Cerita Kelompok Seniman Asal Blitar, Berangkat Pukul 01.30 WIB demi Ikut Festival Bantengan Nuswantara
BATU, - Demi melestarikan kesenian bantengan, Paguyuban Pecut Samadiman asal Blitar, Jawa Timur, rela menempuh perjalanan jauh sejak dini hari untuk ikuti Festival Bantengan Nuswantara di Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (4/8/2024).
Kelompok kesenian bantengan itu memulai perjalanan sejak pukul 01.30 WIB, seperti disampaikan oleh salah satu anggotanya, Rafael Pito Wahyu Bintang Pratama (21).
Rafael mengatakan, semangat kebersamaan dan pelestarian budaya menjadi motivasi utama mereka.
Baca juga: Ribuan Orang Padati Kota Batu Tonton Aksi Bantengan Jawa Timur
"Namanya sama-sama pencinta budaya ya, pelestari seni itu kita harus sama-sama iso nyengkuyung-lah, bahasa Jawa-nya itu harus iso nyengkuyung, guyub rukun seduluran sekatak," kata Rafael, Minggu (4/8/2024).
Paguyuban Pecut Samadiman membawa sekitar 20 anggotanya dalam kendaraan untuk mengikuti festival ini. Meskipun perjalanan cukup melelahkan, semangat mereka tidak surut untuk menyuguhkan penampilan terbaiknya.
"Tadi berangkat dari Blitar setengah dua dini hari sampai di sini jam lima subuh. Jam lima pagi," katanya.
Kelompoknya sudah kedua kalinya mengikuti Festival Bantengan Nuswantara setelah tahun lalu.
Paguyuban Pecut Samadiman juga telah mempersiapkan tampilan khusus dengan melakukan latihan yang intens sebelumnya.
Baca juga:
- Disparta Kota Batu Janji Beri Ruang Tampil bagi Kesenian Bantengan
- Meriahnya Festival Bantengan Nuswantara di Kota Batu, Turis Asing Ikut Serta
"Kalau latihannya ada. Memang sudah dipersiapkan. Nanti untuk acara di-finish kan diberi waktu sekian menit untuk menampilkan acara dari paguyubannya masing-masing," ujarnya.
Salah satu ciri khas Paguyuban Pecut Samadiman adalah pertunjukan Macan Lodoyo yang akan ditampilkan dalam festival ini.
"Ciri khasnya dari Pecut Samadiman Blitar itu akan menampilkan Macan Lodoyo. Macan Lodoyo yang bertarung dengan pecut," jelas Rafael.
Baca juga: Mengenal Kesenian Bantengan Jawa Timur yang Nyaris Punah
Perbedaan antara bantengan di Blitar dan Malang juga menjadi sorotan. Rafael menjelaskan, di Blitar, kesenian bantengan lebih mengacu pada sosok lembu sura, sedangkan kesenian bantengan di Malang lebih murni sebagai hewan alas.
"Kalau bantengan kan kalau di sebelah Blitar atau Kediri ya, itu kan bantengan cenderung karena itu mewujudkan seorang lembu sura. Tapi kalau banteng(an) di Malang itu kan murni banteng yang diwujudkan sebagai banteng itu hewan alas (hewan di hutan)," terangnya.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Bikin Perjalanan Makin Nyaman, Ini 3 Tip Sewa Mobil Aman Saat Liburan di Bali
- 6 Kesalahan Tamu Hotel Saat Menginap yang Sering Terjadi
- Bandara Internasional Komodo Terus Benahi Layanan untuk Kenyamanan Wisatawan
- Keseruan Bermain Air di Waterboom The Gondang Park
- Jam Buka dan Harga Tiket The Gondang Park Klaten
- Cara Menuju ke The Gondang Park
- Harga Tiket Masuk di HILLpark Sibolangit Sumatera Utara Terbaru
- Cegah Masuk Teroris, Jepang Akan Terapkan Sistem Otoritas Perjalanan Elektronik
- Berkunjung ke Pangkalpinang, Jangan Lupa Mampir ke Agrowisatanya
- Fasilitas dan Wahana di The Gondang Park Klaten
- The Gondang Park, Wisata Edukasi dan Sejarah Menarik di Klaten
- Merayakan Ulang Tahun Hu Chun, Panda Betina di Taman Safari Bogor
- Diakui Dunia, Geopark Kebumen Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
- Great Barrier Reef di Australia Berupaya Seimbangkan Pariwisata dan Ekologi
- 750 Pelari Susuri Bangunan Heritage di Kota Malang Malam Hari
- Ribuan Orang Padati Kota Batu Tonton Aksi Bantengan Jawa Timur
- 3 Oleh-oleh Khas Pekalongan, Ada Batik dan Kopi Rempah
- TransNusa Layani Penerbangan Perdana Rute Jakarta-Subang Malaysia
- Grand Carnival Jember Fashion Carnival 2024, 30 Persen Kostum dari Bahan Daur Ulang
- Rawat Ekosistem Kreatif, Peken Tjilatjapan Kembali Digelar