pesonadieng.com

Update Harga Tiket Pesawat Domestik, Maskapai Baru Diharapkan Bantu Turunkan Harga

Ilustrasi pesawat.
Lihat Foto

JAKARTA, - Satuan tugas (satgas) penurunan harga tiket pesawat terus melakukan rapat terkait mahalnya tiket pesawat domestik.

Hal itu disampaikan Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan & Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dalam Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Senin (30/9/2024).

"Dalam rapat satgas tersebut, sudah ada beberapa komponen yang dibahas dan ada beberapa di antaranya yang harus dilakukan pengkajian," ujar Nia.

Baca juga: Pentingnya Tekanan Udara di Kabin Pesawat, Bisa Fatal Jika Bermasalah

Permasalahan soal mahalnya tiket pesawat domestik tak hanya dikaji oleh Kemenparekraf, melainkan melibatkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Keuangan (Kemekeu).

"Targetnya akhir Oktober nanti sudah bisa disampaikan (hasil kajian) dari komponen tersebut," tutur dia.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)

Lebih lanjut, ketika ditemui wartawan usai konferensi pers mingguan tersebut, Nia menyebut setidaknya ada sembilan komponen penyebab harga tiket pesawat mahal yang sudah dikenali dan akan dikaji.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Kemenparekraf Dorong Transportasi Laut dan Darat

Salah satu komponen tersebut adalah penyedia avtur yang disebut-sebut sebagai penyebab harga tiket pesawat mahal.

"Lalu yang kedua, seandainya PPN pelanggan dihilangkan, nanti bakal seperti apa? Apakah ada insentif dari pemerintah terkait bebas pajak ini? Masih akan dikaji," lanjut Nia.

Bila melirik pada pemangkasan PPN dalam harga tiket pesawat, Nia menuturkan, perkiraan Sandiaga Uno, Menteri Kemenparekraf, akan ada penurunan harga tiket pesawat sebesar 10 persen.

Maskapai baru

Selain avtur dan pajak, minimnya jumlah pesawat juga menjadi penyebab harga tiket pesawat domestik yang kian tak masuk akal.

Jumlah pesawat berkurang dan angkanya tidak lagi sebanyak lima tahun silam atau sebelum pandemi Covid-19.

travel - Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Menparekraf Sandiaga Uno, doorstop Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (30/9/2024)./Krisda Tiofani travel - Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Menparekraf Sandiaga Uno, doorstop Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (30/9/2024).

Baru-baru ini, muncul maskapai penerbangan baru, BBN Airlines Indonesia, yang diharapkan bisa menyediakan lebih banyak opsi maskapai bagi pelanggan.

"Paling tidak, kalau suplainya semakin banyak, pilihan (pesawatnya) juga semakin banyak," kata Nia.

Baca juga: Kursi Kelas Satu Jadi Beban, Maskapai di Swiss Ini sampai Modifikasi Pesawat

"Kompetisi kan tidak selalu buruk ya. Untuk customer, kadang kompetensi itu memberikan pilihan yang lebih baik dan pasti supplier juga akan memberikan gimik-gimik supaya orang memilih dia," tambah Nia.

Namun demikian, Nia menyatakan belum tahu lebih banyak soal BBN Airlines Indonesia yang sudah berdiri sejak 2022 silam.

Ia masih berkomunikasi dengan pihak maskapai tersebut untuk memastikan rute penerbangan sampai jumlah pesawat.

Baca juga: Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Dibentuk, Sudah Ada Penugasan

Dikutip dari laman resmi BBN Airlines Indonesia, ada rencana mendatangkan 40 pesawat pada 20027 mendatang untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di Indonesia.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat