Jepara Punya Tradisi Perang Obor yang Unik
KOMPAS.Com - Perang Obor adalah salah satu tradisi unik yang ada di Desa Tegalsambi, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Tradisi perang obor merupakan salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton.
Dilansir dari visitjawatengah.jatengprov.go.id pada, Senin (02/09/2024) Tradisi unik perang obor ini dilakukan setiap tahun pada Senin Pahing malam Selasa Pon di bulan Dzulhijjah.
Baca juga: Tradisi Sedekah Bumi di Jepara, Warga Serbu 50 Gunungan
Sejarah awal mula tradisi perang obor
Tradisi perang obor berawal dari Legenda Ki Gemblong yang lalai terhadap hewan ternaknya. Lalu Kyai Babadan, pemilik ternak, marah dan kemudian memukul Ki Gemblong dengan obor. Namun, api dari obor tersebut malah menyembuhkan ternak yang sakit.
Maka dari itu kisah tersebut membentuk kepercayaan bahwa api obor memiliki kekuatan untuk mengusir bala dan membawa kesehatan.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Dalam tradisi ini, para peserta saling menyerang dengan obor yang terbuat dari pelepah kelapa yang telah dikeringkan.
Walaupun terlihat berbahaya tapi tradisi ini dilakukan dengan semangat kebersamaan dan kegembiraan.
Makna dan filosofi tradisi perang obor
Terdapat makna dan filosofi yang digambarkan dari tradisi ini yaitu, perjuangan melawan hal-hal buruk dan keinginan untuk selalu membawa kebaikan dalam kehidupan.
Baca juga: Asal-usul Tradisi Baratan di Jepara, Pesta Rakyat Sebelum Ramadhan
Api dianggap sebagai simbol pembersihan dari segala hal negatif. Selain itu, Perang Obor juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar warga desa satu sama lain.
Makanan khas Jepara
Sambil menikmati tradisi perang obor para penonton juga bisa sambil berkuliner khas Jepara yaitu kintelan, salah satu makanan yang terbuat dari bahan dasar singkong yang kemudian diolah menjadi makanan yang memiliki ciri khas rasa yang unik.
Perang Obor harus tetap dijaga karena bukan hanya sekadar tradisi tahunan, melainkan sebuah warisan budaya yang sarat akan makna dan nilai sejarah.
Baca juga: 5 Resor di Jepara Dekat Pantai, Bisa Nikmati Sunset dan Sunrise
Masyarakat dan para pengunjung yang datang dapat merasakan bagaimana kearifan lokal terus dilestarikan dari generasi ke generasi di kota Jepara ini.
Terkini Lainnya
- Tempat Camping Seru di Banjarbaru, Kalimantan Selatan
- 4 Gunung di Pulau Jawa yang Tidak Dianjurkan untuk Pendakian Tektok
- Sederet Wahana Seru di Amanah Borneo Park, Ada Kereta Gantung
- 5 Perlengkapan Standar untuk Pendaki Tektok, Bawa Ransel dan Permen
- Amanah Borneo Park, Wisata di Tengah Alam Kalimantan
- Korea Selatan Targetkan 19.000 Kunjungan Wisatawan MICE Indonesia 2024
- 5 Tips Pendakian Tektok, Jangan Mendaki Tektok Sebelum Melakukan Ini
- Fasilitas Face Recognition Ada di 19 Stasiun Kereta, Ini Cara Daftarnya
- Pembahasan RUU Kepariwisataan Ditunda, Menparekraf: Tidak Ada yang Tidak Diajak Bicara
- Turis Indonesia Peringkat Ke-12 Paling Banyak ke Jepang Tahun 2024
- Pemerintah Bentuk Satgas untuk Pantau Tarif Akomodasi Jelang MotoGP Indonesia 2024
- Pendakian Tektok Marak di Media Sosial, Apa Tidak Berbahaya?
- Roma Akan Batasi Jumlah Turis di Air Mancur Trevi yang Ikonis
- Jepang Belum Batasi Turis Asing, Imbas Monkeypox
- Sadranan Park, Wisata Baru untuk Keluarga di Gunungkidul
- Rute Menuju Batang Tabik Waterpark dari Kota Payakumbuh
- Batang Tabik Waterpark Payakumbuh: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
- 5,34 Juta Wisnas ke Luar Negeri per Juli 2024, Malaysia Jadi Favorit
- Wabah Mpox, Belum Ada Wisatawan yang Batalkan Perjalanan ke Indonesia
- Jumlah Kunjungan Wisman 7,7 Juta sampai Juli 2024, Tertinggi sejak 2020