pesonadieng.com

Wacana Tiket Konser Kena Cukai, Dikhawatirkan Pengaruhi Pengeluaran Turis Asing

Sebelum penutupan acara, penonton disuguhkan dengan kejutan kembang api yang sangat meriah
Lihat Foto

JAKARTA, - Wacana tiket konser dikenakan cukai ramai jadi pembicaraan di media sosial selama sepekan belakangan.

Harga tiket konser internasional yang dinilai sudah mahal, disebut akan bertambah mahal dengan cukai yang diisukan akan berlaku untuk tiket konser.

Baca juga: Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

"Ini tiket hiburan, ini sampai sold out, sampai ada konser di Singapura, dan itu dibeli. Dan masyarakat Indonesia saya kira kaya-kaya," kata Direktur Teknis dan Fasilitas DJBC Iyan Rubiyanto, dikutip dari berita  yang tayang pada Rabu (24/7/2024).

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai DJBC, Nirwala Dwi Heriyanto, menuturkan, barang yang dikenakan cukai mempunyai karakteristik konsumsi yang perlu dikendalikan, dan peredarannya perlu diawasi.

Selain itu, barang yang dikenakan cukai masuk kategori pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.

Sejauh ini, Nirwala menyampaikan, wacana tiket konser dikenakan cukai masih membutuhkan proses sangat panjang dengan banyak tahapan. Salah satunya mendengarkan aspirasi masyarakat.

Baca juga:

Bisa berdampak ke wisman

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno usai Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (29/7/2024)./Krisda Tiofani Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno usai Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (29/7/2024).

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno turut menyampaikan pendapatnya usai Weekly Press Briefing di Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).

"Kita perlu economic modelling. Berapa sih yang ditarget dari cukai untuk tiket konser ini? Karena narasi yang kita mainkan ke luar negeri adalah kita berdaya saing," kata Sandiaga.

Ia menghitung, bila tiket konser dikenakan cukai, pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) sekitar 1.500 dollar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 24,41 juta, per orang dalam tiap kunjungan bisa saja hilang.

"Saya rasa, kita jangan terlalu bersuuzan, tapi lebih baik berhusnuzan. Kita lihat, pastikan ekosistem yang dibangun ini cost dan benefit sudah diketahui sebelum diambil sebuah kebijakan," jelas dia.

Baca juga: 3 Upaya Pemerintah Hadirkan Konser Internasional Setara Taylor Swift

Namun, Sandiaga mengakui bahwa Indonesia membutuhkan ruang fiskal yang lebih luas, tapi mengenakan cukai pada tiket konser dianggap bukanlah solusi.

"Apakah ini tepat untuk diberikan cukai sekarang? Apakah enggak produk-produk lain? Mestinya kita masuk ke dalam diskusi yang lebih teknokratis, lebih mendalam sehingga jangan sampai justru merugikan kita," lanjut dia.

Lebih lanjut, Sandiaga menilai bahwa layanan digitalisasi konser di Indonesia masih terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing, sekaligus peningkatan kualitas sejumlah tempat konser besar, termasuk Gelora Bung Karno (GBK).

Baca juga:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat