Suka dengan Satwa, Ini Syarat Menjadi Zookeeper

- Penjaga hewan (zookeeper) bertugas memelihara satwa, baik dari segi lingkungan, kesehatan, nutrisi, tingkah laku, sampai mental hewan.
Meski tugasnya spesifik, tidak bisa dilakukan sembarang orang. Nyatanya, sampai saat ini, Indonesia belum memiliki pendidikan formal untuk penjaga satwa.
"Memang belum ada pendidikan khusus untuk menjadi zookeeper di Indonesia. Biasanya, zoo keeper direkrut dari lulusan SMA, D1, D3, dan sarjana," kata Tony Sumampau, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) sekaligus salah satu pendiri Taman Safari Indonesia.
Baca juga: Aturan Memberi Makan Satwa di Taman Safari Bogor
Kasubdit Pengawetan Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menambahkan, sejauh ini akademi penjaga hewan baru ada di luar negeri.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
"Alangkah baiknya di Indonesia sudah mulai direncakan untuk akademi perawat satwa atau kurator, sehingga meningkatkan SDM yang sejalan dengan pendidikannya," ujar Badi'ah dalam pertemuan media di Action Indonesia Day 2024, Rabu (21/8/2024).
Syarat utama jadi zookeeper: Cinta satwa
Tak terbatas pada latar belakangan pendidikan, saat ini, Tony mengungkapkan, syarat utama menjadi penjaga satwa adalah cinta hewan.

"Memang syarat perawat satwa ini yang paling penting adalah memiliki passion di situ, cinta terhadap satwa-satwa," ungkap Tony.
Baca juga: Apa Beda Taman Safari dan Kebun Binatang?
Calon-calon zookeeper dari berbagai latar pendidikan, akan dilatih oleh pihak kebun binatang maupun taman safari, sebelum terjun langsung menghadapi satwa.
Calon penjaga satwa akan dilatih selama tiga hingga empat bulan untuk mempelajari tingkah laku satwa.

Selain belajar teori, mereka juga diterjunkan langsung ke kandang atau zona satwa untuk memelajari bahasa tubuh satwa.
"Pendidikan dulu, sambil mendapat pengalaman langsung di lapangan. Nanti naik tingkat sesuai tahapannya," ujar Tony.
Baca juga: Alasan Museum Macan Angkat Isu Konservasi Laut dalam Pameran
PKBSI rutin mengadakan pelatihan sebanyak tiga hingga empat kali dalam satu tahun, sementara khusus syarat lanjutan bagi zookeeper, kata Tony, akan disesuaikan dengan kebun binatang atau lembaga konservasi masing-masing.
Terkini Lainnya
- PHRI Minta Sektor Pariwisata Jadi Prioritas, Bukan Sekadar Aksesori
- Makam Sunan Giri Gresik: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Ziarah Makam Sunan Giri Gresik, Wisata Religi Menyambut Ramadhan
- Kawah Ratu Gunung Salak Bogor: Harga Tiket, Jam Buka, dan Lokasi
- Wisata Non-Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sementara, Kenapa?
- Jadwal DAMRI Cawang, Bisa ke Lampung dan Surabaya mulai Rp 190.000
- Berpetualang di Kawah Ratu Gunung Salak Bogor
- Cuaca Buruk, 300 Penerbangan Pesawat di Amerika Dibatalkan
- 5 Tips Simpan Perhiasan Saat Traveling, Jangan Taruh Bagasi Tercatat!
- Hasil Investigasi Lion Air, 4 Porter Diduga Terlibat Pencurian Emas dari Koper Penumpang
- Fadli Zon Sebut Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Program Kerja Kementerian Kebudayaan
- Perhiasan Emas Hilang di Koper, Lion Air Imbau Penumpang Simpan Barang Berharga di Kabin Pesawat
- Berikut Tanggal Cuti Bersama Lebaran 2025, Persiapkan Destinasi Liburanmu
- Kronologi Penumpang Lion Air Kehilangan Emas di Koper, Kerugian hingga Rp 7,6 Juta
- Fadli Zon Terbuka soal Ahli Luar Negeri Teliti Situs Gunung Padang
- Malam Ini, Ada Bazar Kuliner di Lapangan Merdeka Pangkalpinang
- Genjot Kunjungan Wisata, Gunungkidul Gelar Sport Tourism di Nglanggeran
- Wisata Akhir Pekan ke Perpusatakaan dan Galeri Kota Bogor
- Dieng Culture Festival Masuk 10 Besar Acara Terbaik Versi Kemenparekraf
- Hari Kedua Dieng Culture Festival 2024, Ritual Cukur Rambut Gimbal hingga Penerbangan Lampion