Mengapa Bali Sering Dipilih Jadi Lokasi Konferensi?
- Konferensi atau pertemuan penting tingkat nasional bahkan internasional, sering kali diselenggarakan di Bali.
Mulai dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), Tourism Ministerial Meeting, The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment In Tourism in Asia, sampai yang terbaru, World Water Forum.
Bukan tanpa alasan bila Bali hampir selalu terpilih menjadi lokasi pertemuan penting di tingkat dunia.
Baca juga: 8 Tempat Wisata di Bali Selain Pantai untuk Long Weekend
Menurut Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Bali memang sangat diminati (demanding) bagi pendatang asal berbagai negara.
"Utamanya acara-acara MICE, Bali memang sudah menjadi top of mind karena demanding," ujar Nia dalam Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (2/9/2024).
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)
Rute udara menuju Bali pun tak sulit ditempuh dari banyak bandara di berbagai dunia, sehingga memudahkan pengisi konferensi untuk tiba di Bali tanpa perlu banyak transit.
Baca juga: Duta Orchid Garden Bali, Lihat Anggrek Lebih Dekat
"Maunya langsung terbang tanpa banyak transit. Bali punya akses itu," lanjut Nia.
Belum lagi, ekosistem di Bali yang sudah terbentuk dan memudahkan pemenuhan kebutuhan konferensi.
Misalnya, tempat (venue), akomodasi, sampai layar LED, seperti disebutkan Nia yang menjadi kebutuhan umum selama konferensi berlangsung.
"Kalau terjadi apa-apa, safety security, ekosistem pendukung, rumah sakit, dan sebagainya, mungkin lebih kuat, tetapi memang akses dan top of mind menjadi citra kuat," ungkap dia.
Baca juga: Kemenparekraf Bersiap Ajukan Buleleng Bali Masuk UNESCO Creative Cities Network
Daya tarik wisata Bali juga memikat banyak orang. Ada saja wakil-wakil dalam konferensi yang sengaja menetap lebih lama di Bali untuk menikmati keindahan alam dan budaya pulau ini.
Namun demikian, Nia tidak menampik penumpukan wisatawan di Bali, khususnya di bagian Selatan yang terjadi belakangan ini.
"Kita semua tau bahwa persoalannya, (Bali) terlalu terkonsentrasi di Selatan. Makanya Kemenparekraf juga sudah mulai mempromosikan destinasi di Bali yang less crowded," tutup Nia.
Terkini Lainnya
- Jepang Jadi Negara Terbaik di Dunia 2024, Menang 2 Kali Berturut-turut
- Digelar Sore Ini, Wayang Jogja Night Carnival 2024 Targetkan 40.000 Pengunjung
- Penumpang Kereta Wisata Meningkat 70,82 Persen hingga September 2024
- Kereta Argo Parahyangan dan Sri Tanjung Jadi Favorit Turis Asing hingga September 2024
- Jadwal dan Tarif DAMRI Denpasar-Jember 2024, Bisa Lanjut ke Lumajang
- Desa Penglipuran Bali: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024
- Wayang Jogja Night Carnival 2024 Digelar Senin 7 Oktober, Karnaval Kesenian Rayakan HUT Ke-268 Kota Yogya
- Likupang, Pecahan Surga di Ujung Sulawesi
- Pantai Penyusuk dan Pulau Putri di Bangka, Punya Terumbu Karang Indah
- Desa Wisata Tanjung Boleng Labuan Bajo Dilatih Kembangkan Wisata Kuliner
- 15 Aturan Tak Tertulis yang Perlu Diketahui Sebelum ke Jepang
- Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024: Wujudkan Promosi Pariwisata Berkelanjutan
- Wisatawan di Congkar, Manggarai Timur, Disambut dengan Kain Tenun Khas dan Tradisi Unik Setempat
- 5 Tempat Nongkrong Dekat Taman Banjir Kanal Timur, Ada Yang Buka 24 Jam
- 5 Wisata Sekitar Taman Banjir Kanal Timur Jakarta, Ada Wisata Bersejarah
- 5 Alternatif Wisata di Bogor Selain Puncak, Hindari Terjebak Macet
- Kebumen Jadi Tuan Rumah Geofest ke-6 Tahun 2025, Targetkan 300 Peserta
- Libur Panjang Maulid Nabi 2024, Penumpang di Stasiun Malang Naik 37 Persen
- Long Weekend Maulid Nabi 2024, Tempat Wisata di Kota Batu Ramai Pengunjung
- Long Weekend Maulid Nabi, Okupansi Hotel di DIY Capai 100 Persen