Venesia Vs Overtourism: Grup Wisata Dibatasi dan Megafon Dilarang
- Kota Venesia di Italia akan menjadi sedikit lebih tenang. Setidaknya itu harapan dari pemerintah kota yang telah melarang pemandu wisata menggunakan megafon dan membatasi anggota grup wisata jadi hanya 25 orang.
Namun, ada pengecualian untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun, serta siswa dan kunjungan pendidikan.
Aturan baru ini seharusnya diterapkan pada bulan Juni, tetapi pelaksanaannya tertunda karena banyak pemandu wisata yang telah dipesan oleh grup wisata.
Baca juga: Tarif Masuk Venesia Sukses Hasilkan Rp 42,8 Miliar dan Kurangi Wisatawan
Wisatawan dan pemandu yang melanggar batas jumlah 25 orang atau menggunakan pengeras suara akan dikenai denda sekitar 50-100 dollar AS. Aturan ini juga berlaku di pulau-pulau Venesia seperti Murano, Burano, dan Torcello.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Langkah ini adalah bagian dari upaya pemerintah setempat untuk memerangi overtourism akibat lonjakan wisatawan yang memecahkan rekor pascapandemi.
Upaya memerangi overtourism di Venesia
Pada bulan April 2024, Venesia menjadi kota pertama di dunia yang mengenakan biaya masuk dalam program percontohan yang berlangsung selama 29 hari dan menghasilkan pemasukan Rp 42,8 miliar.
Terdapat protes pada hari pertama penerapan biaya ini, dengan penduduk setempat membawa spanduk dan menunjukkan paspor mereka sebagai bentuk kemarahan karena kota mereka diperlakukan seperti taman hiburan atau museum.
Baca juga: Tarif Masuk Venesia Sukses Hasilkan Rp 42,8 Miliar dan Kurangi Wisatawan
Namun, kota ini mengatakan akan menggandakan biaya tersebut ketika kembali menerapkannya, kemungkinan akhir tahun 2024.
Pihak Pemerintah Kota Venesia melaporkan bahwa biaya tersebut telah dibayarkan sebanyak 485.062 kali selama program percontohan.
Venesia bukan satu-satunya kota yang berjuang melawan overtourism. Protes anti-pariwisata telah menyebar di seluruh Eropa musim panas ini, dengan demonstrasi terjadi di Belanda, Yunani, dan Spanyol.
Pejabat di pulau Santorini, Yunani, sedang mempertimbangkan untuk membatasi jumlah kapal pesiar yang dapat berlabuh di pantainya.
Baca juga: Demo Anti-Pariwisata di Barcelona, Massa Tembaki Wisatawan
Pada awal Juli 2024, para pengunjuk rasa berbaris melalui daerah wisata populer di kota Barcelona, Spanyol, menyemprot wisatawan sambil meneriakkan "wisatawan pulang."
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa banyak kota di Eropa sedang mencari cara untuk menyeimbangkan manfaat ekonomi dari pariwisata dengan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari penduduk setempat.
Terkini Lainnya
- Amanah Borneo Park, Wisata di Tengah Alam Kalimantan
- Korea Selatan Targetkan 19.000 Kunjungan Wisatawan MICE Indonesia 2024
- 5 Tips Pendakian Tektok, Jangan Mendaki Tektok Sebelum Melakukan Ini
- Fasilitas Face Recognition Ada di 19 Stasiun Kereta, Ini Cara Daftarnya
- Pembahasan RUU Kepariwisataan Ditunda, Menparekraf: Tidak Ada yang Tidak Diajak Bicara
- Turis Indonesia Peringkat Ke-12 Paling Banyak ke Jepang Tahun 2024
- Pemerintah Bentuk Satgas untuk Pantau Tarif Akomodasi Jelang MotoGP Indonesia 2024
- Pendakian Tektok Marak di Media Sosial, Apa Tidak Berbahaya?
- Roma Akan Batasi Jumlah Turis di Air Mancur Trevi yang Ikonis
- Jepang Belum Batasi Turis Asing, Imbas Monkeypox
- Sadranan Park, Wisata Baru untuk Keluarga di Gunungkidul
- Wahana Seru yang Ada di Sadranan Park, Bisa Naik Monorel
- Simak Rute Menuju ke Sadranan Park Gunungkidul
- Hotel Berbintang di Mandalika Penuh Jelang MotoGP 2024, Wisatawan Diarahkan Pesan di Mataram dan Senggigi
- Fasilitas Lengkap Berwisata di Sadranan Park Gunungkidul, Apa Saja?
- 5 Tips Wisata ke Kali Odo dekat Salatiga, Bawa Kacamata Renang
- Meriahkan Bulan Kemerdekaan, PUBG Mobile Ajak Pemain Sambangi 5 Destinasi Super Prioritas
- Citilink Terbang ke Jeddah dan Madinah, Optimalkan Pasar Umrah
- 5 Villa Sekitar Curug Cilember Bogor, Harga Mulai Rp 500 Ribuan
- Rute Menuju Wisata Jati Sewu Gresik, Dekat dari Pusat Kota