Serunya Naik ATV di Coconut Farm Garden Cianjur, Sensasi Offroad di Alam Terbuka
- Menaklukkan debu, menembus barisan pepohonan, dan melintasi batu-batu di jalur setapak yang terjal dengan ATV (All-Terrain Vehicle) memberikan sensasi tersendiri bagi pengunjung Coconut Farm Garden.
Menjelajahi jalur offroad sepanjang 2 kilometer (km) di area agrowisata ini merupakan perpaduan sempurna antara adrenalin, kesenangan, dan eksplorasi alam.
Rasa lelah dan energi yang terkuras selama mengendarai kendaraan empat roda itu pun seketika sirna, digantikan dengan pemandangan alam hijau yang memanjakan mata sejauh mata memandang.
Baca juga: Serunya Ngabuburit di Tengah Hutan Pinus Orchid Forest Cikole
Di atas bukit, teras vila kayu berlantai dua, pengunjung dapat sejenak beristirahat dan memulihkan stamina dengan seteguk air kelapa yang menyegarkan sebelum melanjutkan petualangan hingga garis akhir.
Eksplorasi medan terjal di alam bebas ini merupakan salah satu dari sekian banyak wahana yang bisa dijajal pengunjung di agrowisata yang berlokasi di Kampung Cikole, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Selain itu, Coconut Farm Garden juga menawarkan berbagai fasilitas lainnya, seperti sarana bermain anak, bungalow, gazebo, kolam renang, dan mini zoo.
Dengan memadukan konsep kebun, peternakan, dan pariwisata sebagai atraksi utamanya, pengunjung mendapatkan pengalaman edukatif sambil berekreasi.
Baca juga: Wahana dan Atraksi Air di CAS Water Park Cikole
Tak banyak yang mengetahui bahwa tempat wisata yang mengusung konsep agrowisata terpadu ini dulunya bekas tambang pasir atau lokasi galian C yang gersang dan kerontang.
Kendati Coconut Farm Garden baru dibuka untuk umum dua bulan yang lalu, butuh waktu tiga tahun untuk menyulap tempat ini hingga menjadi seperti sekarang.
Revitalisasi tempat ini diawali dengan penghijauan. Ribuan bibit pohon kelapa dan aneka tanaman buah ditanam di atas lahan seluas 8,9 hektar ini.
"Sengaja kita pilih kelapa jenis batang pendek seperti genjah, Thailand, wulung, gading, dan pandanwangi, supaya pengunjung dapat memetik sendiri saat berbuah nanti," kata pengelola Coconut Farm Garden bernama Monika (44) kepada , Minggu (1/9/2024).
Pengembangan berkelanjutan
Monika yang mengelola seorang diri dengan beberapa pegawainya itu masih terus melakukan pengembangan, di antaranya menata area camping ground, kolam renang, lapangan tembak, dan kolam pemancingan.
Termasuk penambahan jalur offroad untuk trek motor ATV dan trail supaya nantinya dapat menerabas arus sungai.
"Kalau jalurnya sendiri mengikuti kondisi kontur yang memang sudah seperti ini, dan kebetulan di belakang ada sungai yang masuk ke area ini sehingga akan kita pakai untuk jalur," kata dia. Sejauh ini, Coconut Farm Garden tidak membanderol tiket masuk.
Harga sewa untuk setiap unit motor trail, ATV, dan sepeda listrik pun jauh di bawah rerata harga sewa biasanya.
“Belum ada ticketing juga, saya ingin menyenangkan warga sekitar. Untuk sewa ATV saja hanya Rp 25.000, kita masih promo,” ujar Monika.
Baca juga: Terminal Wisata Grafika Cikole: Harga Tiket, Penginapan, dan Aktivitas
Transformasi bekas tambang pasir menjadi kawasan agrowisata ini merupakan langkah maju dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memanfaatkan lahan yang dulunya tidak produktif.
Monika berharap, tempat wisata ini tidak hanya memberikan pengalaman rekreasi bagi pengunjung, tetapi juga dapat mengedukasi pentingnya menjaga lingkungan.
Dengan fasilitas dan wahana yang tersedia, Coconut Farm Garden berupaya menggabungkan petualangan, edukasi, dan relaksasi yang dapat berjalan seiring dalam harmoni.
Terkini Lainnya
- 5 Perlengkapan Standar untuk Pendaki Tektok, Bawa Ransel dan Permen
- Amanah Borneo Park, Wisata di Tengah Alam Kalimantan
- Korea Selatan Targetkan 19.000 Kunjungan Wisatawan MICE Indonesia 2024
- 5 Tips Pendakian Tektok, Jangan Mendaki Tektok Sebelum Melakukan Ini
- Fasilitas Face Recognition Ada di 19 Stasiun Kereta, Ini Cara Daftarnya
- Pembahasan RUU Kepariwisataan Ditunda, Menparekraf: Tidak Ada yang Tidak Diajak Bicara
- Turis Indonesia Peringkat Ke-12 Paling Banyak ke Jepang Tahun 2024
- Pemerintah Bentuk Satgas untuk Pantau Tarif Akomodasi Jelang MotoGP Indonesia 2024
- Pendakian Tektok Marak di Media Sosial, Apa Tidak Berbahaya?
- Roma Akan Batasi Jumlah Turis di Air Mancur Trevi yang Ikonis
- Jepang Belum Batasi Turis Asing, Imbas Monkeypox
- Sadranan Park, Wisata Baru untuk Keluarga di Gunungkidul
- Wahana Seru yang Ada di Sadranan Park, Bisa Naik Monorel
- Simak Rute Menuju ke Sadranan Park Gunungkidul
- Hotel Berbintang di Mandalika Penuh Jelang MotoGP 2024, Wisatawan Diarahkan Pesan di Mataram dan Senggigi
- Serunya Lomba Balap Perahu Tradisional di Semarang, Dayung Pakai Tangan Kosong
- Desa Wisata Les di Bali Utara, Punya Salah Satu Air Terjun Tertinggi Pulau Dewata
- JHL Collections Direncanakan Buka Glamping di Gili Trawangan
- Kemenparekraf Bersiap Ajukan Buleleng Bali Masuk UNESCO Creative Cities Network
- 7 Agenda Akhir Pekan di Jakarta, Ada Bazar Kerajinan Tangan dan Pameran Aksara Jawa