Travel Pattern Ziarah Religi Katolik di Labuan Bajo, Beri Pengalaman Lebih ke Wisatawan
LABUAN BAJO - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Kevikepan Labuan Bajo merilis travel pattern atau peta perjalanan ziarah religi Katolik di Labuan Bajo.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Flores (BPOLBF) Frans Teguh menyampaikan, ini jadi salah satu cara memberikan pengalaman lebih kepada para wisatawan.
Menurut dia, wisata ziarah religi Katolik ini bisa menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan karena dapat memberikan pengalaman spiritual dan kegiatan berbeda.
Baca juga: Parapuar Labuan Bajo Tarik Minat Investor Kembangkan Wisata Hijau dan Gerakkan Rantai Pasok
"Pengadaan peta perjalanan ini juga dilakukan untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," kata dia di Labuan Bajo, Sabtu (10/8/2024).
Ia melanjutkan, pariwisata dilakukan dengan tetap memerhatikan tren wisata di masa mendatang yang cenderung bersifat personalize (pribadi), customize (minat khusus), localize (lokalitas), dan smaller in size (jumlah wisatawan yang tidak terlalu massif).
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Frans juga menyampaikan bahwa perilisan ini juga bersamaan dengan moment Festival Golo Koe dengan tujuan agar para wisatawan, peziarah, maupun pengunjung juga memiliki alternatif aktivitas selain mengikuti rangkaian Event Festival Golo Koe.
Vikep Labuan Bajo, Romo Rikard Manggu menyampaikan, inisiatif itu merupakan langkah positif untuk memperkenalkan keindahan spiritual serta kekayaan budaya yang dimiliki Labuan Bajo kepada umat Katolik dan masyarakat luas.
Baca juga: Turis Asing Borong Produk UMKM Peserta Apresiasi Kreasi Indonesia 2024 di Labuan Bajo
"Kami berharap para pengunjung dapat merasakan kedamaian dan inspirasi dalam kunjungan mereka, serta mendapatkan kesempatan untuk lebih mendalami iman mereka melalui pengalaman yang mendalam di lokasi-lokasi religius di Labuan Bajo," kata Romo Rikard.
Pihaknya percaya bahwa melalui inisiatif ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kesadaran pelestarian budaya dan peluang besar untuk mempromosikan toleransi sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat Manggarai Barat.
Baca juga: Investasi di Parapuar Labuan Bajo Didorong Dukung Pariwisata Berkelanjutan
"Ini adalah peluang besar untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman lintas agama, serta mendukung perekonomian lokal melalui pariwisata yang bertanggung jawab," sambung Rikard.
Terkini Lainnya
- Tempat Camping Seru di Banjarbaru, Kalimantan Selatan
- 4 Gunung di Pulau Jawa yang Tidak Dianjurkan untuk Pendakian Tektok
- Sederet Wahana Seru di Amanah Borneo Park, Ada Kereta Gantung
- 5 Perlengkapan Standar untuk Pendaki Tektok, Bawa Ransel dan Permen
- Amanah Borneo Park, Wisata di Tengah Alam Kalimantan
- Korea Selatan Targetkan 19.000 Kunjungan Wisatawan MICE Indonesia 2024
- 5 Tips Pendakian Tektok, Jangan Mendaki Tektok Sebelum Melakukan Ini
- Fasilitas Face Recognition Ada di 19 Stasiun Kereta, Ini Cara Daftarnya
- Pembahasan RUU Kepariwisataan Ditunda, Menparekraf: Tidak Ada yang Tidak Diajak Bicara
- Turis Indonesia Peringkat Ke-12 Paling Banyak ke Jepang Tahun 2024
- Pemerintah Bentuk Satgas untuk Pantau Tarif Akomodasi Jelang MotoGP Indonesia 2024
- Pendakian Tektok Marak di Media Sosial, Apa Tidak Berbahaya?
- Roma Akan Batasi Jumlah Turis di Air Mancur Trevi yang Ikonis
- Jepang Belum Batasi Turis Asing, Imbas Monkeypox
- Sadranan Park, Wisata Baru untuk Keluarga di Gunungkidul
- GTR Ultra 2024 di Gunung Gajah dan Telomoyo, Kombinasi Trek Menantang dan Panorama Indah
- Kunjungan Turis Asing di Bali, Paling Banyak dari Australia
- Pemilihan Putra Putri Pariwisata Jadi Promosi Wisata Jayapura
- Turis Inggris Ketahuan Ukir Inisial Nama di Rumah Berusia 2.000 Tahun di Pompeii
- Etika di Pesawat Ini Sering Terlupakan: Perhatikan Kursi Depan Anda