Kemenparekraf: Komunikasi Tentang Calon Konsumen Penting untuk PKL Puncak
- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor menolak untuk direlokasi ke tempat yang baru, yakni ke kawasan Rest Area Gunung Mas.
Menanggapi hal ini, Adyatama Kepariwisatawan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya mengungkapkan dalam hal ini pemerintah sebaiknya berkomunikasi dengan para PKL dan memastikan bahwa di tempat relokasi juga ada konsumen.
"Ini persoalan komunikasi, jadi pemerintah kalau boleh saran, tidak hanya fasilitas yang dipindahkan, tetapi juga dijamin agar pasarnya juga ada," kata Nia dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Baca juga: Lokasi Bekas Pembongkaran Lapak PKL Puncak Bogor Akan Diubah Jadi Jalur Pedestrian dan Taman
Pasalnya, lanjut Nia, salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh PKL ketika direlokasi yaitu ketersediaan pasar.
"Karena pedagang itu ujung-ujungnya (mempertanyakan) apa yang saya dapatkan kalau saya pindah? Saya (para pedagang) tidak mau kehilangan konsumen," ujarnya.
Sebagai informasi, telah dilakukan penertiban tahap II terhadap bangunan liar yang ada di jalur wisata Puncak pada Senin (26/8/2024).
Dikutip dari (23/8/2024) terhitung ada sekitar 196 bangunan liar mulai dari Gantole hingga Puncak Passa yang ditertibkan.
Penertiban bangunan liar di jalur wisata Puncak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor sebagai upaya untuk penataan kawasan Puncak. PKL nantinya akan dipindahkan ke kawasan Rest Area Gunung Mas.
Baca juga:
5 Aktivitas di Agrowisata Gunung Mas Bogor, Bisa Kemah di Tepi Sungai
Agrowisata Gunung Mas: Tiket Masuk, Jam Buka, Rute, Aktivitas, dan Tips Berkunjung
Pada penertiban lapak pedagang ini, Pemkab Bogor meratakan 329 bangunan di sepanjang Jalur Puncak, terdiri dari 185 bangunan dari Gantole hingga Rest Area Gunung Mas, dan 144 bangunan dari Simpang Taman Safari Indonesia hingga Rest Area Gunung Mas.
Pemkab Bogor juga memastikan perekonomian pedagang kaki lima atau PKL di Kawasan Wisata akan menjadi lebih baik setelah pindah ke Rest Area Gunung Mas.
Pembangunan rest area di lahan seluas tujuh hektare milik PT Perkebunan Nusantara ini telah dilakukan sejak tahun 2020-2021.
Rest Area Gunung Mas memiliki kapasitas 516 kios terdiri dari 100 kios untuk pedagang basah seperti sayur dan buah, serta 416 kios untuk pedagang kering seperti oleh-oleh dan camilan. Masing-masing kios memiliki luas 11 meter persegi baik basah maupun kering.
Menambahkan dari (8/7/2024), Pejabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengatakan bahwa jalur wisata Puncak, nantinya akan difungsikan sebagai jalur pejalan kaki atau pedestrian.
Baca juga: Panduan Wisata Tea Bridge Gunung Mas, Harga Tiket Masuk hingga Rute
Selain itu, kawasan tersebut akan diperindah dengan taman yang dihias lampu-lampu dan pagar.
"Kita usulkan jalur pedestrian, pelebaran jalan, pembangunan taman-taman, pengadaan lampu, dan PJU," ungkap Asmawa melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/7/2024).
Terkini Lainnya
- Taman Galuh Panorama Perbukitan Hijau di Bondowoso
- Pantai Porok Gunung Kidul, Keindahan Pantai yang Diapit 2 Bukit
- Pesawat "Delay" atau Batal Terbang, Ini 7 Hal yang Perlu Dilakukan
- Ke Mana Perginya Barang Sitaan yang Ada di Bandara?
- Pantai Porok Gunung Kidul: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka
- Berkunjung ke Taman BKT, Ini 4 Kegiatan yang Bisa Dilakukan
- Jadwal dan Tarif Damri Menuju Kepulauan Derawan
- Amaris Hotel Manado Baru Dibuka, Tarif Menginap Rp 490.000-an
- Mengenal Sejarah Hari Raya Kuningan, Turunnya Dewa dan Leluhur ke Bumi
- Cara ke Taman BKT di Jakarta Timur Naik JakLingko, Transjakarta, dan KRL
- Atraksi Budaya dan Alam Jadi Daya Tarik Pengunjung Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024
- 5 Hotel Murah di Bali Dekat Pantai Kuta, mulai Rp 150.000
- Bandara Ngurah Rai Bali Punya 90 "Autogate" Baru
- Rumah Pohon Inyiak Bukittinggi: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka
- Rumah Pohon Inyiak Spot Foto Instagenik di Bukittinggi
- Wisata Edukasi dan Wahana di Milkindo Green Farm Kepanjen Malang
- Milkindo Green Farm Kepanjen Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
- Kemenparekraf: Tarian Tradisional untuk Promosi Pariwisata Indonesia
- The Great Asia Africa di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket 2024
- 5 Wisata Olahraga dan Outdoor di Danau Toba, Coba Paralayang