan untuk membuat benteng dan gudang sebagai parit pertahanan," kata Akhmad Elvian di Pangkalpinang, Sabtu (13/7/2024).
Permohonan itu kemudian dikabulkan oleh Kesultanan Palembang Darussalam dengan dibangunnya benteng-benteng di Belinyu, Tempilang, Biat, Bunut, Bendul, Sungkai, Rambat, dan Panji serta pada pangkal-pangkal lainnya di pulau Bangka.
Pada tiap benteng atau kota dipimpin atau dijaga oleh seorang panglima yang diberi gelar atau sebutan Panglima Angin.
Benteng benteng dan gudang tersebut kemudian oleh Abang Pahang bergelar Tumenggung Ditamenggala diperkuat dengan meriam dan persenjataan di masing-masing bastion.
"Benteng dan gudang dibangun di Kota Mentok, yaitu Benteng Koto Seribu sekitar tahun 1768, Benteng dan Gudang di Kota Tempilang sekitar tahun 1769," ujar Elvian yang juga penulis buku berjudul Kampoeng di Bangka.
Elvian mengungkapkan, pembangunan benteng seiring dengan adanya penambahan kontrak dagang timah antara Belanda dengan pihak kesultanan.
Baca juga: Aktivitas dan Akses ke Taman Bintang Samudra Bangka, Destinasi Anyar Berisi Kisah Yesus
Maka ketika itu produksi dilakukan secara besar-besaran, termasuk juga mendatangkan para pekerja China. Pekerja yang didatangkan umumnya pekerja terampil yang membawa serta teknologi penambangan yang telah digunakan juga di Semenanjung Malaya.
"Dengan adanya komoditas timah yang melimpah, maka faktor keamanan juga diperhatikan salah satunya dibangun benteng Kota Tempilang ini," jelas Elvian.
Terkini Lainnya
- Syarat Pendakian Tektok Gunung Slamet via Blambangan, Perhatikan Cuaca
- 11,5 Juta Turis Asing Kunjungi Indonesia hingga Oktober 2024
- 13 Kantor Imigrasi di Indonesia Kini Hanya Terima Permohonan E-Paspor
- Imigrasi Promosi Golden Visa Indonesia di Konferensi Internasional di Singapura
- Picu Keributan, Penumpang di Pesawat Dilakban
- Pura Hindu Pertama di Belanda Diresmikan, Seperti Apa?
- Nikmati Liburan Akhir Tahun di Berbagai Destinasi Wisata Gratis Kota Paris Van Java
- Masuk Daftar Kota Terbaik Dikunjungi 2024, Jakarta Punya Destinasi Menarik untuk Libur Akhir Tahun
- Sumba Jadi Destinasi Terbaik Dikunjungi 2024, Tempat Tepat untuk Libur Akhir Tahun
- Dulu Viral karena Keindahannya, Pantai Wonogoro Malang Kini Rusak akibat Banjir
- Daya Tarik Wisata dan Budaya Polinesia, Jadi Inspirasi Latar Film Moana
- Janji-janji Maskapai Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik
- 2 Bayi Harimau, 1 Bayi Owa, dan 2 Bayi Penguin Lahir di Taman Safari Indonesia
- Wisata Gratis di Yogya, Indahnya Hamparan Sawah Berlatar Perbukitan Menoreh
- 15 Cara Cegah Sakit Saat Liburan Nataru yang Masih Musim Hujan
- 5 Tips Pulihkan Diri Setelah Scuba Diving, Tetap Terhidrasi
- Laska Hotel Sukabumi Lakukan Rebranding, Simak Tarif Menginapnya
- 4 Tips Pertama Kali Snorkeling untuk Pemula
- Rute Menuju Bangsring Underwater Banyuwangi, Hemat Pakai Kereta Api
- Desa Wisata Patakbanteng di Wonosobo, Tak Cuma Pendakian Gunung Prau