pesonadieng.com

Mitigasi Risiko di Desa Wisata Wae Lolos Labuan Bajo, Tingkatkan Rasa Aman Wisatawan

Liburan nasional Isra Mikrab Nabi Muhammad Saw, pada Jumat (9/2/2023), wisatawan padati spot wisata seribu air terjun yabg terletak di Kampung Adat Langgo, Desa Wisata Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Lihat Foto

LABUAN BAJO, - Kegiatan Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi), digelar di Desa Wisata Wae Lolos, Labuan Bajo.

Mengusung tema "Mitigasi Risiko di Destinasi Wisata", kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat di Desa Wisata Wae Lolos untuk kesiapan menghadapi berbagai potensi risiko krisis, seperti bencana di tempat wisata.

Kegiatan ini digelar oleh Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Budaya (Disparekrafbud) Manggarai Barat, berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), serta Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). 

Baca juga: Seringnya Kecelakaan Wisata di Labuan Bajo, Perlu Sistem Info Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak

Desa Wae Lolos terletak di Kecamatan Sano Nggoang. Desa ini terkenal dengan julukan Seribu Air terjun, salah satunya yaitu Cunca Lolos, yang terkenal dengan air terjun dan pemandangan alamnya yang memukau.

Namun, seiring dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung, perhatian khusus perlu diberikan terutama pada aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Konstant M. Nandus, Direktur Destinasi Pariwisata BPOLBF, mengatakan penyelenggaraan kegiatan mitigasi risiko di destinasi wisata diadakan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.

“Tamu atau wisatawan yang berkunjung ke sini akan mendapatkan rasa nyaman jika kita mengelola destinasi dan lingkungan sekitar destinasi dengan baik," kata dia di Wae Lolos pada Sabtu (21/9/2024).

Baca juga: Bawa Termos Bambu, Edi-Weng Ingin Labuan Bajo Bebas dari Sampah Plastik

Menurut Konstant, dalam berwisata bukan hanya keindahan destinasi, fasilitas, pelayanan, dan keramahtamahan, tetapi juga harus memastikan jaminan keamanan wisatawan.

"Sehingga kesan Desa Wae Lolos yang indah ini juga diiringi dengan rasa aman dan menjamin keselamatan para wisatawan dari risiko baik alam maupun karena faktor kelalaian," sambung dia.

Pariwisata berkelanjutan untuk generasi selanjutnya

Ia menambahkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan untuk pengembangan pariwisata hari ini ditujukan untuk keberlangsungan generasi berikutnya.

Menurut dia, pengelolaan desa wisata bukan hanya untuk kelangsungan dan kebutuhan hari ini saja, tetapi untuk generasi kita ke depannya.

Pelatihan mitigasi risiko di desa wisata Wae Lolos Labuan Bajo pada Sabtu (21/9/2024) Dokumen Pokdarwks desa wisata Wae Lolos Pelatihan mitigasi risiko di desa wisata Wae Lolos Labuan Bajo pada Sabtu (21/9/2024)

"Memang jika dilihat, apa yang kita bangun dan kerjakan hari ini belum terlihat hasilnya, tetapi kedepannya jika dikelola dengan baik dengan memperhatikan unsur keamanan dan keberlanjutan wisata maka pasti bisa dirasakan oleh generasi mendatang,” ujarnya.

Chrispin Mesima, Sekretaris Disparekrafbud Manggarai Barat menjelaskan, perlu adanya intervensi dan keterbukaan dalam mengelola Desa Wisata terutama setelah Desa Wae Lolos menjadi salah satu lokasi untuk Program Fasilitas Masyarakat Desa Wisata (FASMADEWI), karena masih perlunya penataan manajemen tata kelola desa yang lebih terbuka.

"Ini juga menjadi sarana teman-teman di Desa Wae Lolos untuk memperkenalkan diri agar bisa dikenal dan selalu ada dalam jangkauan dan kerangka pengembangan pariwisata Indonesia, sehingga Desa Wae Lolos tercatat secara resmi dan masuk ke dalam anugrah desa wisata Indonesia,” tutur Chrispin.

Baca juga: Wae Lolos, Desa Seribu Air Terjun yang Mimpi Jadi Desa Wisata Super Premium

Alfonsius Arfon, Camat Sano Nggoang menegaskan bahwa kebersihan dan keelokan lingkungan menjadi poin penting untuk membangun desa wisatayang nyaman.

Pelatihan Mitigasi risiko memberikan wawasan baru bagi masyarakat desa untuk memberi layanan optimal bagi wisatawan agar merasa aman jika berkunjung ke sini.

"Saya yakin pelatihan hari ini menjadi modal yang tidak boleh kita abaikan, terutama bagaimana bersikap ramah, sopan santun, dan pelayanan yang aman serta nyaman. Rasa aman dan nyaman akan tercipta jika kita menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan baik di sekitar Rumah Adat maupun lingkungan rumah warga,” tutup Alfons.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat