pesonadieng.com

Penutupan Reguler TN Komodo, Kawasan Konservasi Perlu Istirahat

Ilustrasi komodo.
Lihat Foto

LABUAN BAJO, - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup kawasan wisata Taman Nasional Komodo secara reguler pada 2025.

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh menyampaikan, bahwa rencana itu adalah hal yang umum dilakukan di kawasan konservasi yang memerlukan proses pemulihan dan regenerasi.

Menurut Frans, rencana penutupan berkala terhadap aktivitas wisata dalam Kawasan TNK yang ditargetkan pada pertengahan tahun 2025 mendatang tentu dilakukan melalui beberapa kajian.

Baca juga: Studi Temukan Zat Besi di Gigi Komodo, Mirip Dinosaurus T-rex

Seperti daya dukung dan visitor management sebagai upaya memastikan konservasi sumber daya, terutama satwa komodo dan ekosistem di daratan dan perairan.

"Rencana penutupan reguler kawasan TN Komodo ini juga bisa menjadi ajang edukasi yang baik bagi para wisatawan," kata Frans di Labuan Bajo, Jumat (27/7/2024).

Ia melanjutkan, penutupan berkala dan sistem buka tutup kunjungan pada kawasan TN Komodo dilakukan untuk manfaat jangka panjang terhadap upaya pemerintah dalam upaya konservasi.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Upaya konservasi, lanjut dia , untuk merawat kelangsungan kawasan TN Komodo ke depannya dapat terjaga dan dapat membantu mempertahankan reputasi destinasi pariwisata premium Labuan Bajo.

Ia mengatakan, penutupan berkala umumnya biasa dilakukan di beberapa kawasan Taman Nasional (TN) yang ada di Indonesia. Kawasan konservasi perlu tetap menjaga, merawat sumber daya yang dimiliki agar tidak rusak atau punah.

"Proses pemulihan dan regenerasi tetap diperlukan agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan keseimbangan alami" jelas Frans.

Baca juga: Pelaku Wisata Tolak Wacana Penutupan Reguler Taman Nasional Komodo

Ia menyampaikan bahwa penutupan kawasan dilakukan bertahap, bukan untuk jangka panjang dan sistem yang dilakukan adalah buka tutup kunjungan. Itu merupakan bagian dari strategi visitor management.

Kawasan konservasi perlu istirahat

Ia menjelaskan, kawasan konservasi seperti TN Komodo perlu rehat untuk pemulihan ekosistem.

Sehingga untuk sementara waktu tersebut, para pelaku industri pariwisata dapat merencanakan atau mengalihkan kunjungan wisatawan ke destinasi lain yang ada di luar kawasan.

Pemenang Pegipegi Yuk! Jelajah Indonesiamu saat mengunjungi sarang komodo, di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/11/2018)./MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pemenang Pegipegi Yuk! Jelajah Indonesiamu saat mengunjungi sarang komodo, di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/11/2018).

Strategi visitor management ini dilakukan agar destinasi-destinasi alternatif lainnya di luar kawasan TN Komodo bisa menjadi pilihan kunjungan bagi para wisatawan.

"Jadi yang akan dilakukan adalah rencana pengaturan waktu kunjungan ke kawasan konservasi tersebut. Bisa 1 hari dalam seminggu atau 1 hari dalam dua minggu, sementara hari- hari lain kawasan tetap dibuka," tutur Frans.

Baca juga: TN Komodo Rencana Tutup Reguler, Pemerintah Harus Siapkan Spot Wisata Lain

Para operator dan tour guide pun perlu membuat strategi dan mengomunikasikan secara tepat kepada calon wisatawan terkait antisipasi jadwal kunjungan agar tidak mendadak.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat