pesonadieng.com

Pemda DIY Targetkan Isu Sampah Kelar September 2024

Suasana TPA Regional Piyungan setelah ditutup beberapa hari
Lihat Foto

JAKARTA, - Pascapenutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan secara permanen pada Mei 2024 lalu, persoalan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian membesar.

Singgih Raharjo, Kadispar Provinsi DIY periode Januari 2019-Juli 2024 sekaligus PJ Walikota Yogyakarta periode Juni 2023-Mei 2024, menuturkan, provinsi DIY menghasilkan 260 ton sampah per hari.

"Banyak teknologi yang tersedia dan waktu saya menjadi PJ walikota, memilih untuk mengolah sampah yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, bisa berwujud kompos," ujar Singgih.

Baca juga: Wisatawan yang Pungut Sampah di Kota Ini Dapat Imbalan Makan dan Tur

"Namun kemudian, tidak bisa mengolah keseluruhan sampah karena totalnya sekitar 260 ton per hari dan hanya bisa mengolah 110 ton per hari," tambah Singgih saat bergabung daring dalam Weekly Brief with Sandiuno, Senin (12/8/2024).

Pasalnya, masalah sampah di DIY kini dilimpahkan pada kota/kabupaten masing-masing, bukan lagi tanggung jawab pemda DIY.

Sejauh ini, ada dua hal yang dilakukan Singgih dan masih terus berlanjut, yakni edukasi soal pengurangan sampah dan cara mengolah sampah itu sendiri.

Baca juga: Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Singgih Raharjo, Kadispar Provinsi D.I Yogyakarta periode Januari 2019-Juli 2024 sekaligus PJ Walikota Yogyakarta periode Juni 2023-Mei 2024 dalam Weekly Brief with Sandiuno, Senin (12/8/2024).Tangkapan layar YouTube Kemenparekraf Singgih Raharjo, Kadispar Provinsi D.I Yogyakarta periode Januari 2019-Juli 2024 sekaligus PJ Walikota Yogyakarta periode Juni 2023-Mei 2024 dalam Weekly Brief with Sandiuno, Senin (12/8/2024).

Menurut Singgih, Hotel Phoenix bisa menjadi contoh perwakilan industri pariwisata yang bertanggung jawab dengan sampah organiknya.

Cerita sukses pengolahan sampah hotel tersebut dibagikan pada desa wisata dan masyarakat sekitar, demi mengedukasi cara mengolah sampah mandiri.

"Sekarang ada tiga hotel yang sudah mengikuti hal tersebut dan saya pantau terus untuk memastikan bahwa pariwisata turut berpartisipasi," ungkap Singgih.

Selain itu, edukasi mengenai pengurangan barang sekali pakai, juga dibagikan oleh Singgih, terutama untuk penggunaan botol-botol sekali pakai.

Baca juga: Sampah Jadi Perhatian Saat Libur Lebaran, Jangan Sampai Tempat Wisata Jadi Jorok

Kelar September 2024

Masalah sampah ini berdampak besar pada pariwisata DIY. Sebab, ekonomi provinsi ini sangat bergantung pada pariwisata, di luar pendidikan yang juga menjadi sektor terbesarnya.

"Kenapa sampah itu penting untuk pariwisata? Karena esensi pariwisata itu kenyamanan dan untuk nyaman itu ya harus bersih," tutur Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf.

"Sampah ini tidak hanya tidak baik untuk mata, tetapi tidak baik juga untuk penciuman," jelasnya. 

Agus Priono, pelaksana tugas ketua dinas pariwisata provinsi DIY, menargetkan masalah pengolahan sampah di provinsi DIY akan selesai pada September 2024.

Baca juga: Gerakan Wisata Pendakian Bebas Sampah Mulai Digencarkan demi Kelestarian Alam

Menurutnya, butuh waktu dan proses panjang untuk mengalihkan pengolahan sampah dari satu TPA ke kota atau kabupaten masing-masing.

"Kami dari pemda DIY, senantiasa melakukan upaya lain untuk memastikan masalah sampah selesai, dan akan memantau prosesnya supaya berjalan lancar," kata Agus.

"Kami berharap selesai secepatnya, mudah-mudahan September sudah bisa diselesaikan," pungkas dia.

Baca juga: Yogya Darurat Sampah, Turis Asing Keluhkan Tumpukan Sampah di Trotoar

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat