Pelaku Wisata Tolak Wacana Penutupan Reguler Taman Nasional Komodo

LABUAN BAJO, - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Taman Nasional Komodo, berencana menutup Taman Nasional Komodo secara reguler di pada.
Dengan begitu, nantinya TN Komodo akan tutup untuk kunjungan wisata pada waktu-waktu tertentu.
"Sehingga kawasan bisa recovery. Selama ini TN Komodo selalu jadi utama," ujar Kepala Balai Taman Nasional Komodo Hendrikus Saga, dilansir dari Sabtu (20/7/2024).
Baca juga: Wacana Taman Nasional Komodo Ditutup 2025 untuk Wisata, Mungkinkah?
Merespons rencana itu, Sekretaris DPC Asosiasi Perjalanan Wisata Manggarai Barat, Getrudis Naus, menegaskan bahwa pihaknya menolak dengan keras rencana tersebut. Sebab akan melumpuhkan pariwisata Labuan Bajo.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Ia pun meminta pemerintah tidak seenaknya menutup kawasan TN Komodo yang adalah tujuan utama wisatawan yang datang ke Labuan Bajo.
"Saya minta pihak otoritas tidak seenaknya melakukan penutupan kawasan Komodo seperti yang mereka wacanakan sekarang ini. Tidak cukup 3 tahun kemarin Covid-19 itu kawasan tidak ada pengunjung?" ujar Getrudis saat dihubungi Selasa (22/7//2024).
Baca juga: Rencana Penutupan TN Komodo pada 2025, Kemenparekraf: Komunikasikan Lebih Awal
Ia pun bertanya, apakah pemerintah pernah berpikir tentang kehidupan manusia di Manggarai Barat yang hidupnya bergantung pariwisata.
"Perlu dicerna baik-baik adalah Komodo itu adalah ikon utama dari sekian destinasi yang ada di Flores pada umumnya dan Manggarai Barat khususnya," ujar dia.
Ia menambahkan, perlu diketahui bahwa para tamu atau wisatawan suda ada yang booking ke Labuan Bajo sampai 2026.

"Mereka harus sosialisasi ke publik sebelum ambil keputusan. Kaji matang setiap kebijakan yang hendak diambil. Pikirkan nasib masyarakat yang bergantung pada pariwisata," kata Getrudis.
Sementara itu dilansir dari , Senin (22/7/2024), Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya mengatakan, hal ini perlu dikomunikasikan lebih awal ke wisatawan.
Baca juga: Wacana Penutupan TN Komodo secara Reguler, Wabup Manggarai Barat: Tunggu Hasil Kajian Ilmiah
"Harus mengomunikasikan lebih awal kepada wisatawan, kenapa ditutup, dan pasti mereka akan mengapresiasi," ujarnya.
Terkini Lainnya
- Makam Sunan Giri Gresik: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Ziarah Makam Sunan Giri Gresik, Wisata Religi Menyambut Ramadhan
- Kawah Ratu Gunung Salak Bogor: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Wisata Non-Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sementara, Kenapa?
- Jadwal DAMRI Cawang, Bisa ke Lampung dan Surabaya mulai Rp 190.000
- Berpetualang di Kawah Ratu Gunung Salak Bogor
- Cuaca Buruk, 300 Penerbangan Pesawat di Amerika Dibatalkan
- 5 Tips Simpan Perhiasan Saat Traveling, Jangan Taruh Bagasi Tercatat!
- Hasil Investigasi Lion Air, 4 Porter Diduga Terlibat Pencurian Emas dari Koper Penumpang
- Fadli Zon Sebut Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Program Kerja Kementerian Kebudayaan
- Perhiasan Emas Hilang di Koper, Lion Air Imbau Penumpang Simpan Barang Berharga di Kabin Pesawat
- Berikut Tanggal Cuti Bersama Lebaran 2025, Persiapkan Destinasi Liburanmu
- Kronologi Penumpang Lion Air Kehilangan Emas di Koper, Kerugian hingga Rp 7,6 Juta
- Fadli Zon Terbuka soal Ahli Luar Negeri Teliti Situs Gunung Padang
- Cegah Pencurian Barang di Koper Saat Naik Pesawat, Jangan Taruh Barang Berharga di Bagasi
- Hari Anak Nasional, Jagat Satwa Nusantara TMII Tawarkan Promo Buy 1 Get 1
- Taman Safari Prigen Punya Rekreasi Baru, Bisa Nikmati Panorama Hutan
- Tarif Masuk Venesia Sukses Hasilkan Rp 42,8 Miliar dan Kurangi Wisatawan
- Rute ke Nuansa Bening, Tempat Makan With View di Selo Boyolali
- Harga Sepeda Gunung Capai Rp 100 Juta, Apa Alasannya?