Penutupan Reguler TN Komodo Bisa Tingkatkan Kunjungan di Labuan Bajo
LABUAN BAJO, - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Siga mengatakan, pihaknya berencana menutup Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, secara reguler pada hari-hari tertentu.
Menurut dia selain menjaga keberlanjutan kawasan TN Komodo, penutupan secara reguler itu juga diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan ke spot wisata daratan di Manggarai Barat.
"Misalkan kita tutup satu hari saja, wisatawan bisa melakukan kegiatan wisata di Labuan Bajo. Secara langsung meningkatkan lama tinggal wisatawan. Sehingga kawasan bisa recovery, selama ini TN Komodo selalu jadi utama," ujar Hendrikus di Labuan Bajo, Jumat (19/7/2024).
Baca juga: Rentetan Kecelakaan Kapal Wisata di Perairan Komodo
Manfaat lain adalah mendorong peningkatan peluang ekonomi bagi masyarakat yang berada sekitar daya tarik wisata di pulau Flores dan sekitarnya.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Selain itu, juga mendorong efektivitas pengelolaan melalui penataan kembali SDM, infrastruktur, relasi dengan para pihak terutama masyarakat dalam kawasan sebagai bagian dari revitalisasi instrumen pengelolaan TN Komodo.
Saat ini belum ada pembatasan
Ia menambahkan, selama ini wisatawan yang datang ke TN Komodo selama ini sulit dikontrol, belum ada pembatasan jumlah kunjungan turis di kawasan tersebut.
Karena itu tahun ini BTNK menggandeng lembaga pendidikan tinggi dan Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk melakukan kajian daya tampung dan daya dukung kawasan, sehingga jumlah turis yang berkunjung bisa dikontrol.
Baca juga: Wacana Penutupan TN Komodo secara Reguler, Wabup Manggarai Barat: Tunggu Hasil Kajian Ilmiah
Ia mengatakan, sebelumnya Pemerintah Pusat pernah melakukan kajian serupa, dari kajian itu disebutkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo dibatasi maksimal 219.000 orang per tahun.
Alasannya ada perubahan perilaku komodo dan kondisi lingkungan karena jumlah pengunjung yang sudah berlebih.
"Tahun ini akan dilakukan studi oleh pusat kajian pariwisata UGM disupport BPOLBF tentang daya dukung dan daya tampung TN Komodo, karena kami menyadari (jumlah kunjungan) ini harus dibatasi," bebernya.
Terkini Lainnya
- Wujudkan Golo Mori Labuan Bajo yang Ramah Lingkungan, Sampah Jadi Fokus Utama
- Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih
- 15 Wisata Alam di Malang untuk Liburan Nataru yang Berkesan
- 15 Wisata Keluarga di Malang Saat Nataru, Seru dan Edukatif
- Rute Menuju ke Bukit AsLan Bandar Lampung
- Harga Tiket dan Paket di Bukit AsLan
- Kemenpar Promosikan Desa Wisata dalam Ajang Pariwisata Dunia di Vietnam
- Kabupaten Semarang Punya Desa Wisata Terbanyak di Jawa Tengah
- Menikmati Sunrise dan Sunset Spektakuler di Bukit AsLan
- Camping Seru di Bukit AsLan, Fasilitas Lengkap Paket Hemat
- Aston Kartika Grogol Hadirkan Promo untuk Sambut Natal dan Tahun Baru
- Menjelajahi Hutan dengan ATV Forest Adventure di Bukit AsLan
- Kesalahan Saat Pemeriksaan Keamanan Bandara, Awas Bisa Gagal Terbang
- Tarif Mendaki Gunung Fuji Akan Naik Dua Kali Lipat
- Tips Liburan Musim Dingin di Luar Negeri
- Desa Wisata Jatimulyo di Kulon Progo Masuk 50 Besar ADWI, Ini Keunggulannya
- Rentetan Kecelakaan Kapal Wisata di Perairan Komodo
- Mengenang Pendakian Gunung Semeru Saat Masih Buka, Perjalanan 3-4 Hari
- Status Gunung Semeru Turun, Pendakian Tidak Buru-buru Dibuka
- Cara Menuju ke Kampung Main Cipulir