pesonadieng.com

Kemenparekraf: Tarian Tradisional untuk Promosi Pariwisata Indonesia

Tari Caci dari Flores merupakan kesenian tradisional Indonesia yang memiliki karakter keberanian dan kepahlawanan.
Lihat Foto

- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung penggunaan tarian tradisional sebagai sarana untuk mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional, karena hal itu bisa berdampak pada sektor pariwisata.

“Tarian tradisional sangat berhubungan dengan seni pertunjukan dan budaya, juga erat kaitannya dengan pariwisata,” kata Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf Restog Krisna Kusuma di Cirebon, Jawa Barat, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, khususnya pada seni tari. Produk kesenian ini perlu dimanfaatkan sebagai alat promosi wisata.

Dengan pengelolaan profesional, kata dia, seni tari tradisional yang dipentaskan dapat menarik minat wisatawan mancanegara untuk datang dan berwisata ke Indonesia.

Atas dasar tersebut, Kemenparekraf bersama seluruh pemangku kepentingan lainnya telah berkolaborasi untuk mendukung sekaligus memberikan nilai tambah pada seni tari tradisional yang ada di daerah.

Baca juga:

“Kami dari Kemenparekraf berkolaborasi memberikan dukungan dan fasilitasi untuk memberikan nilai tambah pada seni tari. Indonesia bisa mengenalkan budaya di dunia luar, tetapi dengan kualitas yang bagus,” ujarnya.

Restog menuturkan salah satu bentuk kolaborasi itu yakni penyelenggaraan ajang Pemilihan Puteri Tari kedua Tahun 2024, yang bertujuan untuk menyaring talenta terbaik dari seluruh daerah di Indonesia pada bidang seni tari.

Menurutnya, ajang yang diinisiasi oleh Yayasan Gentra Lestari Budaya (GLB) ini tidak hanya fokus melestarikan budaya, melainkan menjadi upaya efektif dalam mengintegrasikan tari tradisional sebagai daya tarik pariwisata.

Tari Piring khas Minangkabau, Sumatra Barat.Shutterstock/Lili Aini Tari Piring khas Minangkabau, Sumatra Barat.

“GLB menurut saya adalah salah satu yayasan yang tidak hanya konsen, tetapi berkelanjutan mencoba melestarikan kebudayaan dari seni tari di seluruh nusantara,” tuturnya.

Selain seni tari, Kemenparekraf juga memberikan dukungan signifikan untuk pelestarian dan promosi wisata budaya melalui berbagai agenda strategis di daerah.

Dari total 110 agenda yang didukung Kemenparekraf pada 2024, sekitar 60 persen di antaranya berfokus pada budaya.

Baca juga: Tari Remo, Tarian Pembuka Ludruk dan Penyambut Tamu di Jawa Tmur

Restog menambahkan dukungan ini bertujuan untuk menghidupkan pariwisata di daerah, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.

Kemenparekraf berkomitmen untuk menjadikan pariwisata berbasis budaya, sebagai salah satu pilar utama dalam pengembangan sektor pariwisata nasional.

“Kami memfasilitasi agenda di daerah untuk masuk dalam ajang Karisma Event Nusantara 2024. Dalam prosesnya, kami melakukan kurasi ketat dan hasilnya ada 110 agenda yang masuk,” ucap dia. 

Baca juga:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat